Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pada penelitian pendahuluan dimana didapati perbedaan bermakna p0.05 antara kelompok kontrol
dengan kelompok perlakuan yang diberi pajanan bising 100 dB 2 jam perhari selama 2 minggu, antara kelompok perlakuan yang diberi pajanan
bising 100 dB 2 jam perhari selama 2 minggu dengan kelompok perlakuan yang diberikan curcuminoid 100 mg perhari selama 2 minggu dilanjutkan
pemberian pajanan bising 100 dB 2 jam perhari bersamaan dengan pemberian curcuminoid 100 mg perhari selama 2 minggu Haryuna
Purnami, 2012.
5.7 Efek Curcuminoid terhadap Ekspresi Kolagen Tipe IV pada
Fibroblas Koklea Rattus Norvegicus
Peningkatan ekspresi MMP-9 dapat dikaitkan dengan penurunan kolagen berkaitan dengan peran enzim proteolitik MMP-9 yang mampu
mendegradasi Kolagen Tipe IV Ravanti, et al., 2000. Ekspresi Kolagen Tipe IV menurun pada kelompok yang mendapat
pajanan bising dibandingkan kelompok kontrol. Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa kerusakan kolagen pada dinding lateral koklea terjadi
terutama pada tipe IV, selain tipe II. Kolagen Tipe IV diketahui paling rawan the most vulnerable terhadap efek bising Hirose Liberman,
2003.
Universitas Sumatera Utara
Purnami 2009 mendapatkan peningkatan ekspresi MMP-9 sesuai dengan peningkatan dosis pada tikus yang diberi pajanan bising diikuti
dengan penurunan Kolagen Tipe IV yang semakin menurun sesuai dengan peningkatan dosis bising. Kolagen Tipe II juga turun secara
bersamaan walaupun lebih rendah daripada Kolagen Tipe IV. Kolagen Tipe IV secara spesifik memiliki struktrur molekul domain
gelatinase dan terutama berhubungan dengan sel PMN, makrofag yang terdapat dalam jaringan Purnami, 2009.
Kolagen adalah suatu makromolekul yang merupakan komponen utama dari matriks ekstraseluler dengan kandungan protein yang paling
besar pada tubuh manusia. Kolagen mempunyai daya regang yang kuat serta lentur. Peran stresor pajanan bising menyebabkan aktivasi enzim
MMP-9 sehingga mampu mendegradasi Kolagen Tipe IV Ravanti, et al., 2000.
Purnami 2009 mendapatkan adanya korelasi atau hubungan signifikan p0.000 antara kolagen yang disintesis dan disekresi oleh
fibroblas. Tipe distribusi kolagen pada dinding lateral koklea adalah tipe I, II, III
dan IV. Dimana Kolagen Tipe IV adalah yang dominan. Jumlah ekspresi Kolagen Tipe II lebih kecil dibanding Kolagen Tipe IV, sesuai dengan
perbandingan antar kolagen penyusun dinding lateral koklea yaitu Kolagen Tipe I, II, III dan IV dimana paling dominan adalah Kolagen Tipe
IV Hirose Liberman, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat keseimbangan pengaturan kolagen antara sintesis dan degradasi dimana sitokin dan faktor pertumbuhan ikut berperan. TNF-
α menghambat produksi kolagen dengan cara meningkatkan aktivitas MMP-
9 sedangkan IL-6 dan TGF- β meningkatkan sintesis kolagen dengan cara
memicu sekresi TIMPs fibroblas dan mengurangi sintesis kolagenase. Stresor kebisingan bekerja mengaktivasi reseptor sitokin dan faktor
pertumbuhan tersebut di permukaan sel makrofag dan fibroblas, dimulai dengan tahap inflamasi, proliferasi dan remodelling. Inflamasi berlangsung
0-5 hari tahap penyembuhan dan proliferasi berlangsung pada hari ke 3- 14 Purnami, 2009.
Penurunan kolagen pada kelompok 2 penelitian ini berkaitan dengan kemungkinan yang lain yaitu peran HSP-70 fibroblas dimana fungsinya
sebagai sitoprotektif yang mengarahkan protein dibentuk melalui translasi dari messenger RNA mRNA dengan cara protein baru secara tepat
melipat ke dalam strukturnya dan ada yang mengalami agregasi atau degradasi dalam proteasome Purnami, 2009.
Pada penelitian ini terbukti bahwa curcuminoid dapat meningkatkan ekspresi Kolagen Tipe IV pada fibroblas koklea dimana dosis 100 mg
perhari lebih bermakna secara statistik dibanding dosis 50 mg perhari. Hal ini dikarenakan curcuminoid mampu menurunkan degradasi kolagen
melalui hambatan ekspresi dan sekresi MMP-9. TGF- β dapat
menstimulasi dan meregulasi sintesis kolagen melalui mekanisme TGF- β
dependent dan independent Murata, et al., 1997.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini diperkirakan curcuminoid dapat meningkatkan sintesis kolagen melalui aktivasi TGF-
β. Semakin tinggi dosis curcuminoid maka semakin banyak degradasi kolagen yang dapat ditekan melalui
hambatan ekspresi dan sekresi MMP-9. Kelompok 4 pada penelitian ini menunjukkan ekspresi Kolagen Tipe IV
yang bermakna secara statistik dibandingkan kelompok 3 karena pada kelompok ini stimulus bising sudah diberhentikan selama 2 minggu
sebelum dilakukan terminasi. Hal ini disebabkan karena pada hari ke-14 sampai hari ke-21 setelah lukatrauma, maka serat kolagen akan
terbentuk dengan sendirinya di daerah lukatrauma tersebut Tomiosso, et al., 2009.
