Setelah didapatkan sampel yang homogen melalui skrining dengan kriteria inklusi dan eksklusi di atas, dilakukan pembagian kelompok
sampel yang homogen secara alokasi random sehingga setiap anggota sampel mempunyai kesempatan sama untuk menempati kelompoknya.
Penelitian berlangsung dengan prosedur pelakuan hewan secara benar ditinjau dari prinsip 3R Reduction, Replacement, Refinement serta
prinsip 5F Freedom from Hunger and Thirst, Freedom from Discomfort, Freedom from Pain, Injury or Disease, Freedom to Express Normal
Behaviour, Freedom from Fear and Distress FAO, 2011 dan diberlakukan kriteria Putus Uji apabila subyek penelitian mengalami sakit
atau kematian sehingga tidak bisa memenuhi prosedur penelitian yang membutuhkan waktu selama 2 minggu dan 4 minggu.
Selanjutnya tikus diterminasi dan dilakukan pengambilan jaringan koklea untuk dibuat sediaan dan pengecatan Imunohistokimia untuk
analisis HSP-70, NF
k
B, TLR-2, TLR-4, MMP-9 dan Kolagen Tipe IV.
3.5 Definisi Operasional Penelitian Batasan operasional untuk penelitian ini:
1. Tikus putih: Tikus putih yang dimaksud adalah Rattus norvegicus galur Wistar
berjenis kelamin jantan, dewasa, berumur 2-3 bulan dan berat badan antara 150-250 gram yang berasal dari kandang hewan
percobaan Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemberian pajanan bising: Pajanan kebisingan menggunakan Compact Disc
CD yang berisi rekaman bunyi bising dengan dosis tertentu, CD player
dan amplifier, menghasilkan suara bising pada frekuensi 1 sd 10 kHz dengan intensitas 100 dBA. Dosis bising yang digunakan 100 dB,
2 jam perhari selama 2 minggu karena dosis tersebut dapat meningkatkan secara bermakna ekspresi HSP-70, NF
κB, TNF-α, IL-6, TLR-2, TLR-4, MMP-9, Kolagen Tipe II dan Kolagen Tipe IV pada
fibroblas koklea tikus Rattus norvegicus. Dosis tersebut juga tidak menyebabkan tikus mengalami drop out selama penelitian Purnami,
2009. Amplifikasi suara menggunakan 4 buah Piezoelectric Tweeter dan 2 buah Dynamic Speaker dipasang pada kotak penutup berukuran
64.5 x 45 x 40 cm. Alat dibuat oleh Laboratorium Biofisika FMIPA UNAIR dan sudah terstandarisasi.
3. Pengukuran pajanan bising: Pengukuran jumlah energi akustik dari sumber bising dengan menggunakan Sound Level Meter SLM dengan
spesifikasi: Model Tenmars TM-102. Display: 4 digits LCD maximumminimum resolution: 0.1 dB, display update: 0.5 sec.
Standard applied: IEC 61672-1 class 2 standard IEC 651 Type 2, ANSI 1.4 Type 2. Frequency range: 31.5 Hz-8 KHz. Measuring level
range: A Weighting 30-130 dB. C Weighting 35-130 dB. Frequency weighting: AC. Microphone: 12 inch Electret consdenser microphone.
Time weighting: FAST 123mS, SLOW 1sec. Level ranges: 30-130 dB Auto Range. Acc:
±1.5 dB. Dynamic range: 50 dB. Pow supply: 9 V
Universitas Sumatera Utara
NEDA 1604, IEC 6F22, JIS 006P batt x 1 pc. Power life: About 50 hours. D: 200 mm L x 55 mm W x 38 mm H. Weight: About 170 g
. 4. Curcuminoid: zat pigmen kuning yang diekstraksi dari tumbuhan
Curcuma domestica Val. atau Curcuma longa L. Penelitian ini
menggunakan curcuminoid yang berasal dari Curcuma longa L. Turmeric dengan kadar curcuminoid [28.1
± 1.0] bb yang berasal dari http:www.turmeric-curcumin.com. Sediaan yang diberikan berupa
curcuminoid serbuk dengan dosis 50 mg dan 100 mg perhari perekor
tikus karena berdasarkan literatur dan penelitian pendahuluan yang sudah dilakukan, dosis tersebut
dapat menurunkan ekspresi NFκB, TLR-2, MMP-9 dan memperbaiki kerusakan Kolagen Tipe I pada
fibroblas koklea. 5. Fibroblas: sel yang terdapat pada jaringan dinding lateral koklea. Sel
berinti tunggal dalam bentuk yang panjang, akan diidentifikasi ekspresinya dengan pengecatan Imunohistokimia pada semua variabel
dan dilakukan penghitungan sel dengan gratikuli di bawah mikroskop cahaya. Hasil positif akan tampak sebagai warna coklat substrat DAB.
6. Pemeriksaan ekspresi semua variabel dependen: HSP-70, NF κB,
TLR-2, TLR-4, MMP-9 dan Kolagen Tipe IV dilakukan dengan metode Imunohistokimia. Dihitung jumlah sel yang terekpresi di tiap kelompok.
Kerusakan kolagen fibroblas koklea ditandai dengan penurunan jumlah ekspresi Kolagen Tipe IV sebagai indikator kerusakan koklea akibat
pajanan bising.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Alat dan Bahan Penelitian