SMPMTs Kelas VIII
134
Bab 16 - Buku Siswa Informasi untuk Guru
Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi pem belajaran yang akan
diberikan sesuai dengan Bab 16 tentang pementasan pantomim. Guru dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi
yang akan dicapai. Berdasarkan peta kompetensi pembelajaran, guru dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan pada
pembelajaran bab ini sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar. Guru perlu secara teliti membaca peta kompetensi pembelajaran sehingga
dapat mengembangkan materi sesuai dengan kekayaan seni daerah setempat. Peta kompetensi pembelajaran ini membantu guru mencapai
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa pada satu KD tertentu.
1. Mengidentiikasi kebutuhan pementasan pantomim. 2. Melaksanakan pembagian tugas yang menjadi tanggung jawab
masing-masing. 3. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam berlatih pantomim.
4. Menunjukkan sikap disiplin dalam berlatih pantomim. 5. Melakukan pementasan pantomim.
6. Mengomunikasikan hasil evaluasi pementasan pantomim.
Pada pelajaran Bab 16, siswa diharapkan mampu :
Melaksanakan Pementasan Pantomim
Evaluasi Pelaksanaan Pementasan Pantomim
Pementasan Pantomim
Pementasan Pantomim
Bab
16
Peta Kompetensi Pembelajaran
Seni Budaya Buku Guru
135
Proses Pembelajaran
Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru
dapat menjelaskan tentang pementasan pantomim dan kebutuhan media, bahan dan alat yang diperlukan. Guru dapat membimbing siswa dalam
mengorganisasikan pementasan secara kolaboratif yaitu menggabungkan unsur seni musik, seni rupa, dan seni tari serta teater dalam satu kesatuan
utuh. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintiik, seperti berikut. a Siswa melakukan latihan secara berkelompok. Guru dapat mengem-
bangkan pembelajaran, misalnya setiap kelas mementaskan naskah teater yang berbeda-beda sehingga tidak monoton dan membosankan.
Naskah drama dapat di buat oleh siswa. Namun, siswa dapat juga me- mainkan naskah yang sudah ada atau menyadur dari suatu cerita.
SMPMTs Kelas VIII
218
Amatilah gambar di bawah dengan saksama Apakah penting tata rias dan tara busana dalam pementasan pantomim?
Bagaimana bentuk pemanggungan pantomim?
Format Diskusi Hasil Pengamatan
Nama Siswa : ................................................................................
NIS : ................................................................................
HariTanggal Pengamatan : ................................................................................
Sumber: Kemdikbud, 2016
Gambar 16.1 Pantomimer Marcel
Marceau sedang beraksi dalam pementasan pantomim
Aktivitas
Setelah berdiskusi berdasarkan hasil mengamati pementasan pantomim,kamu dapat memperkaya pengetahuan dengan mencari materi dari sumber belajar lain.
Aktivitas Mengamati
Kalian dapat melakukan aktivitas pengamatan. Selain melihat foto, kalian juga dapat juga melihat pertunjukan baik secara langsung maupun melalui video.
Kalian juga dapat mencari dari sumber belajar lain.
Aktivitas
1. Bentuklah kelompok diskusi dua sampai empat anak 2. Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil diskusi
3. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi, gunakanlah tabel yang tersedia dan kamu dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan
No Aspek yang diamati
Uraian Hasil Pengamatan
1 2
3 4
5
Bab 16 - Buku Siswa
b Siswa dapat mengo mu - nikasi hasil pemen tas an
melalui tulis an. Proyek p e m e n t a s a n
t e a t e r dapat
dikolabo rasi kan dengan seni tari, seni
musik dan seni rupa. Guru dapat membagi
t uga s ke pa d a siswa secara adil dan me rata
sehingga pe mentasan secara kola bora tif dapat
ter laksana dengan baik.
SMPMTs Kelas VIII
136
Guru bersama dengan siswa dapat melakukan evaluasi pe mentasan teater tradisional. Evaluasi dapat dilakukan secara berkelompok. Evaluasi yang
dilakukan oleh guru sebaiknya bertujuan untuk perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang. Evaluasi juga dapat berasal dari siswa atau yang
sering disebut dengan evaluasi diri. Berdasarkan hasil evaluasi, siswa dapat mengomunikasikan tentang pementasan teater tradisional.
