Bising dapat mempengaruhi ekspresi gen yang berbeda pada stimulasi dengan dosis pajanan yang berbeda. Dalam keadaan stres, terjadi
interaksi antar jalur sinyal yang mengarah pada keseimbangan sel dalam proteksi, perbaikan atau pemulihan Altschuler, Fairfield Cho, 2002;
Purnami, 2009. Pada penelitian ini digunakan dosis bising 100 dB dikarenakan pada
dosis tersebut terjadi perubahan yang bermakna terhadap ekspresi protein yang terdapat pada fibroblas koklea Purnami, 2009.
Prosedur perlakuan dan pemeriksaan akhir yang berakibat fatal mengakibatkan penelitian ini hanya mungkin dilakukan pada hewan coba.
Dalam hal ini dipilih hewan tikus karena homolog dengan manusia. Atas pertimbangan tersebut, banyak eksperimen genetik yang memanfaatkan
hewan tikus dalam studi untuk menjelaskan kelainan genetik pada manusia Gravel Ruben, 1996; Cancian, 1997; Steel, 1998.
5.1 Curcuminoid
Hasil pemeriksaan KLT serbuk curcuminoid yang dipakai pada penelitian ini mengandung
kadar bisdemethoxycurcumin
: demethoxycurcumin : curcumin 0 : 1.16 : 98.84. Kalau dibandingkan
dengan berat, serbuk curcuminoid yang dipakai pada penelitian ini hanya mengandung [28.1
± 1.0] bb curcumin dibanding curcuminoid standar. Artinya, di dalam [28.1
± 1.0] bb serbuk curcuminoid dalam sampel mengandung kadar bisdemethoxycurcumin : demethoxycurcumin :
curcumin 0 : 1.16 : 98.84.
Universitas Sumatera Utara
Banyak penelitian yang menggunakan curcumin baik sebagai antioksidan, anti inflamasi, maupun anti kanker Jurenka, 2009; Alter,
2010; Burgos-Moron, et al., 2010; Sharma, et al., 2010. Sebagai anti inflamasi pada tikus digunakan dosis curcumin mulai dari 100, 250, 500
sampai 1000 mgkgBB Salasia, et al., 2002; Rustam, Atmasari Yanwirasti, 2007. Dosis curcuminoid yang digunakan pada penelitian ini
adalah 50 mg dan 100 mg perhari. Dosis ini dianggap tidak berbahaya karena dalam sebuah studi keselamatan preklinis, curcumin dosis tunggal
1380-3500 mgkgBB 3.7-9.5 mmolkgBB tidak menimbulkan efek samping pada tikus kecuali feses yang berwarna. Dalam sebuah
penelitian yang dipublikasi, dinyatakan bahwa dosis tunggal curcumin di atas 5000 mgkgBB 13.6 mmolkgBB tidak mempunyai efek secara klinis
ataupun efek terhadap berat relatif organ pada tikus jantan maupun betina Chemoprevention Branch and Agent Development Committee, 1996.
Pada penelitian pendahuluan, dosis curcuminoid 100 mg perhari dapat menurunkan ekspresi
NFκB, TLR-2 dan MMP-9, serta meningkatkan ekspresi Kolagen Tipe I pada fibroblas koklea yang diberi pajanan bising
selama 2 minggu Haryuna Purnami, 2012.
5.2 Manfaat Curcuminoid
Aggarwal dan Harikumar 2009 membuktikan bahwa curcumin dapat meregulasi beberapa faktor transkripsi, sitokin, protein kinase, molekul
adhesi, status redoks dan enzim yang berkaitan dengan proses inflamasi dimana kita ketahui proses inflamasi menunjukkan peran mayor dalam
Universitas Sumatera Utara
penyakit kronik, termasuk neurodegeneratif, kardiovaskular, respirasi, metabolik, autoimun dan penyakit penyakit neoplastik. Mereka
menemukan peran curcumin dalam prevensi dan terapi untuk berbagai penyakit kronik pro inflamasi.
Curcumin memiliki sifat anti kanker seperti yang ditunjukkan dalam kebanyakan sel kanker manusia dan model karsinogenesis hewan.
Kelarutan yang kecil antara curcumin dan air, mengakibatkan bioavailabilitas sistemiknya menjadi minimal, sedangkan nanocurcumin,
tidak seperti curcumin bebas, mudah terdispersi dalam media air Bisht, et al., 2007.
Pada tahun 2004, JECFA Joint FAOWHO Expert Committee on Food Additives mengalokasikan curcumin sebagai bahan makanan tambahan
dengan dosis 0-3 mgkgBBhari European Food Safety Authority, 2010. Penelitian yang luas selama 50 tahun terakhir telah menunjukkan
bahwa curcumin ini merupakan antioksidan kuat, agen anti inflamasi, mampu menekan inisiasi, promosi dan metastasis tumor, juga dapat
mencegah dan mengobati kanker. Curcumin berperan sebagai tambahan terapi pada kanker paru-paru dan kanker lainnya yang diradiasi Yan,
Geusz Jamasbi, 2012. Uji klinis pada manusia menunjukkan bahwa tidak ada toksisitas dosis
yang membatasi bila diberikan pada dosis hingga 10 ghari, sehingga curcumin berpotensi dalam pencegahan dan terapi kanker Aggarwal,
Kumar Bharti, 2003; Lin Lin, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Curcumin menunjukkan aktivitas biologis dan secara signifikan menghambat berbagai tumorigenesis usus besar dan ukuran tumor pada
hewan. Curcumin memberikan potensi yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan strategi pencegahan kanker dan aplikasi dalam penelitian
klinis. Bubuk kunyit murni memiliki konsentrasi curcumin tertinggi, rata-rata 3.14 menurut beratnya Tayyem, et al., 2006.
