Haryono Waskito, Komisaris Independen

LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 Hendra Lie, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Bangka tahun 1966, meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta tahun 1991. Memulai karir diperbankan sejak tahun 1989 sebagai Analis Kredit pada Bank Windu Kentjana. Pada akhir tahun 1990 hingga 1999 bergabung ke Bank Asia Pasiic Aspac dengan posisi terakhir sebagai Branch Manager. Tahun 2000-2008 bergabung ke Bank Danpac sebagai sebagai Branch Manager, ikut proses merger menjadi Bank Century, serta re-branding menjadi Bank Mutiara. Tahun 2008 – 2012 menjabat sebagai Head of regional Bank Mutiara, jabatan terakhir pada Bank Mutiara sebagai Division Head Network Development. Bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia sesuai hasil RUPS tertanggal 23 Mei 2012 diangkat sebagai Direktur Utama. Idham Aziz, Direktur Kepatuhan Warga Negara Indonesia, lahir di Palembang tahun 1956, menyelesaikan pendidikan Master Of Arts In Economic tahun 1991, memulai di Bank BNI dari tahun 1980-2009 dengan posisi awal sebagai analis kredit sampai terakhir sebagai Vice Presiden di bank yang sama. Kemudian pada tahun 2010-2012 meniti karir sebagai konsultan perusahaan di bidang UKM. Terakhir pada bulan Mei 2012 hingga sekarang bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia sebagai Direktur Kepatuhan. Joyo, Direktur Operasional Warga Negara Indonesia, lahir di Lumajang tahun 1963, menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen dari Universitas Jember tahun 1990. Mengikuti berbagai seminar, lokakarya, dan pendidikan di bidang perbankan dan non-perbankan. Tahun 1991 bekerja pada lembaga pendidikan luar sekolah sebagai pimpinan sampai tahun 1993. Karir perbankan di mulai pada tahun 1994 dengan menjadi karyawan pada PT Bank Prasidha Utama di Bagian Akunting sampai tahun 1996, selanjutnya sampai tahun 2000 di Satuan Kerja Audit Intern. Tahun 2001 bergabung dengan PT. Bank Dinar Indonesia sebagai Kepala Satuan Kerja Audit Intern SKAI dan tahun 2002 diangkat sebagai Direktur Kepatuhan. Kemudian, sejak September 2007 diangkat sebagai Direktur Operasional. LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 PRoFIl PeJABAT eKSeKUTIF Petrus T Sudarsono, General Manager Lahir di Kudus tahun 1967, pendidikan Sarjana Teknik Sipil di Universitas Tarumanegara, memulai karir diperbankan pada Bank Arta Prima Oktober 1992- Agustus 1994 sebagai Account Oicer dan pada September 1994-Desember 1994 sebagai Pejabat Sementara Pjs Kepala Cabang Pembantu, pada Januari 1995 – Maret 1997 sebagai Marketing Head PT Nagabe Internusa Multi Finance, pada Januari 2000-September 2010 sebagai General Manager Marketing PT.Danasupra Erapaciic, Tbk, dan pada Januari 2012 hingga saat ini bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia dengan jabatan sebagai General Manager. Angellia Sylvia Lala, General Manager Bisnis Lahir di Jakarta tahun 1977, menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Manajemen tahun 2007 di Universitas Bunda Mulia. Karir di Perbankan dimulai pada tahun 1996- 1999 sebagai Customer Service Bank Bali, Tbk. Kemudian, pada tahun 1999-2002 sebagai Marketing Funding Bank Bali, Tbk. Selanjutnya, pada tahun 2002-2003 sebagai Relationship Oicer Private Banking Bank Permata, Tbk, pada tahun 2003-2004 sebagai Pimpinan Cabang Pembantu Pintu Kecil Bank CIC, Tbk, pada tahun 2004-2008 sebagai Pimpinan Cabang Pasar Baru PT Bank Century, Tbk, pada tahun 2008-2010 sebagai Pimpinan Cabang Mangga Dua PT. Bank Mutiara, Tbk, dan pada tahun 2010-2011 sebagai Kepala Kantor Wilayah II Jakarta PT Bank Mutiara, Tbk. Sejak tahun 2012 hingga saat ini bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia menjabat sebagai General Manager Bisnis. Suharjanto Jusuf, Manager Departermen SDM dan GA Lahir di Jakarta, tahun 1954, pendikan Diploma III Akuntansi dari Akademi Akuntansi Jayabaya tahun 1980. Aktif mengikuti berbagai seminar dan pelatihan di bidang perbankan. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1982 di Bank Natin Bank Continental dengan posisi terakhir sebagai Pimpinan Cabang Pembantu. Sejak tahun 1993 bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia sebagai Pimpinan Cabang Pembantu, Kepala SKAI, dan terakhir sebagai Kepala Bagian Umum dan Personalia hingga saat ini. Juliana Widyanti, Marketing Manager Lahir di Semarang tahun 1966, pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1993 di PT Bank Liman International sebagai Account Oicer. Kemudian, pada tahun 1996 ditempatkan di Treasury Departmen, pada tahun 2005 menjabat sebagai Team Leader Marketing. Sejak tahun 2007 hingga saat ini menjabat sebagai Marketing Manager. LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 Yuliani Kadarisman, Ketua Satuan Kerja Audit Internal Lahir di Tasikmalaya tahun 1968, meraih gelar Sarjana Ekonomi dan Sumberdaya di Institut Pertanian Bogor IPB tahun 1991. Memulai Karir di perbankan sejak tahun 1992 – 1998 di PT Bank Dagang Nasional Indonesia PT. BDNI, Tbk–BBO sebagai staf oicer pada Inspectorate Division. Pada tahun 2004–2009 bergabung ke PT Bank CIC sebagai Senior Auditor sampai proses merger menjadi PT Bank Century, Tbk serta re-branding menjadi PT Bank Mutiara, Tbk dengan posisi terakhir dari tahun 2009-2013 sebagai Section Head pada Internal Audit Division. Bergabung di PT Bank Dinar Indonesia pada bulan Juni 2013 sebagai Ketua Satuan Kerja Audit Intern SKAI. Daniel Rahandri, Manager Departermen Akunting dan Pelaporan Lahir di Jakarta tahun 1980, menyelesaikan pendidikan terakhir Magister Akuntansi dari Universitas Trisakti. Memulai karir sejak tahun 2004, dan pada tahun 2006 memulai karir di PT Bank Century, Tbk sebagai Back Oice hingga tahun 2013 terakhir sebagai Kredit Analis Senior pada Divisi Small Loan Division PT Bank Mutiara, Tbk. Sejak Februari 2013 hingga saat ini menjabat sebagai Manager Akunting dan Pelaporan. Salamat Yunus Parulian Sinaga, Manajer Departemen Informasi Teknologi. Lahir di