Kontribusi Minat Menulis terhadap Keterampilan Menulis Argumentasi

commit to user 54 Sebagai contoh, siswa yang mempunyai hubungan yang menyenangkan dengan para guru, biasanya mengembangkan sikap yang positif terhadap sekolah. Karena pengalaman sekolahnya menyenangkan, minat meraka pada sekolah diperkuat. Sebaliknya pengalaman yang tidak menyenangkan dengan guru dapat dan sering mengarah ke sikap yang tidak positif yang mungkin kelak akan memperlemah minat anak terhadap sekolah. Walaupun kedua aspek kognitif dan afektif penting perannya dalam menentukan apa yang akan atau yang tidak dikerjakan oleh siswa, jenis penyesuaian pribadi dan sosial siswa. Aspek afektif lebih penting daripada aspek kognitif kerena dua alasan. Pertama, aspek afektif mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Suatu bobot emosional positif dari minat memperkuat minat itu dalam suatu tindakan. Suatu bobot emosional yang tidak menyenangkan mempunyai pengaruh sebaliknya. Bobot itu mengakibatkan kebosanan disertai pengaruh yang memperlemah motivasi atau yang mendorong tindakan yang mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial yang baik. Berdasarkan pendapat kedua pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek minat ada dua yakni aspek kognitif dan aspek afektif. Diantara kedua aspek tersebut yang lebih penting dalam memperkuat minat adalah aspek afektif.

c. Kontribusi Minat Menulis terhadap Keterampilan Menulis Argumentasi

Bila dikaitkan dengan aktivitas menulis, minat memegang peranan yang sangat penting. Orang yang mempunyai minat menulis yang tinggi akan memberikan commit to user 55 perhatian yang besar terhadap aktivitas menulis, termasuk menulis argumentasi. Minat menulis mempunyai makna yang mengikat seseorang pada aktivitas menulis, dan orang tersebut menyadari bahwa aktivitas menulis sangat berharga bagi dirinya, sehingga ia selalu melakukan aktivitas menulis untuk memenuhi kebutuhannya. Aktivitas menulis yang dilakukan tidak menjadi suatu beban bagi dirinya. Aktivitas menulis akan dilakukan dengan penuh rasa suka, senang sehingga pekerjaan tersebut merupakan suatu kegemaran. Minat merupakan salah satu faktor yang cukup penting yang dapat mempengaruhi keterampilan menulis argumentasi. Harjasujana 1988 menyatakan bahwa ketiadaan minat menulis dapat menimbulkan ketidakmampuan dalam menuangkan ide, gagasan atau informasi lain.. Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa minat menulis dan keterampilan menulis argumentasi mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar-mengajar. Yus Rusyana 1982: 53 mengungkapkan bahwa minat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan baca-tulis, sebab kegiatan baca-tulis berusaha untuk menumbuhkan kesadaran bahwa kita mempunyai hubungan dengan berkepentingan dengan apa yang dibaca dan ditulis. Kegiatan baca-tulis terutama berusaha untuk menumbuhkan minat budaya, yaitu minat yang luas dan mendalam terhadap nilai bacaan dan tulisan serta kesadaran akan kemafaatannya bagi kehidupan. Oleh karena itu, jelaslah bahwa minat merupakan dasar untuk melakukan sesuatu kegiatan. Agar seseorang dapat melakukan kegiatan menulis, maka harus commit to user 56 dilandasi oleh minat menulis yang baik. Sehubungan dengan masalah minat menulis, Sumartana 1986: 229-230 menjelaskan bahwa minat menulis sangat erat hubungannya dengan kebutuhan; misalnya seseorang membutuhkan informasi guna bahan yang ditulisnya, maka dia akan berhubungan dengan bahan bacaan seperti buku-buku teks, surat kabar, majalah, karya sastra, dan sebagainya.

d. Faktor yang Mempengaruhi Minat