Pengertian Argumentasi Keterampilan Menulis Argumentasi

commit to user 17 meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. Hipple, 1973 : 309-311.

f. Pengertian Argumentasi

Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara Keraf, 1985 : 3. Dalam ilmu pengetahuan, argumentasi merupakan usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai sesuatu hal. Georgacarakos, G.N. dan Robin Smith 1979: 4-7 mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan argumen adalah satu hal tertentu yang dapat kita gunakan dalam kegiatan berpikirberalasan reasoning, meyakinkan convincing, atau membujuk persuading. Argumen adalah serangkaian pernyataan yang salah satunya disebut kesimpulan ditarik dari pernyataan lainnya disebut premis. Argumen dapat digunakan untuk membujuk atau meyakinkan orang untuk mempercayai suatu pernyataan. Statement atau pernyataan adalah sebuah kalimat yang bisa benar atau salah. Menurut Stephen Naylor Thomas 1986: 10-38, sebuah alasan adalah berbagai pernyataan yang diberikan untuk mendukung, membenarkan, atau menjelaskan beberapa fakta, pernyataan, pengharapan, prediksi dan peringatan. Beralasan reasoning adalah berbagai wacana dimana beberapa pernyataan commit to user 18 diberikan sebagai alasan untuk sebuah kesimpulan. Untuk menerima beberapa pernyataan memang benar dengan dasar mendukung alasan, atau menawarkan mempertimbangkan alasan untuk dukungan atau penjelasan tentang sesuatu adalah hal yang berkaitan dengan reasoning. Jadi argumen berisi alasan reasoning. Berkaitan dengan teori tentang argumentasi, telah dikemukakan hasil penelitian terdahulu. Lesley A. Rey, Ebony Elizabeth Thomas, dan Steven Engel 2010; 99.6. pg 56-62. “English Journal: Applying Toulmin: Teaching Logical Reasoning and Argumentative Writing.Juli 2010. Dalam hasil penelitian yang dimuat di jurnal ini dikemukakan bahwa argumentasi adalah suatu proses membentuk logika atau alasan-alasan yang masuk akal dari serentetan ide yang bersifat persuasif bagi pembacapendengar. Salah satu cara untuk memahami definisi persuasif adalah menganggapnya sebagai suatu alasan-alasan yang menjelaskan bagaimana sesuatu seharusnya. Kita dibujuk dikarenakan penjelasan yang ada sesuai dengan kerangka berpikir kita. Menulis argumen dimulai dengan membentuk suatu sikap perasaan hati-hati terhadap sesuatu untuk suatu tujuan dan pembaca tertentu. Orang yang ingin berargumen secara efektif pertama-tama harus mempertimbangkan dimana mereka berada, dan kemudian secara terorganisir mengumpulkan ide-ide dan informasi untuk membujuk pembaca dengan sudut pandang mereka. Supaya lebih meyakinkan, alasan-alasan yang diajukan harus dilengkapi dengan ide-ide, informasi, atau bukti- bukti yang secara sengaja dipilih. commit to user 19 Pengetahuan siswa mengingatkankita bahwa tugas kita tidak mengajari mereka bagaimana berargumen atau bahkan pentingnya berargumen. Sebaliknya, tantangan kita adalah meyakinkan mereka untuk berargumen dalam tulisan akademik. Tiga pertanyaan yang dapat membantu seseorang dengan hati-hati memilih sikap: 1 Sudut pandang: Bagaimana saya melihat dan memahami apa yang sedang saya pelajari? 2 Pernyataan: Apa yang benar dan seharusnya diketahui tentang subyek ini? 3 Permintaan: Apa yang seharusnya dipahami pembaca tentang subyek ini? Bukti yang terpercaya dan meyakinkan seharusnya memenuhi empat syarat: 1 Apakah bukti tersebut kredibel? 2 Apakah bukti itu mencukupi? 3 Apakah bukti itu akurat? 4 Urutan bukti mana yang terbaik? Warrants 2005: 25 menjelaskan bahwa pembenaran adalah alasan yang menghubungkan bukti-bukti dan sikap. Menemukan pembenaran adalah yang paling sulit karena ini adalah tahap dimana kita meminta siswa untuk mengungkapkan dalam kata-kata pemikiran bawah sadar mereka sebelumnya dan menggunakan kerangka berpikir yang baru bagi mereka. Pembenaran yang efektif membujuk pembaca akan hubungan antara pernyataan yang dibuat dengan bukti-bukti. Mengajar siswa untuk menulis hubungan- hubungan tersebut melibatkan sesi pertanyaan yang menuntut siswa mengungkapkan alasan mereka sampai mereka menginternalisasi pertanyaan-pertanyaan itu untuk diri commit to user 20 mereka. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan: 1 Apa alasanmu untuk memilih bukti-bukti ini untuk mendukung sikapmu? 2 Mengapa kamu berpendapat bahwa bukti ini cocok mendukung sikap yang kamu ambil? 3 Bagaimana bukti-bukti ini yang telah kamu pilih berhubungan satu sama lain? Akhirnya, untuk belajar menulis argumen persuasif yang masuk akal, siswa perlu belajar berpikir melalui kompleksitas dan komplikasi suatu permasalahan subyek isu, membuat kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dan secara hirarki mengelompokkan dan secara logis, mengurutkan ide-ide. Siswa sangat tergantung pada guru untuk memungkinkan hal ini terjadi. Bertolak dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa argumen- tasi adalah suatu retorika yang berupa bukti-bukti yang digunakan untuk menarik suatu simpulan yang akhirnya mampu mempengaruhi sikap dan keyakinan orang lain.

g. Dasar atau Landasan Argumentasi