Jakarta tahun 1972, pendidikan terakhir Magister Teologia bidang Kepemimpinan dari Sekolah Tinggi Teologia “IKAT” Jakarta. Memulai karir tahun 1996 di salah satu penyedia jasa TI perbankan Indonesia sebagai Technical Support. Berkarir diperbankan sejak tahun 2002 di PT Bank Mayora sebagai Staf Divisi TI. Sejak Januari 2013 bergabung di PT Bank Dinar Indonesia dan hingga saat ini menjabat sebagai Manajer Departemen Informasi Teknologi. Sri Himawati, Ketua Satuan Kerja Kepatuhan dan UKPN Lahir di Yogjakarta tahun 1968, pendidikan terakhir Strata 2 S2 Sumber Daya Manusia dari IPWIJA. Memulai karir sejak tahun 1993 di Kantor Pengacara, dan bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia sejak tahun 1995 sebagai Customer Service, tahun 1996 di bagian Legal Oicer, tahun 2003 sebagai staf Audit. Sejak tahun 2008 hingga saat ini menjabat sebagai Ketua Satuan Kerja Kepatuhan dan Kepala Unit Kerja Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Noni, Treasury Lahir di Palembang tahun 1971, pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Trisakti. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1991 di PT Bank Dinar Indonesia sebagai Teller dan pada tahun 1998 sebagai Customer Service. Kemudian, pada tahun 2005 ditempatkan di Treasury Departemen. Sejak Juli 2011 sampai dengan bulan Agustus 2012 menjabat sebagai Ketua Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR, dan sejak tahun 2012 hingga saat ini menjabat sebagai Treasury. LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 K inerja PT Bank Dinar Indonesia pada tahun 2013, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami peningkatan khususnya jika dilihat dari sisi aset, kredit, penghimpunan dana pihak ketiga bahkan modal disetor. Pada tahun 2013 Perseroan mulai melakukan ekspansi jaringan kantor, namun tetap melakukan konsolidasi demi meletakkan landasan yang lebih kuat untuk pengembangan Perseroan pada masa mendatang. Berikut ini kondisi dan perkembangan usaha Perseroan per akhir tahun 2013. Total Aset Total aset Perseroan per akhir tahun 2013 sebesar Rp. 854.801 juta, jumlah ini meningkat 63,19 jika dibandingkan dengan total asset akhir tahun 2012 sebesar Rp. 523.798 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya tambahan modal disetor dari Pemegang Saham sebesar Rp 50 miliar dan peningkatan dana pihak ketiga sebesar Rp. 319.882 juta atau 133,66. Kredit Yang Diberikan Total kredit diberikan per akhir tahun 2013 mengalami peningkatan jika dibanding posisi akhir tahun 2012. Persentase peningkatannya adalah 102,65 atau menjadi Rp. 491.549 juta per akhir tahun 2013 dari Rp. 242.557 juta per akhir tahun 2012. Adapun kelonggaran tarik per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 110.969 juta sedangkan tahun 2012 sebesar Rp 48.083 juta. Peningkatan kredit lebih disebabkan karena Perseroan sudah mulai melakukan ekspansi kredit untuk peningkatan kinerja. Dalam upaya ini pengurus tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan pengendalian risiko khususnya risiko kredit. Berdasarkan pada sektor ekonominya, besaran penyaluran kredit per akhir tahun 2013 adalah sebagai berikut: Kredit Yang Diberikan Berdasar Sektor Ekonomi PT. Bank Dinar Indonesia dalam jutaan rupiah SEKTOR EKONOMI 31 - 12 – 2013 31 - 12 – 2012 Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan, restoran dan hotel Pengangkutan, pergudangan dan Komunikasi Jasa-jasa Dunia usaha Jasa-jasa sosial masyarakat Lainnya 1.584 104.020 - 42.029 203.326 16.673 51.065 25.700 47.152 - 10.492 - 31.100 130.284 4.476 19.924 26.526 19.755 Total 491.549 242.557 Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM Kredit Usaha Kecil KUK merupakan kreditpembiayaan dari bank untuk investasi dan atau modal kerja yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan plafon Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 500 juta untuk membiayai usaha yang produktif termasuk Kredit Pemilikan Rumah KPR tipe tertentu. Untuk kredit dengan plafon dibawah Rp. 50 juta masuk katagori Kredit Mikro. Sedangkan kredit dengan plafon diatas Rp. 500 juta masuk kriteria Kredit Usaha Menengah. Adapun Jumlah Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 sebagaimana tabel berikut: Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM PT. Bank Dinar Indonesia dalam jutaan rupiah KETERANGAN 31 – 12 – 13 31 – 12 – 12 MUTASI Kredit Usaha Mikro Kredit Usaha Kecil Kredit Usaha Menengah Non UMKM 38 21.858 256.558 213.095 518 16.675 92.473 132.891 480 5.183 164.085 80.204 Jumlah 491.549 242.557 248.992 PeRKeMBAnGAn USAHA BAnK LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 Penempatan Pada Bank Indonesia Penanaman aktiva produktif dalam bentuk penempatan pada Bank Indonesia per akhir tahun 2013 dalam bentuk Sertiikat Bank Indonesia SBI, Dep Facility, dan Time Deposits yaitu sebesar Rp 87.663 juta, jumlah ini naik jika dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 72.976 juta. Kenaikan jumlah penempatan pada Bank Indonesia karena besarnya tambahan dana pihak ketiga DPK dan juga modal disetor. Sementara untuk penyaluran kredit harus tetap dilakukan dengan hati-hati sehingga dana yang belum tersalurkan diantaranya ditempatkan pada Bank Indonesia. Penanaman dalam SBI lebih banyak dimaksudkan untuk secondary reserve dan juga instrumen pemenuhan GWM. Aktiva Produktif Bank adalah lembaga intermediasi antara pemilik dana dan dunia usaha, oleh karenanya dana pihak ketiga DPK yang dihimpun harus ditanamkan kembali pada jenis-jenis penanaman yang produktif agar Bank mampu bekerja secara optimal. Pada tahun 2013 penanaman terbesar adalah pada kredit, sementara penanaman dalam Sertiikat Bank Indonesia sifatnya hanya sebagai secondary reserve. Tingkat suku bunga rata-rata untuk seluruh jenis penanaman selama tahun 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 11,57 dan 11,15. Secara keseluruhan penanaman dana Perseroan dalam aktiva produktif pada tahun 2013 dan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Aktiva Produktif PT. Bank