2.1.4. Proses Komunikasi
Gambar 2.1 Proses Komunikasi menurut Ellis RB, Gates RJ Kenworthy N, 1999
Sumber : Ellis RB, Gates RJ Kenworthy N, 1999
Gambar 2.2: Proses Komunikasi Sumber ; Mundakir,2006
Komunikasi terjadi bila ada sumber informasi yang merupakan bahan atau materi yang akan disampaikan oleh komunikator. Sebelum informasi
disampaikan, komunikator perlu melakukan penyandian encoding untuk mengubah ide dalam otak ke dalam suatu sandi yang cocok dengan transmitter.
Contoh dari bentuk penyandian ini adalah kata-kata dalam komunikasi nonverbal, anggukan kepala, sentuhan, kontak mata, dan sebagainya. Setelah pesan
Pengirim
Umpan Pesan
Penerima
Sumber Efek
Encoding Komunikator
DecodingKom unikan
Media Channel Noise
Feedback Noise
Noise
Universitas Sumatera Utara
disandikan, kemudian komunikator menyampaikan pesan kepada penerima pesan komunikan melalui saluran atau media. Ketepatan komunikan dalam menerima
pesan sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikan dalam melakukan penafsiran atau decoding disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor pengganggu
noice. Ketepatan komunikan dalam menafsir pesan decoding dipengaruhi oleh banyak hal misalnya: pengetahuan, pengalaman, fungsi alat indra yang digunakan
dan sebagainya. Komunikasi berlangsung efektif bila terjadi feedback yang baik antara penerima pesan dengan pembawa pesan sebelum terjadinya perubahan atau
efek sebagai dampak dari komunikasi.
2.1.5. Macam-macam Komunikasi
Ada tiga macam komunikasi, antara lain:
2.1.5.1.Komunikasi Searah
Komunikator mengirim pesannya melalui saluran atau media dan diterima oleh komunikan. Sedangkan komunikan tersebut tidak memberikan
umpan balik feedback. Mundakir 2006 mengatakan, komunikasi satu arah ini bersifat koersif. Komunikasi ini jarang bahkan tidak ada kesempatan untuk
melakukan umpan balik karena sifat pesannya harus diterima oleh komunikan.
2.1.5.2.Komunikasi Dua Arah
Komunikator mengirim pesan diterima oleh komunikan, setelah disimpulkan kemudian komunikan mengirimkan umpan balik kepada sumber
Universitas Sumatera Utara
berita atau komunikator. Selain itu, Mundakir 2006 mengatakan komunikasi dua arah biasanya bersifat informative dan atau persuasive.
2.1.5.3.Komunikasi Berantai
Komunikan menerima pesan atau berita dari komunikator kemudian disalurkan kepada komunikan kedua, dari komunikan kedua disampaikan kepada
komunikan ketiga dan seterusnya. Terdapat kelemahan dalam komunikasi berantai, karena kadang-kadang pesan yang disampaikan sudah tidak murni atau
terjadi distorsi informasi sehingga pesan dapat menyimpang dari yang sebenarnya.
2.1.6. Metode Komunikasi