Pengertian Keterampilan Hakikat Menulis

commit to user 8

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA

BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

Pada Bab II ini dideskripsikan konsep-konsep atau teori-teori yang relevan dengan variabel penelitian yang diteliti, yaitu 1 teori keterampilan menulis argumentasi, 2 teori kemampuan berpikir logis, dan 3 teori minat menulis.

1. Keterampilan Menulis Argumentasi

Pada subbab ini akan dideskripsikan konsep-konsep atau teori-teori yang terkait dengan keterampilan menulis argumentasi. Untuk maksud tersebut, secara berturut-turut pada bab ini dideskripsikan teori tentang a pengertian keterampilan, b hakikat menulis, c tahap-tahap menulis, d manfaat menulis, e tujuan menulis, f pengertian argumentasi, g dasar atau landasan argumentasi, h cara menguji data, i cara menguji fakta, dan j cara menilai autoritas.

a. Pengertian Keterampilan

Menurut Gagne dan Briggs 1979: 49-50 terdapat lima kategori keluaran belajar: 1 keterampilan intelektual intellectual skill, 2 pengaturan kegiatan kognitif cognitive strategy, 3 informasi verbal verbal information, 4 keterampilan motorik motor skill, dan 5 sikap attitudes. Kata keterampilan yang melekat pada frasa kelompok kata “keterampilan commit to user 9 menulis cerita pendek” pada penelitian ini memiliki acuan pengertian yang sepadan dengan salah satu kategori keluaran belajar yang disebutkan Gagne dan Briggs di atas, yaitu keterampilan intelektual. Dijelaskan oleh Winkel 1991: 73, yang dimaksud keterampilan intelektual ialah keterampilan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambangsimbol huruf, angka, kata, gambar. Menurut Muhibbin Syah 2000: 119 keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif. Jadi, keterampilan intelektual di sini berkenaan dengan kecekatan orang dalam mendayagunakan segala fungsi mentalkognitifnya untuk mencapai hasil secara maksimal. Melalui penjelasan itu, kata keterampilan pada penyebutan penelitian ini, bukan dimaksudkan sebagai keterampilan motorik yang berhubungan dengan gerakan-gerakan otot tubuh seseorang. Berdasarkan pandangan itu, pengertian keterampilan menulis argumentasi di sini diartikan sebagai kecekatan seseorang siswa dalam hubungannya dengan bagaimana ia mendayagunakan semua fungsi mentalkognitifnya untuk menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah karangan yang berbentuk argumentasi.

b. Hakikat Menulis

Menulis merupakan satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk commit to user 10 berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka. Henry Guntur Tarigan 1993: 21 menyatakan menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Dengan kata lain, menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Sementara itu, McCrimmon dalam St.Y.Slamet, 2009:96 menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu objek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Pada dasarnya, menulis itu bukan hanya melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi harus dikuasai. Tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh Sabarti Akhadiah 1997: 13, menulis merupakan suatu kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Lebih jauh Bell dan Barnaby dalam Nunan, 1989: 141 menjelaskan bahwa menulis adalah aktivitas kognitif yang kompleks untuk menunjukkan pengaturan sejumlah variabel secara bersamaan. Kedua variabel yang berlangsung secara bersamaan tersebut,yaitu 1 variabel di dalam kalimat yang mencakup isi, susunan, diksi, tanda baca, ejaan, dan susunan huruf, dan 2 variabel commit to user 11 di luar kalimat yang terdiri atas penyusunan dan penggabungan kalimat menjadi paragraf. Menurut Burhan Nurgiyantoro 1987: 270-271, aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Dalam kegiatan menulis, menghendaki orang untuk menguasai lambang atau simbol-simbol visual dan aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut tata ejaan. Unsur situasi dan paralinguistik yang sangat efektif membantu komunikasi berbicara, tak dapat dimanfaatkan dalam menulis. Karangan adalah suatu bentuk sistem komunikasi lambang visual. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. dalam hubungan ini, sering kita dengar adanya kata-kata bahasa yang teratur merupakan manivestasi pikiran yang teratur pula. Berkaitan dengan teori tentang keterampilan menulis, telah dikemukakan hasil penelitian terdahulu. Christine Hockings 1998 “Developing Journal Writing Skills in Undergraduates: the need for Journal Workshops”. Journal of Working Paper 02098 commit to user 12 Series September 1998. Dalam hasil penelitian yang dimuat di jurnal ini dikemukakan bahwa proses menulis juga dipercaya untuk menstimulasi kegunaan dari keterampilan kognitif pada level tinggi. Dijelaskan bahwa menulis adalah unik yang menuntut penulis menggunakan tiga model dari belajar,yaitu mengejakan, modeling, dan simbolisasi secara berkesinambungan simultan. Proses menulis memaksa penulis untuk mengingat, merefleksikan, dan membuat tanggap akan informasi dan pengalaman baru, hasil tulisan memenuhi basis atau dasar untuk menyusun konsep, peningkatan identifikasi, modeling, dan perencanaan untuk penerapan di masa yang akan datang mengenai ide dan teori. Dilihat dari segi kemampuan berbahasa, Burhan Nurgiyantoro 1987:273 menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, aktivitas menghasilkan bahasa. Dilihat dari pengertian secara umum, menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas yang pertama menekankan unsur bahasa, sedang yang kedua menekankan unsur gagasan. Kedua unsur tersebut hendaknya diberi penekanan yang sama. Bertolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan mengenai suatu hal ke dalam bahasa tulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain pembaca. Dalam hal ini, kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. commit to user 13

c. Tahap-hahap Menulis