Dinar Indonesia dalam jutaan rupiah KETERANGAN 31 – 12 – 13 31 – 12 – 12 MUTASI Kredit Penempatan Pada Bank Indonesia Penempatan Pada Bank Lain Bank Garansi 491.549 87.663 228.789 2.015 242.557 72.976 170.076 248.992 14.687 58.713 2.015 Jumlah 810.016 485.609 324.407 Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga DPK adalah simpanan yang diterima Perseroan dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Pada tahun 2013 jumlah DPK mengalami peningkatan sebesar 133,66 jika dibandingkan dengan tahun 2012, yaitu masing-masing Rp.559.202 juta dan Rp. 239.320 juta. Tingkat suku bunga rata- rata untuk seluruh DPK selama tahun 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 8,79 dan 5,74. Adapun kondisi masing-masing jenis simpanan pada tahun 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut : Dana Pihak Ketiga PT. Bank Dinar Indonesia dalam jutaan rupiah KETERANGAN 31 – 12 – 13 31 – 12 – 12 MUTASI Giro Tabungan Deposito 20.140 75.617 463.445 19.897 31.143 188.280 243 44.474 275.165 Jumlah 559.202 239.320 319.882 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 S trategi dan kebijakan yang dilakukan manajemen pada tahun 2013 senantiasa searah dengan visi dan misi PT Bank Dinar Indonesia, yaitu Menjadi Bank yang sehat dan berkembang melalui sektor usaha kecil dan menengah”, dan dengan misi “Meningkatkan pelayanan dan kenyamanan nasabah, serta turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional”. Selain itu, strategi dan kebijakan yang diterapkan juga sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dari otoritas terkait. Untuk mewujudkan hal itu, Perseroan pada tahun 2013 menerapkan strategi, sebagai berikut: 1. Memperkuat permodalan Bank dengan menambah jumlah modal disetor sebanyak Rp. 50.000.000.000,-lima puluh milyar rupiah, 2. Memperkuat struktur kepengurusan dengan mengangkat pengurus yang profesional dan berpengalaman pada bidangnya serta menambah dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, 3. Meningkatkan kualitas Sistim Informasi Manajemen dengan melakukan penggantian Corebanking System dari program yang dibangun dengan Clipper dan Operating System Novel Netware versi 4.1 diganti dengan program berbasis AS 400, 4. Memperluas jaringan kantor dengan membuka 7 kantor baru di pusat-pusat aktivitas ekonomi Ibu kota, terdiri dari 4 Kantor Cabang Pembantu dan 3 Kantor Kas, 5. Menambah dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Dengan strategi dan kebijakan ini maka kondisi pos-pos tertentu Bank Dinar mengalami peningkatan dari sisi aset, kredit maupun dana pihak ketiganya. Strategi dan kebijakan ini dimaksudkan untuk meletakkan landasan yang kuat bagi pengembangan usaha Bank Dinar ke depan. Hal ini sebagai wujud komitmen Pemegang Saham untuk mengembangkan Bank Dinar. Disisi lain dalam pengelolaan dan pengembangan usaha Bank Dinar kedepan, pengurus harus senantiasa berpegang pada prinsip kehati- hatian dengan melakukan kajian atas setiap kebijakan yang diambil dari sisi risiko serta melakukan praktek perbankan yang sehat. STRATeGI DAn KeBIJAKAn MAnAJeMen LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 PenGelolAAn RISIKo P erseroan dalam pelaksanaan penerapan manajemen risiko mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia PBI No. 58PBI2003 yang telah diubah dengan PBI No. 1125PBI2009, dan Surat Edaran Bank Indonesia SE-BI No. 521DPNP yang telah diubah dengan SE-BI No. 1323DPNP, yang pelaksanaannya telah disesuaikan dengan kompleksitas usaha dan bisnis bank. Untuk mengendalikan berbagai risiko yang terkait dengan aktivitas operasional Bank, maka Perseroan telah menerapkan pengelolaan Manajemen Risiko yang disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha. Sedangkan, untuk memastikan pelaksanaan penerapan manajemen risiko ini, Perseroan telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas melakukan penilaian atas beberapa jenis risiko yang telah ditetapkan dan menentukan sistem pengendaliannya. Sementara itu, untuk menjamin efektivitas penerapan manajemen risiko maka dalam setiap kegiatan operasional bank telah ada: 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; 2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit; 3. Kecukupan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko; 4. Sistem pengendalian intern. Penerapan manajemen risiko yang mencakup pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, kecukupan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh, telah dituangkan dalam pedoman pelaksanan internal. Adapun lingkup penerapan manajemen risiko meliputi 8 delapan jenis risiko, yakni Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Strategik dan Risiko Reputasi. Pada pelaksanaan proses identiikasi, pengukuran dan monitoring risiko dilakukan oleh Unit Kerja Risk Management yang independen terhadap Unit Kerja Operasional maupun Unit Kerja Audit Intern. Sedangkan, setiap Unit Kerja bertanggung jawab atas pengelolaan risiko-risiko yang melekat dalam aktivitas yang dilakukannya. Penerapan dan Implementasi Dalam rangka mengetahui tingkat risiko yang dihadapi Bank maka secara berkala, Perseroan melakukan pengukuran risiko. Untuk tujuan pengukuran ini, Perseroan melakukan penilaian terhadap beberapa indikator penilaian yang dikelompokkan dalam delapan jenis risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategik. Pada sisi lain juga dilakukan penilaian terhadap Sistim Pengendalian Risiko dari masing-masing jenis risiko dimaksud. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat gagalnya pihak debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada bank. Untuk pengelolaan risiko ini Perseroan menerapkan prinsip kehati-hatian mulai dari analisa kelayakan, pemanfaatan fasilitas sampai dengan kredit lunas. Disisi lain juga melakukan langkah-langkah penyelesaian secepatnya atas kredit bermasalah dan juga mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas kredit yang menunjukkan gejala bermasalah. Untuk memitigasi risiko kredit, Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai dalam jumlah yang cukup. Keputusan pemberian kredit dilakukan apabila diyakini PT. Bank Dinar Indonesia menerapkan pengelolaan risiko berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Serta, selalu berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan dari waktu ke waktu”. LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 bahwa pinjaman yang diberikan kepada Debitur dapat kembali sesuai dengan target waktu yang diberikan. Proses pengambilan keputusan kredit dilakukan melalui Rapat Komite Kredit yang anggotanya terdiri dari Account Oicer, Pejabat Perkreditan, dan Direksi. Keputusan diambil apabila seluruh peserta rapat Komite menyetujui atas usulan pemberian kredit. Strategi pemasaran di bidang perkreditan menyesuaikan dengan kemampuan pembiayaan dengan sasaran utama pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, eksposur risiko, dan tingkat konsentrasi per sektor. Strategi pemasaran ditetapan oleh Direksi yang dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank RBB tahunan. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko kredit seperti Kebijaksanaan Perkreditan Bank KPB, Keputusan- Keputusan Direksi dan Surat Edaran di bidang perkreditan. Selain itu, Perseroan mengelola dan mengkontrol risiko kredit dengan berbagai cara di antaranya diversiikasi produk kredit, menetapkan limit kredit, pengukuran dan pemantauan, serta pengendalian risiko kredit termasuk penilaian Jaminan Kredit. Perseroan juga menjalankan fungsi pengawasan supervisory kredit dengan efektif yang mencakup pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan. Mengambil tindakan secepatnya terhadap kredit bermasalah atau yang menunjukan potensi bermasalah. Mengacu pada ketentuan PSAK 5550, Perseroan mengelompokan kualitas kredit dalam dua kelompok yaitu tagihan kredit Non Impair dan tagihan Impair. Tagihan Non Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok dan bunga sampai dengan 90 hari, sedangkan tagihan Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok danbunga lebih dari 90 hari. Atas tagihan kredit tersebut, Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai CKPN atas portofolio kredit yang telah diberikan kepada debitur. CKPN dibedakan antara CKPN individual dan CKPN kolektif. CKPN individual untuk portofolio kredit diperhitungkan berdasarkan cashlow debitur. Sedangkan CKPN kolektif didasari oleh data historis bank selama 3 tahun terakhir dengan menggunakan system migration. Sementara itu, terkait Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR, Perseroan telah memperhitungkan ATMR untuk risiko kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat debitur korporasi bank sampai saat ini belum berperingkat maka seluruh perhitungan menggunakan klasiikasi tanpa peringkat. Sebagai salah satu proses mitigasi risiko, Perseroan mewajibkan adanya agunan sebagai second-way-out. Agunan yang dapat diterima oleh bank harus memenuhi kriteria memiliki dokumentasi kepemilikan yang jelas dan sah, memiliki nilai pasar yang baik marketability value, dapat diikat secara hukum legalitas, dan memiliki nilai yang relative stabil dan cenderung naik baik untuk agunan yang bergerak, agunan tidak bergerak, agunan tunai, maupun emas. Penyerahan agunan diawali dengan proses penilaian agunan dan diikat sesuai dengan ketentuan legalitas yang berlaku. Atas agunan tersebut di-cover dengan asuransi yang dipasangkan Banker’s Clause Bank. Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang terjadi karena ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem external yang mempengaruhi operasional bank. Untuk pengelolaan risiko operasional maka Bank menyiapkan sistem dan prosedur yang memadai termasuk implementasi prinsip Dual Control. Perseroan telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko operasional yang dituangkan dalam berbagai pedoman seperti Pedoman Penggunaan Teknologi Sistem Informasi, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT dan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko serta pedoman-pedoman lainnya. Disisi lain juga adanya penetapan limit seperti limit transaksi, limit persetujuan transaksi yang dievaluasi secara berkala. Selain itu bank juga memberikan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia yang berkesinambungan agar dapat memberikan pelayanan yang baik dan terhindar dari human error. Kebijakan pengolaan risiko operasional bertujuan untuk menghindari kerugian akibat kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia, sistem atau akibat adanya kejadian eksternal. Untuk hal itu, Perseroan melakukan identiikasi data kejadian operasional yang berisi kejadian-kejadian yang terjadi di bank baik yang berpotensi menimbulkan kerugian maupun yang sudah menimbulkan kerugian serta pelampauan limit, rasio-rasio operasional, kepatuhan bank terhadap program APU dan PPT dan penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Selain itu, Perseroan melakukan penyempurnaan sistem informasi yang dapat menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu dengan menperhatikan pengkinian data dan distribusi informasi terkini keseluruh aktivitas fungsional bank. Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi karena Bank tidak mampu memenuhi kewajiban pokok dan atau bunga yang telah jatuh waktu. Berdasarkan pada deinisi tersebut maka risiko ini hanya terjadi jika Bank menghadapi kesulitan dalam penyediaan aset-aset likuidnya. Untuk pengelolaan risiko ini Perseroan telah membentuk Assets and Liabilities Committee ALCO dengan tugas untuk memantau dan pengelolaan kondisi likuiditas Bank melalui rapat yang diadakan paling sedikit sekali sebulan. Kebijakan risiko likuiditas ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability Management Committee ALCO. Perseroan memiliki Money Market Line dengan beberapa Bank yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam likuiditas baik ketika Perseroan mengalami kelebihan dana maupun ketika kekurangan dana. LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko likuiditas yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko dan ketentuan yang diatur dalam surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi. Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas bertujuan untuk menghindari kerugian akibat kekurangan likuidatas, konsentrasi gap dan kertergantungan kepada counterparty tertentu, serta instrumen atau market segmen tertentu. Perseroan menetapkan sistem manajemen likuiditas yang bertujuan untuk menjaga Cadangan Wajib Formal Legal Reserve Requirement sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Beberapa cara untuk menetapkan sistem manajemen likuiditas tersebut adalah dengan mengurangi idle fund seminimum mungkin dan menjaga alat-alat likuid yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan cash low sehari- hari maupun dari hal-hal yang tidak terduga. Perseroan menetapkan beberapa indikator peringatan dini untuk mengetahui dan mengatasi risiko likuiditas yang mungkin timbul, antara lain indikator internal yang berupa kualitas asset yang memburuk, peningkatan konsentrasi pada beberapa asset dan sumber pendanaan tertentu, dan posisi arus kas yang semakin memburuk, serta indikator eksternal yang berupa informasi publik yang negatif terhadap bank, peningkatan penarikan deposito sebelum jatuh tempo, dan keterbatasan akses untuk memperoleh pendanaan jangka panjang. Pengelolaan dan pemantauan tingkat likuiditas Perseroan dilakukan secara harian, mingguan dan bulanan di Kantor Pusat, Kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu. Pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. Risiko Pasar Risiko pasar dapat terjadi karena pergerakan suku bunga dan perubahan nilai tukar. Mengingat Perseroan bukan merupakan Bank Devisa dan valuta asing yang dimiliki hanya untuk kegiatan Money Changer yang tidak aktif maka risiko pasar yang dihadapi Perseroan hanya risiko suku bunga. Risiko pasar melekat pada aktivitas fungsional perkreditan, aktivitas fungsional treasury, dan aktivitas fungsional pendanaan. Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, di mana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability Management Committee ALCO. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko pasar seperti Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, terkait risiko pasar yang menetapkan ketentuan penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga dan Kredit. Pengelolaan risiko pasar ditujukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat pergerakan harga pasar. Perseroan bukan merupakan Bank Devisa sehingga aktivitas bisnis yang mempengaruhi tingkat risiko pasar hanya dari risiko suku bunga. Proses identiikasi, pengukuran dan pemantauan risiko pasar dilakukan melalui analisa perkembangan suku bunga pasar dan bank-bank dalam peer groups. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.1418PBI2012 tanggal 28 November 2012 maka Perseroan belum wajib memperhitungkan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR pasar yang digunakan dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM. Pengendalian Risiko Pasar dilakukan dengan menetapkan sturktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko yang terjadi akibat Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku. Untuk pengelolaan risiko ini, maka Perseroan senantiasa melakukan kajian dalam setiap keputusan atau kebijakan dari sisi legalitasnya. Secara berkala seluruh ketentuan dan prosedur dikaji ulang untuk memastikan kesesuaiannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan adalah Direktur Kepatuhan dan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu Satuan Kerja Kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja lainnya. Penugasan Direktur Kepatuhan merupakan wujud komitmen Perseroan untuk senantiasa melaksanakan peraturan perundang-undangan, baik yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Direktur Kepatuhan bersama dengan Satuan Kerja Kepatuhan telah melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka memastikan ketersediaan, kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur dengan peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku lainnya dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian. Perseroan juga memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko Kepatuhan yang tertuang dalam Pedoman Kepatuhan, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT , Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat-surat Keputusan dan Surat Edaran. Sementara itu, Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi Bank melakukan identiikasi, pengukuran, serta monitoring dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan berdasarkan laporan-laporan yang diterima dari unit-unit kerja terkait, yang meliputi aktivitas fungsional perkreditan, treasury dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan Sistem Informasi Manajemen serta pengelolaan sumberdaya manusia. Hal ini dilakukan sebagai upaya analisis Kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan Peraturan Perundangan lainnya. Perseroan memantau secara rutin Risiko Kepatuhan berdasarkan identiikasi atas pelanggaran dan Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat adanya tuntutan hukum danatau adanya kelemahan aspek yuridis. Untuk pengelolaan risiko ini, maka Perseroan senantiasa melakukan kajian dalam setiap keputusan khususnya transaksi yang terkait dengan pihak ketiga dari sisi aspek yuridisnya. Perseroan Indonesia telah mempunyai Bagian Legal yang berperan dalam mengelola Risiko Hukum yang disebabkan adanya permasalahan hukum danatau kelemahan aspek yuridis. Tugas Bagian Legal antara lain melakukan pengkajian terhadap kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lainnasabah berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pada sisi lain juga melakukan analisa terhadap permasalahan hukum yang dihadapi. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur untuk pengelolaan Risiko Hukum yang dituangkan dalam beberapa pedoman seperti Kebijakan Perkreditan Perseroan Indonesia. