Komunikasi Interpersonal Gambaran Umum Hasil Penelitian

Tabel 5.3. Analisa Kecerdasan Emosi Perawat yang Bekerja Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Djasamen Saragih n=60 Faktor-faktor Kecerdasan emosi Frekuensi n Persentase a. Kesadaran Emosi Kesadaran emosi rendah Kesadaran emosi tinggi b. Pengendalian emosi Pengendalian emosi rendah Pengendalian emosi tinggi c. Motivasi Diri Motivasi diri rendah Motivasi diri tinggi d. Empati Empati rendah Empati tinggi e. Hubungan Sosial Hubungan sosial rendah Hubungan sosial tinggi 3 57 6 54 1 59 1 59 4 56 5,0 95,0 10,0 90,0 1,7 98,3 1,7 98,3 6,7 93,3

5.1.3. Komunikasi Interpersonal

Berdasarkan hasil analisa data pengendalian emosi perawat yang bekerja di ruang rawat RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar secara keseluruhan, sebagian besar responden memiliki komunikasi interpersonal yang tinggi sebesar 98 59 orang, dapat dilihat pada tabel 5.4. Table 5.4. Analisa Komunikasi Interpersonal Perawat yang Bekerja Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Djasamen Saragih n=60 Komunikasi Interpersonal Jumlah Persentase Komunikasi Interpersonal Rendah 1 1,67 Komunikasi Interpersonal Tinggi 59 98,33 Total 60 100,00 Universitas Sumatera Utara 5.1.4. Hubungan Faktor-Faktor Kecerdasan Emosi dengan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Pengujian korelasi bivariat dilakukan dengan menggunakan pengujian korelasi pearson product moment. Pengujian dimaksudkan untuk dapat mengetahui bagaimana hubungan dari setiap faktor-faktor kecerdasan emosional secara terpisah dengan komunikasi interpersonal. Berikut ini merupakan hasil dari pengujian secara bivariat korelasi pearson berdasarkan pengolah data yang dilakukan: Tabel 5.5 Analisa Hubungan Faktor-faktor Kecerdasan Emosi dengan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar n=60 Faktor-faktor Kecerdasan Emosi R ρ- value Kesadaran Emosi KE 0,491 0,000 Pengendalian Emosi PE 0,429 0,001 Motivasi Diri MD 0,381 0,003 Empati E 0,697 0,000 Hubungan Sosial HS 0,553 0,000 Bedasarkan hasil yang disajikan pada tabel 5.5, dapat dinyatakan bahwasanya faktor kesadaran emosi KE memiliki hubungan dengan komunikasi interpersonal pada taraf kepercayaan signifikansi 5. Hal tersebut didukung oleh nilai p-value yang dihasilkan sebesar 0,000 berada lebih kecil dari taraf 0,05. Namun, apabila dinilai kekuatan hubungan diantaranya dengan mengamati nilai pearson product moment yang dihasilkan, maka didapatkan nilai r sebesar 0,491, yang jika dinilai kekuatan hubungannya adalah positif sedang. Untuk faktor pengendalian emosi PE berdasarkan hasil pengolah data didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,001 dimana nilai tersebut lebih kecil dari Universitas Sumatera Utara taraf signifikansi sebesar 0.05. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa ada hubungan antara pengendalian emosi dengan komunikasi interpersonal. Kekuatan hubungan diantaranya berdasarkan nilai korelasi product momentnya adalah sebesar 0,429, yang dapat menyatakan bahwa hubungan yang terjadi diantara kedua variabel tersebut adalah positif sedang. Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 5.5 untuk faktor motivasi diri, nilai p-value yang dihasilkan adalah sebesar 0,003 yang juga lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 5. Hal ini menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi diri dengan komunikasi interpersonal. Kekuatan hubungan diantaranya berdasarkan nilai korelasi product momentnya adalah sebesar 0,381, yang dapat menyatakan bahwa hubungan yang terjadi diantara kedua variabel tersebut adalah positif sedang. Faktor empati juga memilki kondisi yang sama dengan faktor-faktor yang diuji sebelumnya. Berdasarkan hasil didapatkan nilai p-value sebesar 0,000, yang dapat dinyatakan bahwa ada hubungan antara empati dengan komunikasi interpersonal. Hubungan itu juga dinilai positif tinggi dengan nilai korelasi sebesar 0,697. Paling terakhir dalam pengujian ini adalah faktor hubungan sosial HS. Dari pengolahan data yang dilakukan didapatkan nilai p-value sebesar 0,000, yang artinya bahwa ada hubungan antara faktor hubungan sosial dengan komunikasi interpersonal dan kekuatun hubungannya positif tinggi pada nilai korelasi pearson sebesar 0,553. Universitas Sumatera Utara Semua hasil ukuran penentuan hubungan dan kekuatan hubungan dari setiap faktor kecerdasan emosional dengan komunikasi interpersonal menghasilkan nilai korelasi pearson yang positif. Notasi positif ini menunjukkan bahwa apabila