Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah sebaiknya kita tidak mengungkit-ungkit masalah-masalah yang sensitif seperti agama, ras, dan hal-hal
tabuh lainnya sesuai dengan daerah asal dimana lawan bicara kita berasal.
2.1.10.2. Membangun rasa simpati Maksudnya adalah bagaimana membangun lingkungan komunikasi
dimana lawan bicara kita merasa percaya diri saat bicara dengan kita. Caranya antara lain dengan membuat suasana yang hangat saat berkomunikasi,
menghilangkan suasana superior dan inferior, yakni bisa dengan kontak mata yang hangat dan bersahabat, menirukan bahasa tubuh lawan bicara, ataupun dengan
menyebut nama lawan bicara kita berulang-ulang untuk menunjukkan rasa hormat kita kepadanya.
2.1.10.3. Percaya Diri
Percaya diri sangat penting dalam berkomunikasi. Saat kita memiliki percaya diri, maka kita akan membangun gambar image diri kita kepada orang
lain, akan tetapi kurangnya percaya diri membuat kita akan dipandang sebagai seorang yang memiliki posisi yang lemah. Terkadang, kurang percaya diri
membuat kita sendiri menjadi tidak nyaman dalam berkomunikasi, gugup, gemetaran, dan merasa setiap apa yang kita utarakan adalah hal-hal yang sama
sekali tidak berguna. Percaya diri saat berkomunikasi dapat menciptakan energi yang positif.
2.1.10.4. Mengaplikasikan tiga hal penting
Ketiga hal penting itu adalah kemampuan bertanya, mendengarkan, dan diam. Sebagian besar komunikator efektif dalam menggunakan ketiga
Universitas Sumatera Utara
kemampuan ini. Orang yang lebih banyak mendengar justru menjadi orang yang disenangi dalam berkomunikasi.
Diam dan mendengar di sini bukan berarti kita mendengarkan secara pasif. Akan tetapi, kita berusaha mendengar secara aktif, memberikan respon positif
terhadap topik yang disampaikan orang lain sembari sekali-sekali menimpali dengan pertanyaan-pertanyaan relevan yang menunjukkan bahwa kita
memperrhatikan apa yang sedang dibicarakan.
2.1.10.5. Kejujuran dan Empati
Menciptakan ketertarikan kepada orang lain sebenarnya adalah bagaimana kita membuat suatu bentuk ketertarikan pada orang lain dengan sebenar-benarnya.
Bukan dengan dibuat-buat ataupun pura-pura tertarik. Kejujuran di sini maksudnya adalah jujur akan ketertarikan pada orang lain.
2.1.10.6. Optimisme
Optimisme menekankan pada hal-hal positif yang didiskusikan dalam suatu komunikasi. Ada kalanya dalam suatu komunikasi yang terjadi setiap
harinya, terdapat banyak hal negatif yang dijadikan topik pembicaraan, seperti kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan. Komunikator yang baik tentu akan
berusaha untuk menggiring pembicaraan ke arah yang positif. Komunikator yang baik dapat memberikan respon positif yang dapat membuat komunikasi tidak
hanya selalu berpikiran pada hal-hal yang negatif sehingga optimis pun dapat tercipta.
Universitas Sumatera Utara
2.1.11. Interaksi Perawat dan Pasien