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi, Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Edaran dan Surat Keputusan, serta Peraturan Perusahaan. Lebih lanjut, Perseroan telah melakukan penetapan limit yang berkaitan dengan Risiko Hukum dan memantau adatidaknya tuntutan atau gugatan hukum yang akan dihadapi Bank dalam setiap transaksi. Penetapan limit Risiko Hukum ditujukan untuk mengurangi Risiko Hukum yang ditimbulkan karena adanya perkara hukum yang dihadapi Bank, kelemahan perikatan, dan ketiadaan aturan atau perundang-undangan yang melandasi perikatan bahkan mungkin aturannya sudah berubah. Sedangkan, pemantauan dan pengendalian Risiko Hukum dilakukan dengan review setiap kontrak dan perjanjian Bank dengan pihak lain, memastikan kesesuaian antara operasional, organisasi dan pengendalian intern dengan ketentuan yang berlaku, kode etik dan strategi usaha, kepatuhan terhadap prosedur internal, kualitas laporan keuangan, efektivitas dan eisiensi system informasi manajemen risiko, serta efektivitas penerapan komunikasi yang berkaitan dengan dampak Risiko Hukum kepada seluruh pegawai pada setiap jenjang organisasi. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholders yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Untuk meminimalisasi munculnya risiko ini, maka Perseroan mengadakan komunikasi secara terbuka dan menjaga kepercayaan stakeholders di samping mengharuskan penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan operasional bank. Perseroan telah membentuk fungsi khusus dan penanganan dan penyelesaian pengaduan yang diajukan nasabah danatau perwakilan nasabah serta menunjuk pengacara atau penasehat hukum apabila ada hal-hal yang harus diselesaikan melalui jalur hukum dengan tanpa mengabaikan upaya perdamaian terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya risiko reputasi yang kadang berada di luar kontrol. Selain itu, Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko Reputasi yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Kebijakan dan prosedur mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah, serta penanganan pengaduan nasabah untuk meminimalisasikan Risiko Reputasi akibat publikasi negatif. Meminimalisasi Risiko Reputasi yang timbul adanya pemberitaan media dan atau rumor mengenai Bank yang bersifat negatif, dilakukan dengan penetapan limit kerugian akibat complaint nasabah dan publikasi negatif. Pengendalian Risiko Reputasi dilakukan dengan meningkatkan Kepatuhan terhadap Ketentuan yang berlaku dan transparan dalam hubungan transaksi dengan nasabah, serta mengambil tindakan segera terhadap keluhan nasabah juga melakukan penanganan secara hati-hati jika ada gugatan hukum dari pihak ketiga yang berpotensi meningkatkan eksposur Risiko Reputasi. Hal utama yang dilakukan adalah menyiapkan sumber daya yang berkualitas dan menguasai kinerja operasional Bank sebagai bagian dari upaya mengurangi keluhan nasabah karena kesalahan informasi atau transaksi. Risiko Stratejik Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan danatau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk menjaga munculnya risiko ini, maka Perseroan harus mampu membaca dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi baik di dunia perbankan maupun di dunia bisnis pada umumnya, termasuk perkembangan isu internasional. Perseroan menetapkan kebijakan pengelolaan Risiko Stratejik untuk memastikan pengambilan danatau pelaksanaan suatu keputusan stratejik telah tepat, untuk pencapaian tujuan usaha Bank dengan mempertimbangkan visi dan misi Bank, kelemahan dan kekuatan Bank, sumber daya manusia dan infrastrukturnya, serta faktor dan kondisi eksternal, termaksud rencana penerbitan produk atau peluncuran aktivitas baru. Direksi menetapkan asumsi dan target rencana bisnis bank berdasarkan kemampuan sumber daya dan prospek usaha Bank. Selain itu, Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengolaan Risiko Startegik yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Penyusunan Rencana Bisnis Bank untuk jangka pendek dan menengah, serta Corporate Plan untuk penetapan rencana jangka panjang. Limit Risiko Stratejik ditetapkan sebagai bahan evaluasi dan penyesuaian terhadap rencana strategis bank dan rencana bisnis terhadap kesesuaiannya dengan visi, misi, dan strategi pengembangan Bank. Pengukuran Risiko Stratejik dilakukan dengan pertimbangan tingkat kompleksitas strategi bisnis bank, posisi bisnis bank di industri perbankan dan pencapaian Rencana Bisnis bank. Perseroan melaksanakan proses pengendalian keuangan yang bertujuan untuk memantau realisasi dibandingkan dengan target yang akan dicapai dan memastkian bahwa risiko yang diambil masih dalam batas toleransi, serta melakukan evaluasi secara berkala terhadap perubahankondisi eksternal dan ketentuan yang berlaku. LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 KoMITe-KoMITe Komite Audit Fungsi Komite Audit adalah memberikan nasehat, saran dan pendapat profesional kepada Komisaris dalam menjalankan peran tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar, Peraturan Bank Indonesia khususnya terkait Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG Bagi Bank Umum. Adapun tugas-tugas Komite Audit meliputi: 1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan pelaksanaan audit baik oleh audit intern maupun audit extern yang didasarkan pada hasil pemantauan dan evaluasi lapangan. 2. Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris. Komite Pemantau Risiko Fungsi dari Komite Pemantau Risiko adalah membantu fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris dalam praktek pelaksanaan penerapan Manajemen Risiko yang dijalankan oleh Direksi agar eksposur risiko Bank tidak melampaui limit risiko yang telah ditetapkan. Adapun tugas Komite Pemantau Risiko meliputi: 1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan pelaksanaan penerapan Manajemen Risiko yang didasarkan atas hasil pemantauan dan penilaian praktek penerapan manajemen risiko. