Interaksi Perawat dan Pasien Teknik Menjalin Hubungan dengan Pasien

2.1.11. Interaksi Perawat dan Pasien

Menjalin hubungan yang baik antara perawat dan pasien mutlak diperlukan dalam upaya melancarkan pelaksanaan tugas baik di rumah sakit, puskesmas maupun pada saat kunjungan rumah. Dalam pelaksanaan perawatan di ruangan proses hubungan interaksi yang baik antara perawat dan klien diharapkan menyenangkan antara kedua pihak baik perawat maupun pasien dan keluarganya. Apabila terjadi proses interaksi yang baik antara perawat dan pasien, perawat dapat melaksanakan perawatan dengan sebaik-baiknya guna memenuhi kebutuhan pasien. Adapu tujuan menjalin hubungan yang baik ini untuk Kariyoso, 1994: a. Memenuhi kebutuhan pasien b. Membantu pasien dalam pengalaman hidup sehari-hari c. Mencari tahu latar belakang pasien, dirawat di rumah sakit

2.1.12. Teknik Menjalin Hubungan dengan Pasien

Menurut Kariyoso 1994, teknik menjalin hubungan baik dengan pasien yaitu: a. Membantu pasien agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya. Kebaikan hubungan ini tergantung perawat, perawat harus dapat mengobservasi artinya mengamati keadaan klien terhadap hubungan. Perawat harus dapat mengevaluasi serta merespon reaksi dan juga harus tanggap. Kemampuan perawat terhadap hubungan ini tergantung dari pengetahuan, pengertian serta keterampilan dalam menjalin hubungan dengan pasien. Hubungan Universitas Sumatera Utara ini lebih efektif lagi bila perawat melibatkan dirinya dengan pasien dengan menggunakan metode berkomunikasi sebagai alat untuk membantu pasien. Perawat harus dapat pula mengendalikan perasaan, konflik-konflik yang mungkin terjadi dalan rangka mengatasi kegelisahan, ketakutan dan perasaan- perasaan yang timbul pada pasien. b. Perawat harus dapat mengenal keunggulan dan kelemahan klien dalam menjalin interaksi Menanyakan kepada klien, kenapa tidak mau menyentuh makanannya, apa yang sedang dipikirkannya. Mungkin ada satu alasan sehingga pasien tidak mau melakukan perintah perawa. c. Sebagai konsultan, perawat harus dapat mengukur dirinya sendiri dan tanggap terhadap keluhan-keluhan pasiennya dan mengambil tindakan seperlunya. 2.2. Kecerdasan Emosi 2.2.1. Pengertian Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer. Mereka menerangkan kualitas-kualitas emosional yang penting bagi keberhasilan seseorang. Emosi pada dasarnya, adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan Universitas Sumatera Utara