Hakikat Berpikir Logis Kemampuan Berpikir Logis

commit to user 37 Waluyo 1989: 29 berpendapat bahwa logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus atau tepat. Kejelasan, keruntutan, dan ketepatan peng- gunaan kata-kata dalam berbahasa berhubungan dengan kemampuan penalaran sese- orang. Jadi, dengan dimilikinya kemampuan logika yang baik akan sangat men- dukung seseorang dalam mengemukakan argumentasi dengan baik, runtut, dan sah. Pendapat-pendapat pakar tersebut tidaklah jauh berbeda, tetapi pada hakikatnya sama. Kesamaan tersebut dapat dilihat dengan dimasukkannya aktivitas berpikir dalam proses bernalar. Dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa inti dari bernalar adalah berpikir.

e. Hakikat Berpikir Logis

Menurut Sabarti Akhadiah, Maidar Arsyad, dan Sakura Ridwan 1988: 102- 109, berpikir logis mempunyai kaitan dengan sikap dan sifat analitis seseorang. Pendapat yang logis merupakan hasil analisis yang seksama dan cermat, itulah yang merupakan salah satu sebab bahwa pendapat yang logis mempunyai keberterimaan bagi siapa pun. Hasil berpikir logis tidak dapat dipisahkan dari proses berpikir logis. Sebenarnya, tidak dapat dipahami pikiran seseorang kalau tidak diwujudkan dalam bentuk tulisan, ucapan, atau isyarat. Kata-kata yang dituliskan mewakili pikiran bukan sekedar coretan pena belaka, namun merupakan susunan kata yang memuat pikiran. Oleh sebab itu, perlu dipelajari logika, karena logika dapat membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan commit to user 38 kebenaran dan menghindari kekeliruan. Manusia mendasarkan diri atas prinsip dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seorang. Karena itu, logika dapat mendidik manusia bersikap objektif tegas dan berani. Sikap seperti inilah yang dibutuhkan dalam segala situasi dan kondisi. Sebagai suatu kegiatan berpikir, penalaran memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu: 1 logis, artinya sebagai kegiatan berpikir yang menurut suatu pola tertentu, atau sesuai dengan logika; dan 2 analitik, artinya sebagai kegiatan berpikir dengan alur atau langkah-langkah tertentu. Sebaliknya, cara berpikir yang tidak termasuk kedalam penalaran, seperti intuisi bersifat tidak logis dan tidak analitik. Herman J. Waluyo 1989: 29 menyatakan bahwa berpikir kritis erat hubungannya denga logika, sebab berpikir kritis merupakan objek material logika. Lebih lanjut, Herman J. Waluyo menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan berpikir kritis adalah kegiatan berpikir akal budi manusia. Menurut Carney dan. Scheer 1980: 3-14, logika pada dasarnya adalah ilmu tentang argumen dan metode yang menentukan bilamana argumen benar atau salah. Argumen adalah serangkaian pernyataan dengan sebuah kesimpulan. Serangkaian pernyataan ini terdiri dari dua atau lebih pernyataan yang disebut premis. Setiap argumen berisi satu kesimpulan dan paling tidak satu premis. Berpikir logis mempunyai kaitan dengan sikap dan sifat analitis. Pendapat yang logis merupakan hasil analisis yang seksama dan cermat, itulah yang merupakan salah satu sebab bahwa pendapat yang logis mempunyai keberterimaan bagi siapa commit to user 39 pun. Hasil dari berpikir logis tidak dapat dipisahkan dari proses berpikir logis. Jamaluddin Kafie,1989: 41.

f. Tahap-hahap Berpikir Logis