Argumen Kemampuan Berpikir Logis

commit to user 40 2 Tahap pembentukan pendapat. Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan pengertian. Pada tahap pembentukan pendapat, pengertian-pengertian yang telah diperoleh pada tahap pertama dicoba menghubung-hubungkannya. Berdasarkan hubungan tersebut ditariklah suatu pendapat. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat. Dengan demikian, pada hakikatnya sebuah alinea adalah gabungan dari beberapa pendapat, karena dalam alinea atau paragraf terdapat beberapa kalimat. 3 Tahap penarikan kesimpulan. Pada tahap ini, diperolehnya suatu pendapat bukan berarti kegiatan berpikir logis telah selesai, justru itulah inti kegiatan berpikirlogis dimulai, yaitu penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan pendapat akhir dari kegiatan berpikir logis. Dalam berpikir logis, penarikan kesimpulan tersebut sesuai dengan teori yang dilakukan secara induktif, deduktif, dan analogi. Berkaitan dengan penarikan kesimpulan ini, Garlikov menjelaskan bahwa untuk membuat pernyataan kesimpulan yang benar diperlukan bukti-bukti yang aktual, cukup dan sesuai dengan apa yang dinyatakan. http:www.educ.kent. edudeafedb990423.htm.

g. Argumen

Banyak argumen yang tidak sepenuhnya dinyatakan. Simpulan satu atau lebih premis atau dua-duanya mungkin tidak dinyatakan. Argumen ini disebut entimem Enthymemes. Sebuah premis dihilangkan karena hal ini jelas kepada siapa argumen dinyatakan. commit to user 41 Premis yang mengikuti membuat argumen sebelumnya menjadi benar. Sebuah aturan untuk menyediakan premis yang hilang ini disebut Principle of Charity. Ini adalah aturan dimana seseorang seharusnya menyediakan premis yang hilang karena meletakkan argumen pada tempat yang sesuai. Dalam argumen deduktif, kesimpulan yang ditarik dari premis-premis menjadi kesimpulan yang tidak mungkin bagi premis-premis itu benar dan kesimpulannya salah ; sedangkan karakteristik argumen induktif adalah bahwa kesimpulan dari sebuah argumen merupakan kesimpulan yang ditarik dari premis dengan syarat bahwa hal ini mungkin terjadi jika kesimpulannya salah walapun diketahui kebenaran setiap premis. Tingkat ketidakmungkinan bervariasi dari argumen satu dengan yang lain. Dalam argumen, orang tidak berharap bahwa kesimpulan pasti benar jika premisnya benar. Premis semata-mata memberikan bukti untuk mendukung kesimpulan dan tidak lebih dari itu. Argumen deduktif dikatakan valid bagi premis benar dan kesimpulannya salah. Georgacarakos dan Smith 1979: 4-7 mengemukakan bahwa apa yang dimaksud dengan argumen adalah satu hal tertentu yang dapat kita gunakan dalam kegiatan berpikirberalasan reasoning, meyakinkan convincing, atau membujuk persuading. Statement atau pernyataan adalah sebuah kalimat yang bisa benar atau salah. Argumen adalah serangkaian pernyataan yang salah satunya disebut kesimpulan ditarik dari pernyataan lainnya disebut premis. Argumen dapat commit to user 42 digunakan untuk membujuk atau meyakinkan orang untuk mempercayai suatu pernyataan. Sedangkan logika adalah studi tentang bagaimana kita sebaiknya membentuk argumen. Argumen yang valid adalah argumen yang ditarik dari premis. Sound Argu- men adalah argumen yang valid dimana premis-premisnya benar. Untuk menyatakan bilamana argumen itu valid, yang dapat dilakukan adalah menentukan kesimpulan yang benar yang ditarik dari premis-premis yang ada. Definisi bentuk argumen adalah suatu rangkaian pernyataan masing-masing disebut premis dan sebuah pernyataan lagi yang disebut kesimpulan. Untuk menentukan bentuk argumen, menggunakan prosedur berikut ini: 1 menyingkat pernyataan argumen dan kemudian kita membuat pernyataan dari