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko. 3. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko. 4. Melalukan evaluasi atas kesesuai antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya. Komite Remunerasi dan Nominasi Tugas utama dari Komite Remunerasi dan Nominasi adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif, dan Pegawai secara keseluruhan termasuk evaluasi terhadap kebijakan remunerasi yang telah ada. Serta, memberikan rekomendasi sistem dan prosedur pemilihanpenggantian Dewan Komisaris dan Direksi termasuk merekomendasikan calon anggota Komisaris dan Direksi serta anggota Komite. Selain itu, tugas lainnya adalah memastikan bahwa kebijakan remunerasi yang ada paling kurang telah sesuai dengan kinerja keuangan, prestasi kerja individual dan adanya kewajaran dengan perusahaan dalam peer groups, serta sesuai dengan strategi jangka panjang bank. Asset Liability Committee ALCO Asset Liability Committee ALCO merupakan komite yang bertugas memantau keseimbangan perkembangan asset dan liability bank dari waktu ke waktu sehingga diperoleh kondisi yang paling optimal antara asset dan liability. Termasuk tugas dari ALCO adalah mengevaluasi, meninjau dan menetapkan suku bunga penanaman dana dan penghimpunan dana dengan memperhatikan tingkat suku bunga pasar. LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 P T Bank Dinar Indonesia selalu mengupayakan dan terus melanjutkan pengembangan Teknologi Informasi TI yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan berbagai pengembangan bisnis yang dilakukan Perseroan, baik untuk saat ini maupun masa mendatang. Hal itu dikarenakan selain mempermudah proses bisnis, TI yang andal juga bisa meningkatkan kepuasan pelayanan bagi para nasabah. Pengembangan teknologi sistem informasi Perseoran akan dilakukan secara terus menerus dengan memperhatikan penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi dan kebutuhan bagi proses bisnis. Pengembangan yang dilakukan adalah dalam bentuk penyesuaian dan penyempurnaan secara berkelanjutan terhadap arsitektur aplikasi dan infrastruktur yang digunakan, sehingga performance dalam bertransaksi dapat ditingkatkan tanpa mengabaikan aspek keamanan. Dengan TI yang solid diharapkan dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi produk yang berbasis teknologi. Pengembangan TI juga diharapkan dapat menyempurnakan proses-proses yang mendukung kemudahan dan ketepatan dalam bertransaksi, proses pelaporan internekstern yang cepat, tepat dan akurat, serta pengambilan keputusan yang eisien. Adapun TI yang digunakan oleh Perseroan saat ini adalah TI yang dibangun dengan platform AS400. Penggantian teknologi dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk memenuhi tuntutan perkembanganan informasi perbankan yang semakin praktis, real time, akurat dan mendukung penerbitan berbagai produk serta yang tidak kalah pentingnya adalah untuk penyediaan informasi dan transaksi yang terintegrasi. Sedangkan, sistem TI yang digunakan Perseroan sebelumnya adalah dibangun dengan platform Clipper dengan Operating System Novel Netware versi 4.1. TeKnoloGI InFoRMASI LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 A ktivitas utama PT Bank Dinar Indonesia masih terfokus pada aktivitas penghimpunan dana dari masyarakat dan penyaluran kredit kepada yang membutuhkan. Penghimpunan dana dilakukan melalui produk Giro, Tabungan dan Deposito. Sementara pemberian kredit meliputi Kredit Konsumsi, Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Berdasarkan besaran nilai kredit maka kredit Bank Dinar meliputi kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM serta Non UMKM. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh Perseroan sampai dengan akhir tahun 2013 relatif tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Adapun jenis produk dan jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut: Produk a. Giro b. Tabungan c. Deposito d. Kredit: - Kredit Modal Kerja - Kredit Investasi - Kredit Konsumsi Jasa a. Pengiriman uang RTGS dan SKN transfer b. Inkaso c. Pembayaran Telepon d. Sewa Safe Deposit Box e. Bank Garansi PRoDUK DAn JASA LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 SUMBeR DAYA MAnUSIA S umber Daya Manusia SDM merupakan faktor utama dalam setiap perusahaan. Secanggih dan semutakhir apapun teknologi yang digunakan, namun jika tidak didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka tidak akan mendapatkan hasil yang optimal. Dengan SDM yang berkualitas maka akan dicapai tujuan utama perusahaan. Untuk mendapatkan SDM yang berkualitas sangat ditentukan oleh langkah pertama, yaitu perekrutan, sementara pelatihan dan pendidikan hanyalah suatu upaya untuk membuat karyawan lebih berkualitas. Dalam rangka memelihara dan meningkatkan kualitas SDM, maka Perseroan dari tahun ke tahun senantiasa menyusun rencanaprogram pendidikan baik melalui seminar, lokakarya, sosialisasi ketentuan oleh otoritas perbankan, dan sertiikasi Manajemen Risiko. Upaya lain yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya yang berkualitas adalah dengan melakukan rekruitmen tenaga-tenaga yang sudah berpengalaman di bidang perbankan. Jumlah dan Tingkat Pendidikan Jumlah SDM yang dimiliki Perseroan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 165 orang, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah 93 orang. Adapun komposisi dan jumlah berdasarkna tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Klasiikasi Karyawan Berdasar Tingkat Pendidikan PT. Bank Dinar Indonesia Pendidikan 2013 2012 S2 S1 D3 SLA SLTP SD 7 57 14 72 14 1 2 36 12 36 5 2 Total 165 93 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 Kegiatan Sepanjang Tahun 2013 Sepanjang Tahun 2013 Departemen SDM Perseroan telah melakukan berbagai pengembangan dan pelatihan training. Adapun perinciannya sebagai berikut: Pengembangan Program kerja Dept. SDM pada Tahun 2013 No Program Kerja SDM Hasil 1 Perbaikan Sistem Administrasi Karyawan - Pembaruan Database Karyawan Tahun 2013. - Pembaruan SK Karyawan dari Bank Liman Internasional ke Bank Dinar Indonesia. - Standarisasi Jenjang Karier Karyawan. - Review Job Desk Karyawan, sementara difokuskan di Cabang. - Membuat Ketentuan Prosedur Lembur. 