commit to user 30
dalam batin. Dengan kata lain, berpikir adalah suatu kegiatan berbicara dengan diri sendiri Partap Sing Mehra dan Jazir Burhan, 1986 : 1-2. Oleh Partap Sing Mehra
dan Jazir Burhan 1986 : 1-2 dijelaskan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan jiwa untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Namun, secara umum mereka menggunakan
istilah pemikiran, yaitu mencari sesuatu yang belum diketahui berdasarkan sesuatu yang telah diketahui. Sesuatu yang telah diketahui merupakan data atau bahan
pemikiran, sedangkan sesuatu yang belum diketahui merupakan konklusi yang akan diperoleh dari pemikiran. Melalui aktivitas berpikir, manusia mengkaji perihal benda-
benda, gejala-gejala, dan peristiwa-peristiwa untuk kemudian menarik kesimpulan berupa ilmu pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia memperoleh
kebenaran. Pendapat lain yang tidak kalah pentingnya dikemukakan oleh Jujun S.
Suriasumantri 1993 : 42 bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Pendapat-pendapat tersebut mempunyai
kesamaan. Jadi, berpikir merupakan suatu kegiatan akal yang dilakukan oleh manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar.
b. Hakikat Penalaran
Kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran disebut penalaran. Lebih tegas lagi dijelaskan pula bahwa
penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan
commit to user 31
dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan. Pengetahuan yang dihasilkan tersebut merupakan pengetahuan yang benar. Namun, apa yang disebut benar bagi
tiap orang tidak sama. Oleh karena itu, kegiatan berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun berbeda-beda. Tiap jalan pikiran memiliki kriteria
kebenaran, dan kriteria kebenaran itu merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut Jujun S. Suruasumantri, 1993 : 42.
Menurut Herman J. Waluyo 1989: 3,penalaran adalah kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Selanjutnya, sebagai
suatu kegiatan berpikir, penalaran memiliki ciri-ciri penanda: 1 adanya suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika, dan 2 mempunyai sifat analitik dalam
proses berpikirnya. Penalaran
merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan Zainal Arifin dan
Amran Tasai, 1991 : 160. Sementara itu, Jos Daniel Parera 1982 : 77 mengemukakan bahwa penalaran adalah proses berpikir untuk mencapai satu
kesimpulan yang masuk akal atau logis berdasarkan kenyataan-kenyataan atau pernyataan-pernyataan.
Menurut Angelo 1980 : 241, penalaran merupakan penarikan kesimpulan dari pengamatan, fakta-fakta, atau hipotesis. Pendapat lain menyatakan bahwa
penalaran reasoning adalah proses mengambil simpulan conclusion, inference dari bahan bukti atau petunjuk evidence ataupun yang dianggap bahan bukti atau
petunjuk Anton M. Moeliono, 1989 : 124-125. Definisi-definisi tersebut memiliki
commit to user 32
makna bahwa dalam mengomunikasikan gagasan atau ide diperlukan proses berpikir, yaitu bernalar.
Sementara Gorys Keraf 1995: 5 menyatakan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-
evidensi yang diketahui menuju kepada suatu simpulan. Selanjutnya, Gorys Keraf 1990 : 5, menjelaskan bahwa penalaran merupakan salah satu proses berpikir yang
mengikuti cara-cara, langkah-langkah, dan syarat-syarat tertentu sedemikian rupa untuk mencapai suatu simpulan yang dapat diandalkan. Masalah penalaran, yaitu
masalah bagaimana mermuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari proses berpikir bagaimana merangkaikan kata-kata, kalimat-kalimat, atau simpulan-
simpulan individual menjadi simpulan umum. Jalan pikiran manusia pada hakikatnya sangat kompleks yang dapat terdiri dari mata rantai evidensi dan berbagai
kesimpulan. Agar suatu penalaran dapat menghasilkan suatu simpulan yang benar dan
sah, penalaran tersebut harus memenuhi persyaratan: 1 berpangkal pada kenyataan; 2 alasan-alasan yang diajukan harus tepat; 3 semua alasan yang berupa fakta atau
pemikiran dalam bentuk rangkaian langkah disusun secara logis menjadi suatu jalan pikiran; dan 4 hubungan antara titik pangkal dan kesimpulan harus logis
Poespoprojo, 1985: 13. Pendapat lain, dikemukakan oleh Thomas 1986 : 10 bahwa penalaran
merupakan suatu pernyataan yang diberikan pada sebuah pembenaran, atau penjelasan terhadap suatu dugaan, harapan, atau fakta.
commit to user 33
Leahey dan Harris 1997 : 229, berpendapat bahwa penalaran adalah proses penarikan kesimpulan logis berdasarkan fakta atau premis yang ada; sedangkan
Suhendar dan Supinah 1992 : 44 mengatakan bahwa penalaran adalah kegiatan berpikir yang lebih tinggi yang dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang
saling berhubungan, serta bertujuan untuk sampai pada kesimpulan. Sejalan dengan pendapat terdahulu, Poespoprojo dan Gilarso 1985 : 8 berpendapat bahwa penalaran
adalah suatu penjelasan yang menunjukkan kaitan atau hubungan antara dua hal atau lebih yang berdasarkan pada alasan-alasan dan langkah-langkah tertentu sehingga
sampai pada suatu kesimpulan. Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang bertolak pada suatu
analisis dan kerangka berpikir yang digunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Sifat analitik penalaran merupakan konskuensi dari
adanya suatu pola berpikir tertentu. Tanpa adanya pola berpikir tersebut maka tidak akan ada kegiatan analisis. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan
berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Dalam bidang keilmuan, kegiatan berpikir dilakukan secara sistematis dan
didasarkan pada kaidah-kaidah keilmuan. Dengan kata lain, kegiatan penalaran yang dilakukan dalam bidang keilmuan adalah proses berpikir logis. Berpikir logis
diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau dengan perkataan lain menurut logika tertentu.
commit to user 34
c. Hakikat Logika