argumen-argumen itu. Akan tetapi,kita harus mempunyai suatu cara untuk menentukan pernyataan yang merupakan kesimpulan dan yang merupakan premis. Ada dua aspek dalam masalah ini, yaitu a kita harus mampu mengidentifikasi premis dan kesimpulan,b kita harus memiliki suatu cara untuk mempresentasikan hal ini dalam bentuk argumen. Dua masalah ini cukup mudah diselesaikan karena argumen hamyalah suatu rangkaian pernyataan dan sebuah pernyataan. Yang harus kita lakukan adalah mendata pernyataan-pernyataan yang terkandung dalam argumen dan menandai salah satu premis. Menurut Thomas 1986: 10-38, sebuah alasan adalah berbagai pernyataan yang diberikan untuk mendukung, membenarkan, atau menjelaskan beberapa fakta, pernyataan, pengharapan, prediksi dan peringatan. Beralasan reasoning adalah commit to user 43 berbagai wacana dimana beberapa pernyataan diberikan sebagai alasan untuk sebuah kesimpulan. Untuk menerima beberapa pernyataan memang benar dengan dasar mendukung alasan, atau menawarkan atau mempertimbangkan alasan untuk dukungan atau penjelasan tentang sesuatu adalah hal yang berkaitan dengan reasoning. Jadi argumen berisi alasan reasoning Begitu wacana yang berisi alasan-alasan terbentuk, langkah berikutnya adalah menentukan arahnya. Untuk melakukan hal ini, kita karus memutuskan pernyataan dalam wacana yang berfungsi sebagai alasan untuk pernyataan lain dan pernyataan yang merupakan kesimpulan. Alasan utama adalah alasan-alasan yang tidak dengan sendirinya didukung oleh alasan-alasan lain dalam wacana. Alasan-alasan ini merupakan dasar kesimpulan terbentuk. Baum dan Wieck 1981: 122-123 menjelaskan bahwa suatu argumen adalah serangkaian pernyataan yang salah satunya merupakan kesimpulan yang didukung oleh pernyataan-pernyataan lainnya yang disebut premis. Ada dua macam argumen yaitu deduktif dan induktif. Argumen deduktif yang valid, premis-premisnya meyediakan dukungan mutlak untuk suatu kesimpulan entah premis-premis itu benar atau salah. Validitas argumen deduktif dapat dievaluasi berdasarkan bentuk logikanya daripada isinya. Suatu argumen yang secara deduktif tidak valid membentuk argument induktif. Premis-premis dalam argumen induktif tidak menyediakan dukungan mutlak terhadap kesimpulan. Serangkaian pernyataan yang dimaksudkan sebagai argumen deduktif dapat menjadi argumen induktif dan sebaliknya. Argumen deduktif harus valid dan commit to user 44 kebenaran semua premis-premisnya harus dipertahankan. Akan tetapi karena menentukan kebenaran premis membutuhkan pengetahuan yang khusus, para pemikir akan memfokuskan diri dalam mengevaluasi validitas daripada aspek lainnya. Untuk menentukan suatu argumen baik atau tidak, harus mempertimbangkan kebenaran premis-premisnya dan kemungkinan kesimpulan. Kita dapat mengatakan sebuah argumen induktif kuat bilamana dibandingkan dengan argumen-argumen yang mungkin dapat memberikan dukungan terhadap kesimpulannya. Argumen tertentu ini lebih kuat dibandingkan yang lainnya. Tidak seperti argumen deduktif, argumen induktif dapat diperkuat atau dilemahkan dengan informasi tambahan. Berdasarkan beberapa pendapat dan konsep teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa pada hakikatnya yang dimaksudkan dengan kemampuan berpikir logis dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas berpikir dengan menggunakan pola-pola, kaidah-kaidah, dan sistematika yang tepat dan benar sesuai dengan logika tertentu. Ada banyak faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisa argumen dalam konteks kehidupan sehari-hari, termasuk mengidentifikasi dan memformulasikan subargumen dan mengetes validitas kekuatan deduktif atau induktif.

3. Minat Menulis