commit to user 29
2. Kemampuan Berpikir Logis
Pada subbab ini akan dideskripsikan konsep-konsep atau teori-teori yang terkait dengan kemampuan berpikir logis. Untuk maksud tersebut, secara
berturut-turut pada bab ini dideskripsikan teori tentang a hakikat berpikir, b hakikat penalaran, c hakikat logika, d jenis-jenis penalaran, e hakikat berpikir
logis, f tahap-tahap berpikir logis, dan g argumen
a. Hakikat Berpikir
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menjumpai kenyataan-kenyataan yang menunjukkan bahwa ada anggota masyarakat yang dapat mengungkapkan pendapat
atau pikirannya dengan teratur, tanpa mempelajari secara khusus struktur gramatikal suatu bahasa. Ini berarti ada unsur lain yang harus diperhitungkan dalam pemakaian
suatu bahasa. Menurut Gorys Keraf 1980: 49, unsur lain adalah segi penalaran atau logika. Jalan pikiran pembicara turut menentukan baik tidaknya kalimat seseorang,
mudah tidaknya pikirannya dapat dipahami. Dikatakan dengan tegas oleh Jujun S. Suriasumantri 1993 : 43 bahwa manusia itu pada hakikatnya merupakan makhluk
yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakannya itu bersumber pada pengetahuan yang diperolehnya melalui kegiatan berpikir dan merasakan.
Berkaitan dengan hakikat manusia sebagai makhluk berpikir tersebut, perlu dijelaskan arti kata berpikir dan penalaran. Menurut Poespoprodjo dan T. Gilarso
1985 : 4, berpikir adalah suatu kegiatan akal untuk mengolahâ pengetahuan yang telah diterima melalui pancaindra, dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran di
commit to user 30
dalam batin. Dengan kata lain, berpikir adalah suatu kegiatan berbicara dengan diri sendiri Partap Sing Mehra dan Jazir Burhan, 1986 : 1-2. Oleh Partap Sing Mehra
dan Jazir Burhan 1986 : 1-2 dijelaskan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan jiwa untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Namun, secara umum mereka menggunakan
istilah pemikiran, yaitu mencari sesuatu yang belum diketahui berdasarkan sesuatu yang telah diketahui. Sesuatu yang telah diketahui merupakan data atau bahan
pemikiran, sedangkan sesuatu yang belum diketahui merupakan konklusi yang akan diperoleh dari pemikiran. Melalui aktivitas berpikir, manusia mengkaji perihal benda-
benda, gejala-gejala, dan peristiwa-peristiwa untuk kemudian menarik kesimpulan berupa ilmu pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia memperoleh
kebenaran. Pendapat lain yang tidak kalah pentingnya dikemukakan oleh Jujun S.
Suriasumantri 1993 : 42 bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Pendapat-pendapat tersebut mempunyai
kesamaan. Jadi, berpikir merupakan suatu kegiatan akal yang dilakukan oleh manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar.
b. Hakikat Penalaran