Pemberian suplemen yang mengandung curcumin danatau
Saikosaponin A pada inflamasi dan fibrosis yang terjadi pada hati tikus menunjukkan penurunan deposit kolagen pada hati, penghambatan
sitokin-sitokin pro inflamasi, TNF- α, IL-1β dan IL-6 secara signifikan dan
peningkatan sitokin anti inflamasi Wu, et al., 2010. Curcumin mampu menurunkan ekspresi IL-1 beta. Curcumin juga
dapat menghambat proliferasi sel mesangial manusia dan mengubah perputaran matriks ekstraselular, sementara itu curcumin juga dapat
menurunkan IL-1 beta dan ekspresi MCP-1 mRNA yang diinduksi LPS Bao, et al., 2003.
Curcumin yang berasal dari Curcuma longa L. bersama sembilan herbal lainnya Arctium lappa, Bacopa monnieri, Echinacea pallida,
Embilica officinalis, Piper longum, Picrorhiza kurroa, Plumbago zeylanica,
Universitas Sumatera Utara
Terminalia chebula dan Zingiber officinale memiliki peran sebagai antioksidan dan hepatoprotektif pada tikus. Parameter yang dinilai yaitu
lipid peroksidasi, glutathione GSH, kolagen, urinary hydroxyproline, aldehid dehydrogenase, katalase, glutathione reduktase, serum bilirubin,
alkaline fospatase dan transaminase dianalisis setelah pemberian secara oral dari etanol dan kombinasi herbal. Hasil penelitian menunjukkan efek
protektif dari kombinasi herbal oleh aktivitas antioksidannya dengan hasil yang tergantung dosis Kumar, Devi Priyanka, 2009.
Pemberian curcumin sebelum dan selama terapi isoprotenol HCl ISO mampu menurunkan kadar degradasi dari matriks kolagen dan
peningkatan sintesis kolagen pada jantung tikus dengan nekrosis miokardium Nirmala, Anand Puvanakhrishnan, 1999.
Curcumin berperan sebagai zat antioksidan selama penyembuhan luka di kutaneus pada tikus. Curcumin dapat meningkatkan proliferasi selular
dan sintesis kolagen di daerah luka yang ditandai peningkatan DNA, protein total, Kolagen Tipe III pada jaringan luka, peningkatan stabilitas
kolagen larut dalam asam, bahan aldehid, penurunan temperatur dan kemampuan meregang Panchatcharam, et al., 2006.
Universitas Sumatera Utara
Curcumin menunjukkan efektivitas terhadap proliferasi fibroblas dan menurunkan inflamasi dan proses fibrosis pada hewan percobaan yang
diberi bleomycin untuk menginduksi kerusakan paru-paru. Hasil penelitian tersebut yaitu pengeluaran kolagen pada paru-paru diturunkan 17-28
setelah terapi curcumin yang disertai peningkatan kadar ekspresi capthesins L 25-39 dan K 41-76 dan peningkatan ekspresi TGF-
β1 Zhang, et al., 2011.
Curcumin melindungi terjadinya fibrosis paru-paru tikus yang diinduksi oleh amiodaron dengan menghambat peningkatan aktivitas MPO
myeloperoxidase, ekspresi TGF- β1, kandungan hydroxyproline, ekspresi
Kolagen Tipe I dan protein c-Jun pada tikus yang diberi amiodaron Punithavathi, Venkatesan Babu, 2003.
Hasil penelitian pendahuluan didapati perbedaan bermakna p0.05 pada ekspresi Kolagen Tipe I antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan yang diberi pajanan bising 100 dB 2 jam perhari selama 2 minggu, antara kelompok perlakuan yang diberi pajanan bising 100 dB 2
jam perhari selama 2 minggu dengan kelompok perlakuan yang diberi pajanan bising 100 dB 2 jam perhari bersamaan dengan pemberian
curcuminoid 100 mg perhari selama 2 minggu, antara kelompok perlakuan yang diberi pajanan bising 100 dB 2 jam perhari selama 2 minggu dengan
kelompok perlakuan yang diberikan curcuminoid 100 mg perhari selama 2 minggu dilanjutkan pemberian pajanan bising 100 dB 2 jam perhari
bersamaan dengan pemberian curcuminoid 100 mg perhari selama 2 minggu Haryuna Purnami, 2012.
Universitas Sumatera Utara
5.8 Keterbatasan Penelitian