UMUM lanjutan laporan tahunan 2013 kuantitatif

LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN | 15 PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN lanjutan UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia SAK, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ISAK yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia DSAK – IAI. Laporan keuangan juga disusun sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” sesuai dengan surat keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-347BL2012 tanggal 25 Juni 2012 serta Surat Edaran BAPEPAM – LK No. SE-17 BL2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang “Penggunaan Checklist Pengungkapan laporan Keuangan Untuk Semua Jenis Industri di Pasar Modal di Indonesia”.

b. Dasar penyusunan laporan keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya historis, terkecuali untuk yang berikut ini: - Instrumen keuangan derivatif yang diukur pada nilai wajar - Instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi yang diukur pada nilai wajar - Aset keuangan tersedia untuk dijual yang diukur pada nilai wajar - Aset keuangan dan liabilitas yang diakui ditunjuk sebagai lindung nilai dalam kualiikasi hubungan lindung nilai wajar disesuaikan untuk perubahan nilai wajar diatribusikan pada risiko lindung nilai - Liabilitas untuk imbalan pasti obligasi diakui sebesar nilai kini imbalan pasti obligasi dikurangi total dari perencanaan, ditambah keuntungan aktuarial yang diakui, dikurangi biaya jasa di masa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuarial yang belum diakui. Laporan keuangan ini disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan aktivitas pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas termasuk kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, dan investasi surat- surat berharga yang jatuh tempo dalam tiga bulan sejak tanggal akuisisi, selama tidak dijaminkan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya. Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - Penerapan kebijakan akuntansi; - Jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan; - Jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas taksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi taksiran tersebut. Informasi tentang bagian yang signiikan dari estimasi ketidakpastian dan kritik penilaian dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang memiliki efek signiikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan yang dijelaskan dalam Catatan 3.

c. Penjabaran mata uang asing

1. Mata uang pelaporan Laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan dan fungsional Bank. 2. Transaksi dan saldo Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. 16 | LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN lanjutan UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011 Dolar Amerika Serikat 12.189 9.638 9.068 Dolar Singapura 9.628 7.879 6.984

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN lanjutan c. Penjabaran mata uang asing lanjutan

2. Transaksi dan saldo lanjutan

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Laba atau rugi kurs mata uang asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir periode. Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut diakui secara langsung pada laba rugi komprehensif tahun berjalan. Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 yang menggunakan kurs tengah Reuters, yang juga diakui oleh Bank Indonesia, pukul 16:00 Waktu Indonesia Barat Rupiah penuh:

d. Aset dan liabilitas keuangan

Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek, pinjaman yang diberikan, dan aset lain-lain. Liabilitas keuangan Bank terdiri dari simpanan nasabah, simpanan dari bank lain dan liabilitas lain-lain. Efektif sejak 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No.50 Revisi 2010,”Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No.55 Revisi 2011, “Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No.60,”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK No.50 Revisi 2010, berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentiikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasiikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasiikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No.55 Revisi 2011 menetapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item-item non-keuangan. PSAK ini memberikan deinisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari masing-masing instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signiikansi atas masing- masing instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerjanya, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi Bank selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Bank mengelola risiko tersebut. Bank menerapkan PSAK No. 55 Revisi 2006, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 Revisi 2006, “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010.