MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan d. Risiko operasional

LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN | 79 PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN lanjutan UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN lanjutan UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain Berikut adalah posisi modal berdasarkan peraturan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 dalam jutaan Rupiah: 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011 Modal inti Modal TIER I 252.146 194.151 109.712 Modal TIER II 6.990 940 1.878 Jumlah Modal 259.136 195.091 111.590 Aset Tertimbang Menurut Risiko Risiko kredit 559.224 323.790 155.239 Risiko operasional 29.432 27.246 25.949 Risiko pasar - - - Rasio Penyediaan Modal Dengan risiko kredit 46,33 60,25 71,88 Dengan risiko kredit dan operasional 44,02 55,58 61,59 Dengan risiko kredit, pasar dan operasional 44,02 55,58 61,59 Pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 rasio kecukupan modal bagi Bank adalah masing-masing 44,02, 55,58, dan 61,59

35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan i. Manajemen risiko permodalan

Risiko kecukupan modal berhubungan dengan kemampuan Bank dalam memenuhi persyaratan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM atau Capital Adequacy Ratio CAR yang ditetapkan Bank Indonesia. Adapun faktor yang mempengaruhi risiko kecukupan modal adalah jumlah modal yang disetor oleh pemegang saham dan kemampuan Bank dalam menghasilkan laba bersih usaha serta pengelolaan aset yang baik oleh manajemen. CAR merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan dan permodalan Bank. Bank Indonesia menetapkan rasio kecukupan modal sebesar minimal 8. Bank akan selalu memenuhi ketentuan Bank Indonesia terutama dalam bidang permodalan, sehingga apabila terdapat perubahan dalam ketentuan perbankan Indonesia, manajemen akan segera menyusun rencana untuk memenuhi ketentuan tersebut. Bank Indonesia menganalisa modal dalam dua tingkatan: 1. Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio saham, obligasi perpetual yang diklasiikasikan sebagai surat berharga inovatif Tier 1, saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan, dan kepentingan non-pengendali setelah dikurangi goodwill dan aset tak berwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan dengan item yang termasuk dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal. 2. Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat dan cadangan umum maksimum 1,25. 80 | LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN lanjutan UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain

36. PERKARA HUKUM Perkara Hukum Agunan yang Diambil Alih AYDA

Bank mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat sehubungan dengan gugatan Bank terhadap Laura Liman, Phebe Liman, Eunice Liman dan Jefry Harianto menyangkut sebidang tanah SHGB Nomor 72Cilincing, SHM Nomor 1600Cipedes, SHM Nomor 1668Cipedes, SHM Nomor 1619 Cipedes, SHM Nomor 1631Cipedes, SHM Nomor 1652Cipedes, SHM Nomor 1653Cipedes, SHM Nomor 238Sukaresmi, SHM Nomor 239Sukaresmi, SHM Nomor 240Sukaresmi, SHM Nomor 241Sukaresmi, SHM Nomor 242 Sukaresmi, SHM Nomor 243Sukaresmi, SHM Nomor 244Sukaresmi, SHM Nomor 245Sukaresmi, SHM Nomor 246Sukaresmi, SHM Nomor 247 Sukaresmi, SHM Nomor 248Sukaresmi, SHM Nomor 251Sukaresmi, SHM Nomor 255Sukaresmi dan SHM Nomor 140Lemah Duhur yang secara hukum aset tersebut adalah Agunan Yang Diambil Alih AYDA oleh Bank dan sebagai aset milik Bank, dimana Bank menjadi Penggugat KonpensiTergugat Rekonpensi. Bank menuntut bahwa AYDA sah milik bank dan meminta pihak-pihak tersebut diatas untuk mengembalikan AYDA dan tidak menghalangi proses penjualan dan lelang atas AYDA tersebut. Bahwa gugatan tersebut telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat melalui putusan nomor 494Pdt.G2011PN.JKT.BAR tanggal 30 Mei 2012 yang dimenangkan oleh Perseroan sebagai penggugat dengan amar putusan sebagai berikut: 1. Menyatakan sah secara hukum keputusan RUPSLB Perseroan tangal 05 Mei 2011. 2. Menyatakan tergugat I, II, III dan IV telah melakukan perbuatan hukum kepada penggugat. 3. Menyatakan secara hukum bahwa AYDA atas nama Pemegang Saham sebagai asset milik penggugat. 4. Menghukum psts pengugat I, II, III dan IV agar melaksanakan keputusan RUPSLB Perseroan tanggal 05 Mei 2011 point 3 yang menyebutkan Pemegang Saham yang namanya yang digunakan untuk AYDA Perseroan untuk membuat surat kusa jual menjual kepada penggugat. 5. Memberikan ijinkuasa kepada penggugat yaitu Perseroan untuk dan atas nama tergugat I, II, III dan IV menjual, mengalihkan serta mengoptimalkan asset penggugat dengan cara dan bentuk apapun juga. 6. Menyatakan para tergugat secara tanggung renteng untuk membayar uang paksadwangsom sebesar Rp.500.000,- lima ratus ribu rupiah setiap hari atas keterlambatan dalam pelaksanaan putusan perkara ini. 7. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding maupun kasasi uitvoerbaar bij voorraad. Laura Liman, Phebe Liman, Eunice Liman dan Jefry Harianto selaku Para Tergugat telah mengajukan upaya banding. Berdasarkan Surat nomor W10-U21622HK.2III2013 tanggal 19 Maret 2013 perihal laporan dan mohon izin pelaksanaan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tertanggal 30 Mei 2012 Nomor 494Pdt.G2011PN.JKT. BAR untuk memperoleh izin dari Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta untuk pelaksanaan Putusan tersebut. Perkara Hukum Fasilitas KPR Kredit Pemilikan rumah Pada tanggal 12 Juni 2013, Dedy dan Joana mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap penerbitan Akta Pengikatan Jual Beli Nomor 54 tanggal 19 Oktober 2012, dihadapan Irma Bonita, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Pusat antara Johana dengan Drs EC. Joyo dan Perjanjian Untuk Membeli Kembali tanggal 19 Oktober 2012, yang dilegalisasi dengan Nomor 541LX2012R2 tanggal 19 Oktober 2012, oleh Irma Bonita, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Pusat antara Perseroan dengan Dedy atas fasilitas Kredit Pemilikan Rumah KPR dari Bank, dimana Bank menjadi salah satu Tergugat. Dedy dan Joana menuntut agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat membatalkan penerbitan Akta Pengikatan Jual Beli Nomor 54 tanggal 19 Oktober 2012 dan perjanjian untuk membeli kembali tanggal 19 Oktober 2012, yang dilegalisasi dengan nomor 541LX2012R2 tanggal 19 Oktober 2012. Bahwa gugatan tersebut telah didaftarkan pada Kepaniteraan Perdata pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor Perkara 289PDT.G2013 PN.JKT.PST tanggal 17 Juni 2013 dan saat ini sedang dalam proses pemeriksaan.