Dasar atau Landasan Argumentasi

commit to user 20 mereka. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan: 1 Apa alasanmu untuk memilih bukti-bukti ini untuk mendukung sikapmu? 2 Mengapa kamu berpendapat bahwa bukti ini cocok mendukung sikap yang kamu ambil? 3 Bagaimana bukti-bukti ini yang telah kamu pilih berhubungan satu sama lain? Akhirnya, untuk belajar menulis argumen persuasif yang masuk akal, siswa perlu belajar berpikir melalui kompleksitas dan komplikasi suatu permasalahan subyek isu, membuat kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dan secara hirarki mengelompokkan dan secara logis, mengurutkan ide-ide. Siswa sangat tergantung pada guru untuk memungkinkan hal ini terjadi. Bertolak dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa argumen- tasi adalah suatu retorika yang berupa bukti-bukti yang digunakan untuk menarik suatu simpulan yang akhirnya mampu mempengaruhi sikap dan keyakinan orang lain.

g. Dasar atau Landasan Argumentasi

Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan logis. Oleh karena itu harus bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada. Fakta-fakta atau evidensi itu dapat dijalin dalam metode-metode sebagaimana dipergunakan juga oleh eksposisi. Tetapi dalam argumentasi terdapat motivasi yang lebih kuat. Eksposisi hanya memerlukan kejelasan, sebab itu fakta-fakta dipakai seperlunya. Namun argumentasi di samping memerlukan kejelasan, memerlukan juga keyakinan dengan perantaraan fakta-fakta itu. Sebab itu, penulis harus meneliti commit to user 21 apakah semua fakta yang akan dipergunakan itu benar, dan harus meneliti pula bagaimana relevansi kualitasnya dengan maksudnya. Dengan fakta yang benar, ia dapat merangkai suatu penuturan yang logis menuju kepada suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan semua kenyataan di atas, maka untuk berbicara mengenai sebuah tulisan argumentatif, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa hal penting yang menjadi landasan argumentasi. Beberapa hal penting tersebut, menurut Gorys Keraf 1985: 5, adalah sebagai berikut: 1 Penalaran Penalaran yaitu bagaimana dapat merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berpikir untuk merangkaikan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat. Penalaran reasoning, jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Yang dimaksud dengan jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung- hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang masuk akal.Bahasa tidak bisa dilepaskan dari penalaran. 2 Proposisi Penalaran bukan saja dapat dilakukan dengan menggunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi dapat juga dilakukan dengan menggunakan fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat dan kesimpulan. Penalaran dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan commit to user 22 kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. Sebuah pernyataan dapat dibenarkan bila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk membuktikannya. Sebaliknya sebuah pernyataan atau proposisi dapat disangkal atau ditolak bila terdapat fakta-fakta yang menentangnya. Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat adalah proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi, karena hanya kalimat semacam itulah yang dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya. 3 Inferensi dan Implikasi Fakta adalah apa saja yang ada, baik perbuatan yang dilakukan maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi atau sesuatu yang ada di alam ini. Fakta adalah hal yang ada tanpa memperhatikan atau mempersoalkan bagaimana pendapat orang- orang tentangnya. Sebaliknya pendapat merupakan kesimpulan inferensi, penilaian, pertimbangan, dan keyakinan seseorang tentang fakta atau fakta-fakta itu. Sebab itu setiap ucapan yang bersifat faktual, atau suatu pernyataan yang didasarkan atas fakta, harus selalu dapat dibuktikan sebagai sesuatu yang benar atau yang mustahil. Sebaliknya pendapat atau kesimpulan hanya dapat diterima atau ditolak karena kebenaran atau kemustahilan faktanya dan cara menghubung-hubungkan fakta itu secara absah. Kata inferensi berasal dari kata latin infrre yang berarti menarik kesimpulan. Kata implikasi juga berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata implicare yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah lainnya, kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta commit to user 23 yang ada. Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah diragukan dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari simpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dan evidensi= implikasi, dan simpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi= inferensi. 4 Evidensi Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Pernyataan tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap sebuah evidensi, ia hanya sekadar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Dalam argumentasi, seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia menganggap pembaca sudah mengetahui fakta-faktanya, serta memahami sepenuhnya kesimpulan-kesimpulan yang diturunkan daripadanya. Dalam wujudnya yang paling rendah, evidensi berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu. Biasanya semua bahan informasi berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh seseorang kepada orang lain, semuanya dimasukkan dalam pengertian data apa yang diberikan dan informasi bahan keterangan. Pada dasarnya semua data dan informasi harus diyakini dan diandalkan kebenarannya. Untuk itu pembicara harus mengadakan pengujian atas commit to user 24 data dan informasi tersebut, apakah semua bahan keterangan itu merupakan fakta. Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata. Bila seorang mengatakan bahwa ia telah melihat kapal musuh mendarat di sebuah pantai yang sepi, itu baru merupakan informasi. Kalau sebuah surat kabar memberitakan bahwa ekspor Indonesia bulan Oktober mencapai 500 juta dollar, itu baru merupakan data. Dalam kedua kasus perlu didakan penyelidikan lebih lanjut untuk mendapatkan sebuah fakta, yaitu apakah sungguh-sungguh musuh sudah mendarat di pantai tadi; apakah memang benar ekspor Indonesia bulan Oktober 500 juta dollar, bagaimana perinciannya, barang apa saja yang diekspor, ke negara mana dan sebagainya.

h. Cara Menguji Data