33 fisioterapis dan peran guru dalam layanan fisioterapi. Selain itu,
melakukan wawancara dan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait dengan proses pelaksanaan layanan fisioterapi di SLB Negeri 1
Bantul.
C. Subjek Penelitian
Sanapiah Faisal 2010: 109 menyatakan bahwa “Subjek penelitian yaitu menunjuk pada orangindividu atau kelompok yang dijadikan unit
atau satuan kasus yang diteliti ”. Subjek pada penelitian ini yaitu
fisioterapis, guru dan anak tunadaksa yang ada di SLB Negeri 1 Bantul. Subjek penelitian berjumlah 10 dengan riancian tiga fisioterapis, lima guru
jurusan tunadaksa dan dua anak tunadaksa. Penelitian ini menggunakan teknik dalam menentukan subjek
penelitian secara purposive. Seperti halnya yang dijelaskan oleh Sugiyono 2010: 300 bahwa purposive adalah teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto 2003: 112 subjek penelitian adalah subjek yang ingin dituju oleh peneliti, atau
dengan kata lain merupakan subjek yang menjadi pusat perhatian peneliti. Berdasarkan pada hal tersebut, penelitian ini mengambil subjek
fisioterapis, guru dan anak tunadaksa yang berada di SLB Negeri 1 Bantul. Penelitian ini menggunakan sebanyak tiga fisioterapis, lima guru dan dua
anak tunadaksa sebagai subjek penelitian. Adapun penetapan subjek penelitian ini didasarkan atas beberapa kriteria penentuan subjek
penelitian, yakni:
34 1.
Fisioterapis yang bekerja di SLB Negeri 1 Bantul. 2.
Subjek guru yaitu dipilih dengan kriteria sebagai wali kelas jurusan tunadaksa. Subjek guru yang dipilih yaitu wali kelas jenjang SDLB
karena pada jenjang SDLB wali kelas memiliki waktu yang lebih banyak dalam mengajar anak tunadaksa.
3. Subjek anak tunadaksa dengan kriteria sebagai berikut:
a. Anak mengalami hambatan fisik.
b. Anak mendapatkan layanan fisioterapi.
c. Mampu berkomunikasi dengan baik.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi wawancara mendalam, observasi partipatif dan dokumentasi.
1. Wawancara Mendalam
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada teknik wawancara yaitu wawancara mendalam indepth interview. Wawancara adalah
metode dalam mengumpulkan data dengan memberikan pertanyaan- pertanyan mengenai hal yang diperlukan sebagai data penelitian
Suryaputra N. Awangga, 2007: 134. Hasil dari pengumpulan data dengan wawancara yaitu berupa jawaban-jawaban dari informan.
Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara kualitatif. Menurut M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur 2012: 176 wawancara
kualitatif berarti peneliti mengajukan pertanyaan yang tidak terikat oleh susunan pertanyaan agar lebih bebas dan leluasa, namun peneliti tetap
35 menyimpan pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada informan
mengenai masalah.
2. Observasi Partisipatif
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti harus turun ke lapangan untuk mengamati hal-hal yang berkaitan
dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, 2012:
164. Pengamatan atau observasi dalam pengumpulan data merupakan tambahan dari wawancara Moehar Daniel, 2003: 147. Penelitian ini
menggunakan observasi partisipatif yaitu peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat atau orang-orang yang sedang diteliti untuk
dapat melihat dan memahami gejala-gejala yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan fisioterapi yang
dilakukan oleh fisioterapis.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang
tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya Sanjaya Yasin, 2011: 1. Dokumentasi adalah pembuatan
dan penyimpanan bukti-bukti dalam penelitian yaitu seperti gambar, tulisan, suara, dll,. terhadap segala hal, baik objek atau juga peristiwa
yang terjadi Suryaputra N. Awangga, 2007: 135. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data pelengkap dari metode wawancara