3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1 Hewan coba yang dikenai perlakuan Tikus putih jantan Rattus norvegicus galur Wistar yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi akan mendapatkan pembagian kelompok sesuai hasil randomisasi. Selama proses percobaan akan dilakukan:
1. Pengawasan dan pengamatan yang meliputi: a. Perilaku makanminum, kondisi mental dan psikis, kewaspadaan
dan tanda klinis penting berat badan, suhu tubuh, pola nafas, perdarahan, diare, mual, muntah dan sebagainya yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan tikus. b. Masing-masing kelompok perlakuan dipelihara dalam kandang
yang berbeda. c. Kondisi lingkungan: suhu, kelembaban dan kondisi kandang yang
lain seperti: ventilasi, kebisingan, polusi, banjir dan sebagainya. d. Persediaan makanan: kecukupan makanan sesuai standar untuk
tikus, dengan komposisi protein 4, lemak 5, serat kasar 3800 kcalg Fox, Cohen Loew 1984. Minuman diberikan ad libitum
secukupnya berupa air dalam kemasan aqua yang kesadahannya 110 ppm.
e. Pengamatan efek samping dan komplikasi setelah pemberian materi penelitian pada tikus meliputi perilaku hewan perilaku
makanminum, kondisi mental dan psikis, kewaspadaan dan sebagainya.
f. Dilakukan terminasi untuk kepentingan pemeriksaan jaringan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengamatan hewan agar tidak mengganggu lingkungan sekitar: a. Lokasi kandang: kandang akan ditempatkan pada kondisi yang
tidak akan mengganggu kehidupan masyarakat sekitar. b. Limbah hewan: limbah hewan sisa makanan, kotoran, jasad hewan
setelah dilakukan terminasi dan sisa jaringan akan dikelola sesuai dengan standar yang berlaku dilakukan dekontaminasi dan
insinerasi agar tidak menimbulkan polusi. c. Pengawas: pengelolaan kandang dan limbah hewan dilakukan oleh
tenaga yang berpengalaman dan terlatih dari Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
3.6.2 Bahan perlakuan a. Compact Disc CD dengan file yang berisi rekaman suara bising
frekuensi 1 sd 10 kHz, CD player dan amplifier untuk mengatur intensitas dB sesuai tombol volume dan sound level meter.
b. Kotak perlakuan dengan ukuran 64.5 cm x 45 cm x 40 cm terbuat dari gabus dilapis oleh busa, speaker diletakkan
menempel pada atap penutup kotak dan dasar kotak dibuat lubang untuk mengukur intensitas, diukur pada delapan titik
dimana kandang tikus akan ditempatkan dan perbedaan intensitas tidak melebihi 1 dB.
Universitas Sumatera Utara
c. Curcuminoid yang dipakai berasal dari Curcuma longa L. Turmeric dengan kadar curcuminoid [28.1
± 1.0] bb. Sediaan yang diberikan berupa curcuminoid serbuk dengan dosis 50 mg
dan 100 mg perhari perekor tikus. Serbuk curcuminoid berasal dari http:www.turmeric-curcumin.com.
3.6.3 Bahan pemeriksaan laboratorium Alat yang digunakan pada penelitian ini, antara lain: kandang tikus,
gunting bedah, disposible syringe, mikroskop binokuler, gelas obyek dan cover glass
, mikrotom, tabung reaksi, pipet pasteur steril, tabung silikon, pipet mikro, beker gelas, NGT no.10, spuit 3 cc, spuit 5 cc dan lemari es.
Bahan untuk Hematoxillin Eosin dan Imunohistokimia meliputi H
2
O
2
3, xylol, alkohol 100, PBS, HCL 0.5 M, antibodi primer antibodi monoklonal rabbit anti mouse HSP-70 SC-66048 Santa Cruz
Biotech.Inc., NF κB p65 F6 SC-8008 Santa Cruz Biotech.Inc, TLR-2
H-175 SC-10739 Santa Cruz Biotech.Inc, TLR-4 M-300 SC-30002 Santa Cruz Biotech.Inc., Collagen IV A15 C19 SC-9302 Santa Cruz
Biotech.Inc., MMP-9 Ab-5 MS-817 Thermo Scientific dan biotinylated secondary Ab
anti rabbit, streptavidin berlabel peroksidase, pewarna Meyer-hematoxilen, TrisHCl pH 6.8, entelen, akuades steril, parafin lunak,
poli-D-lysin, BSA 3, tripsin 0.025, substrat DAB.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Prosedur Penelitian