Bab 16 - Buku Siswa
Seni Budaya
219
Sumber: www.antaranews.com Gambar 16.2
Pementasan pantomim dan musik dengan judul Don Juan
Sumber: www.antaranews.com Gambar 16.3
Pantomer Mixi Imajimime theatre Indonesia
Wanggi Hoediyanto mementaskan pantomim “Memperebutkan Air” pada peringatan Hari Air Se-
dunia di BCCF, Bandung
A. Pementasan Pantomim
Setiap pementasan mempunyai kesan dan karakter yang berbeda. Hal ini ditentukan oleh seberapa ber-
hasil kita mewujudkan pementasan yang telah kita rancang dan persiapkan dengan waktu yang cukup
panjang dan pengorbanan yang telah kita berikan baik itu waktu maupun
biaya. Maka sebaik nya pementas an yang di-
rancang dapat ter- laksana dengan sukses.
Kesukses an ditentukan oleh ketekunan dan
ke seriusan kalian dalam proses mempersiapkan
pemen tasannya. Pelaksanaan pementasan Pantomim harus
di kelola dengan manajemen pertunjukan yang baik. Beberapa hal yang perlu di perhatikan da-
lam pelaksanaan pementasan pantomim antara lain sebagai berikut.
1. Persiapan seluruh panitia penyelenggara
Kepanitiaan yang telah disusun sebaik nya me-
laksana kan tugas nya se suai dengan kemampu an dan
tugas pada bidang kerja masing- masing, jangan
sampai ada yang tidak se suai. Rasa tanggung jawab dan
rasa memiliki pada produk- si pementasan yang akan
dipentaskan harus terus ditanamkan dalam pribadi
semua kepanitia an. Semua panitia mempunyai satu
tujuan yaitu mensukses kan pementas an pantomim.
Seni Budaya Buku Guru
137
Pengayaan Pembelajaran
Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan
serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi
pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari.
Teater Boneka
Tiga ratus kursi di Kennedy Center Millenium Stage gedung pertunjukan paling bergengsi di Washington DC sudah ludes sejak
tiket Papermoon Puppet Theatre diumumkan resmi penyelenggara pertunjukan, NEFA New England Foundation for the Art, kepada
publik.
Di jantung ibu kota Amerika Serikat ini, teater boneka asal Yogyakarta bernama Papermoon Puppet Theatre tampil memukau
publik Amerika. Decak kagum dan tepuk tangan membahana tak henti dari para hadirin pada penampilan perdana mereka malam itu.
Drama teaterikal boneka yang digagas pasangan muda seniman teater Indonesia, Maria Tri Sulistyanti dan Iwan Effendi, berkisah
tentang sejarah gelap Indonesia 1965. Pasca-30 September, penculikan dan pembunuhan tanpa pengadilan terjadi hampir di semua tempat di
Indonesia.
Sejarah gelap ini kemudian menjadi tema sentral alur cerita Papermoon Puppet Theatre yang bertajuk “Mwahtirika”. Mwahtirika
yang dalam bahasa Swahili berarti “korban”. Memotret secara sederhana, cerdas, dan kritis tentang korban ketidakadilan yang terjadi
di Indonesia di era tahun 1965.
Terinspirasi dari kisah nyata di Indonesia, Mwahtirika tampil dengan kisah drama sendu keluarga kecil boneka. Baba, sang ayah
yang menjadi orang tua tunggal yang sederhana dan rendah hati; Moyo, anak sulungnya yang berusia 10 tahun yang peduli pada keluarga; dan
Tupu, si bungsu yang berusia 4 tahun yang selalu merasa bahagia dengan tiupan peluitnya yang makin lama makin lemah.
Sang ayah ditangkap dan tidak pernah kembali setelah dibawa pergi oleh serdadu bersenjata. Sang ayah ditangkap hanya karena
sebuah balon merah yang tidak sengaja ditinggalkan di depan rumah.