setiap faktor-faktor kecerdasan emosional tersebut ditingkatkan nilai maka juga akan diikuti oleh peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal dari perawat di Rumah Sakit Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar. 5.1.5. Faktor-Faktor Kecerdasan Emosi yang Paling Dominan Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Setelah dilakukan pengujian secara terpisah dari masing-masing faktor kecerdasan emosioanal, berikutnya adalah untuk melakukan pengujian secara multivariat yang berarti ingin mengetahui hubungan yang terjadi atas kesatuan dari semua faktor kecerdasan emosional dengan secara simultan dengan komunikasi interpersonal perawat. Pengujian Korelasi multivariat, yaitu menguji hubungan semua faktor kecerdasan emosi dengan komunikasi interpersonal dilakukan dengan pengujian secara regresi berganda. Namun, hasil dilihat hanya dengan mengamati nilai R pada tabel Model Summary pengujian regresinya. Pengujian multivariat ini akan dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan terlebih dahulu melakukan pengujian model. Pengujian model dilakukan secara bertahap dengan mengamati nilai p value atau nilai signifikansi pengujian setiap variabel bebas. Universitas Sumatera Utara Pada pengujian model awal, dimana semua variabel bebas masih dimasukkan kedalam pemodelan karena dari hasil pengujian bivariat p value setap variabel 0,25 lihat tabel 5.5. maka dihasilkan nilai p value sebagai berikut: Tabel 5.6 Analisa Multivariat Hubungan Faktor-Faktor Kecerdasan Emosi dengan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar N=60 Faktor-faktor Kecerdasan emosi B SE Beta Sig R Square p value Kesadaran Emosi Pengendaslian Emosi Motivasi Diri Empati Hubungan Sosial 0.213 0.466 -0.254 1.120 0.355 0.170 0.238 0.213 0.243 0.252 0.145 0.198 -0.143 0.560 0.157 0.214 0.056 0.238 0.000 0.166 0.580 0.000 Dari hasil pengujian diatas didapatkan bahwa variabel Kesadaran Emosi, Pengendalian Emosi, Motivasi Diri, dan Hubungan social memiliki nilai p value 0,05. Hastono 2007, menyatakan bahwa apabilai nilai p value dari pengujian awal lebih besar dari 0,05, maka variabel tersebut harus dikeluarkan dari model secara berurutan mulai dari yang paling besar. Namun, apabila setelah variabel tersebut dikeluarkan pada pengujian model berikutnya, dan mengakibatkan nilai koefisien B berubah lebih dari 10, maka variabel tersebut tidak jadi dikeluarkan. Demikian dilakukan secara terus menerus, sampai diketahui variabel mana yang akan tetap ada pada model pengujian. Pada pengujian model yang kedua, motivasi diri dikeluarkan sebagai nilai yang paling tinggi diatas 0,05, yaitu sebesar 0,238, dihasilkan nilai perubahan koefisien B sebelum dan sesudah variabel Motivasi Diri dikeluarkan ada yang Universitas Sumatera Utara lebih dari 10 lihat lampiran. Hasil ini berarti bahwa variabel Motivasi Diri tidak jadi dikeluarkan. Pada pengujian berikutnya pun, pada saat model diuji dengan mengeluarkan variabel Kesadaran Emosi, juga dihasilkan nilai perubahan koefisien B lebih dari 10. Hasil ini berarti bahwa variabel kesadaran emosi tidak jadi dikeluarkan. Pada pengujian berikutnya pun, pada saat model diuji dengan mengeluarkan variabel hubungan sosial, juga dihasilkan nilai perubahan koefisien B lebih dari 10. Berarti bahwa variabel hubungan sosial tidak jadi dikeluarkan dari model. Maka dapat disimpulkan tidak ada lagi variabel yang akan dikeluarkan dari model pengujian regresi linear berganda. Dengan demikian, semua variabel bebas yang ada pada penelitian ini digunakan pada pengujian model regresi linear berganda. Hasil lengkap dari pengujian tersebut dapat dilihat pada lampiran pengujian penelitian ini. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda yang dilakukan dengan menggunakan semua variabel bebas yang ada pada penelitian ini, maka diamatilah besarnya korelasi dari semua variabel bebas penelitian ini yaitu Kesadaran Emosi, pengendalian emosi, motivasi diri, empati dan hubungan sosial dengan variabel terikatnya yaitu Komunikasi Interpersonal. Berdasarkan hasil diatas, dinyatakan nilai R square sebesar 0,580, hasil tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor kecerdasan emosi dapat mempengaruhi komunikasi interpersonal sebesar 58,0. Namun bila dilihat dari p-value maka pengendalian emosi dan Universitas Sumatera Utara empati mempunyai pengaruh yang lebih dominan dari kesadaran emosi, motivasi diri dan hubungan sosial. 5.2. Pembahasan 5.2.1. Faktor-Faktor Kecerdasan Emosi Perawat Rawat Inap di RSUD Dr.