2 Manning Mapping Karyawan - Melakukan analisa optimalisasi struktur organisasi unit kerja baik di cabang maupun kantor pusat. 3 Recruitment - Membuat Ketentuan Prosedur Penerimaan Karyawan yang terpola dan sistematis. - Ikut serta dalam program Job Fair. - Kerjasama dengan Jobstreet.com dalam pencarian kandidat karyawan. 4 Corporate Culture - Membuat konsep Core Value Perusahaan. - Training Service Excellent yang komprehensif. 5 Penggajian - Perubahan sistem Gaji Manual ke Online, langsung masuk ke Rekening Gaji Karyawan. 6 Training - Membuat konsep Yearly Training Plan - Training Induksi pada karyawan baru PelatihanPendidikan yang telah dilakukan selama tahun 2013 NO NAMA PELATIHAN FASILITATOR PESERTA 1 Metode Pengenalan Risk dalam Perkreditan 04 Internal AO 2 Pendidikan Dasar Penilaian I Properti 02 Univ. Tarumanagara Appraisal 3 Imbalan Kerja sesuai PSAK 24 Aspek Perpajakan 01 IAI 1 SDM 4 Training CKPN ATMR 02 Praktisi AO, SKK, Accounting Admin Kredit 5 Training Analisa Kredit 02 Bisnis Plus AO Pimpinan Cabang 6 Training Review Program Wincore 06 Wincore Admin Kredit, AO, Accounting, CS, Teller KBO 7 Workshop Legal Audit Legal Opinion 49 Mandiri Consultant Legal 8 Manajemen Risiko Level 1 LSPP IT, SKMR, SDM, Accounting 9 Manajemen Risiko Level 1 LSPP SKMR 10 Manajemen Risiko Level 2 LSPP KBO Juanda, Admin Kredit 11 Manajemen Risiko Level 2 LSPP SKMR 12 Manajemen Risiko Level 2-3 LSPP SKAI Komisaris 13 Training Analisa Kredit 02 Bisnis Plus Pimpinan Cabang, AO, Admin Kredit SKAI 14 Training Mindset Changing 53 Graha Emas Indonesia 30 Staff Cabang, AO, FO, Admin Kredit, SKAI, IT 15 Training Analisa Pekerjaan 07 PPM Staff SDM 16 Training IT 06 ANT Staff IT 17 Training IT 06 Net Campus Staff IT 18 Training Refresment 03 LSPP Kepala KK 19 Workshop penyusunan Spreadsheet laporan cash flow 02 LPPI AO 20 Employee Training 2013 99 Adventure Wisdom 150 Seluruh Karyawan 21 Training Prospek Pembiayaan Properti 07 The Finance Direktur Kepatuhan LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 K ecukupan penyediaan modal minimum Capital Adequacy RatioCAR merupakan faktor yang sangat utama dalam setiap lembaga perbankan. Semakin tinggi modal yang dimiliki Bank, maka akan semakin tinggi tingkat ketahanannya dalam menghadapi setiap gejolak yang dialaminya. Untuk kepentingan ini Bank Indonesia menetapkan bahwa rasio kecukupan modal yang harus dipelihara setiap lembaga perbankan tidak boleh kurang dari 8. Sementara rasio kecukupan modal yang dimiliki PT Bank Dinar Indonesia dari tahun ke tahun relatif tinggi dan berada jauh di atas ketentuan yang ditetapkan. Pada akhir tahun 2013 rasio kecukupan modalnya adalah sebesar 44,02 , sedangkan tahun sebelumnya adalah sebesar 55,58 . Penurunan rasio kecukupan modal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR, khususnya kredit walaupun dari sisi jumlah modal pada tahun 2013 jauh lebih tinggi karena adanya penyetoran saham dalam portofolio dari Pemegang Saham khususnya Pemegang Saham Pengendali. Dalam permodalan sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa pemegang saham telah berkomitmen untuk terus menambah permodalan Perseroan dalam rangka mengembangkan dan membesarkan perusahaan. Sebagai wujud komitmen ini pada tahun 2013 dilakukan penempatan saham dalam portofolio sebesar Rp 50.000.000.000,- lima puluh milyar rupiah. Disisi lain pada tahun 2013 dilakukan peningkatan modal dasar dari Rp 200 milyar menjadi Rp 500 milyar. Sementara nilai nominal saham dilakukan pemecahan stock split, yaitu dari Rp 1.000 menjadi Rp 100 per lembar. Serta, pada tahun 2014 rencananya akan dilakukan peningkatan modal disetor melalui Initial Public Ofering IPO. Adapun kondisi permodalan Bank Dinar per akhir tahun 2013 yang meliputi modal inti dan modal pelengkap masing-masing adalah sebesar 252.145 juta dan Rp 6.990 juta. Berikut ini penyediaan modal inti minimum bank per 31 Desember 2013 dan 2012 perhitungannya, sebagai berikut: Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM PT. Bank Dinar Indonesia dalam jutaan rupiah KETERANGAN 2 0 1 3 2 0 1 2 A. Modal Inti Tier I 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal : a. Agio Saham b. Disagio Saham -- c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum Tujuan e. Laba Tahun-Tahun Lalu Set. Pajak f. Rugi Tahun-Tahun Lalu -- g. Laba Tahun Berjalan Setelah Diperhitungkan Pajak 50 h. Rugi Tahun Berjalan -- i. Selisih Penjabaran Lap.Keuangan: - Selisih Lebih - Selisih Kurang -- j. Dana Setoran Modal 3. Goodwill -- 4. Dana Setoran Modal 5. Faktor Pengurang PPA Non Produktif 122.862 129.283 25.000 65.092 3.788 50.000 14.597 122.862 71.289 25.000 60.356 2.424 16.491 Jumlah Modal Inti 252.145 194.151 B. Modal Pelengkap Tier II 1. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap 2. Cadangan Umum PPAP mak. 1,25 dari ATMR 3. Modal Pinjaman 4. Pinjaman Subordinasi mak 50 dari Modal Inti 6.990 940 Jumlah Modal Pelengkap 6.990 940

C. Total Modal Tier I dan II 259.135

195.091

D. Jumlah ATMR 588.656

323.790

E. Rasio KPMM CAR 44,02

55,58 PenYeDIAAn MoDAl MInIMUM LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013 BATAS MAKSIMUM PeMBeRIAn KReDIT DAn PenYeDIAAn DAnA KePADA PIHAK TeRKAIT S elama tahun 2013 dan tahun 2012, tidak ada pelanggaran maupun pelampauan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK baik kepada pihak terkait maupun kepada pihak non terkait yang dilakukan PT Bank Dinar Indonesia. Perseroan selalu berupaya menerapkan hal-hal tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dari otoritas terkait. Adapun BMPK non terkait per akhir tahun 2013 adalah Rp. 51.933 juta dan tahun 2012 Rp. 39.610 juta. Sedangkan, kredit kepada Pihak Terkait per akhir tahun 2013 dan tahun 2012 masing-masing adalah sebesar Rp 1.311 juta dan nihil.