Curcumin telah diteliti berkhasiat sebagai anti virus, anti bakteri, anti jamur, anti amiloid dan tentunya memiliki potensi terhadap berbagai
penyakit ganas, diabetes, alergi, artritis, penyakit Alzheimer dan penyakit kronis lainnya. Efek ini dimediasi melalui pengaturan berbagai faktor
transkripsi, faktor pertumbuhan, sitokin inflamasi, protein kinase dan enzim lainnya. Curcumin memperlihatkan kerja yang sama dengan faktor
penghambat nekrosis tumor yang baru saja ditemukan misalnya HUMIRA, REMICADE dan ENBREL, faktor penghambat pertumbuhan
endotel pembuluh darah misalnya AVASTIN, penghambat reseptor faktor pertumbuhan epidermis manusia misalnya Erbitrux, Erlotinib dan
GEFTINIB dan penghambat HER2 misalnya Herceptin Ringman, et al., 2005; Aggarwal, et al., 2007.
Demethoxycurcumin DMC dapat menghambat adhesi, migrasi dan invasi sel kanker payudara manusia MDA-MB-231 Yodkeeree, et al.,
2010.
Universitas Sumatera Utara
Curcumin mengandung bahan fitonutrien dan bioprotektif. Curcumin secara mekanis mengganggu regulasi protein kinase C PKC dan Ca
2+
, penekanan aktivitas PKC berkontribusi terhadap mekanisme molekular
inhibisi promosi tumor yang terinduksi TPA12-O-tetradecanoyl-phorbol- 13-acetate melalui curcumin Liu, Lin Lin, 1993; Balasubramanyam, et
al., 2003. Curcumin menginhibisi pembentukan Spesies Oksigen Reaktif ROS
dan jalur terminal kinase c-Jun NH
2
Kunyit bekerja melalui beberapa atau seluruh sinyal atau mekanisme molekuler: 1 melalui reduksi beberapa hormon T4, leptin atau interaksi
dengan reseptor-reseptor hormon; 2 melalui penghambatan ekspresi sitokin adipokin; 3 berperan sebagai inhibitor yang poten dari spesies
JNK. Banyak obat kemoterapi menghasilkan ROS dan mengaktivasi JNK, curcumin menginhibisi aktivasi
JNK dan pelepasan mitokondria sitokrom c yang tergantung konsentrasi. Penemuan tersebut mendukung hipotesa bahwa asupan curcumin dapat
menginhibisi apoptosis yang diinduksi kemoterapi melalui inhibisi pembentukan ROS dan blokade fungsi JNK Somasundaram, et al.,
2002. Curcumin selama dua dekade terakhir ini berperan sebagai agen
imunomodulator yang poten yang dapat memodulasi aktivasi sel T, sel B, makrofag, netrofil, sel NK dan sel dendritik. Curcumin juga dapat
menurunkan ekspresi berbagai sitokin proinflamasi, seperti TNF, IL-1, IL- 2, IL-6, IL-8, IL-12, kemokin dan kemungkinan besar melalui inaktivasi
faktor transkripsi NFκB Jagetia Aggarwal, 2007.
Universitas Sumatera Utara
reaktif oksigen ROS, merupakan enzim pembangun yang berperan penting antara inflamasi dan perkembangan penyakit; 4 mediasi dari
efeknya melalui inhibisi faktor transkripsi sinyal; danatau 5 menurunkan proliferasi melalui penurunan gen anti apoptosis yang dapat menekan
pertumbuhan tumor melalui blokade jalur transduksi sinyal pada sel target. Mekanisme pertahanan yang multipel melawan inflamasi dan kerusakan
oksidatif membuat curcumin dan jahe sebagai agen alami melawan kerusakan akibat penuaan dan penyakit degeneratif Al-Suhaimi, Al-Riziza
Al-Essa, 2011. Curcumin
menunjukkan potensial preklinik dan klinik pada Inflammatory Bowel Disease IBD yang menunjukkan penurunan aktivasi
p38 MAPK pada biopsi mukosa yang diterapi curcumin, meningkatkan IL- 10 dan menurunkan IL-
1β Epstein, et al., 2010. Pemakaian curcumin dilaporkan dapat mengurangi keluhan-keluhan
meningitis. Kadar eosinofil diturunkan pada grup yang diberikan terapi curcumin dibandingkan dengan tikus yang terinfeksi yang tidak diberi
curcumin Shih, et al., 2007. Terapi curcumin berhasil menurunkan nekrosis hepatis dan kematian
yang disebabkan lipopolysaccharideD-galactosamine. Hasil penelitian menunjukkan curcumin dapat melindungi tikus dari trauma hepatis dan
inflamasi yang dipicu LPSGaIN melalui blokade produksi TNF- α Yun, et
al., 2010.
Universitas Sumatera Utara
Kombinasi curcumin dan deksametason meningkatkan penurunan berat badan, penampakan histologi yang membaik dan penurunan skor
makroskopis dan aktivitas myeloperoxidase. Curcumin menurunkan ekspresi sitokin Th1 IL-12, IFN-
ɣ, TNF-α, IL-1 dan meningkatkan ekspresi sitokin Th2 IL-4 dan IL-10 di mukosa kolon. Curcumin juga
meningkatkan proporsi IFN- ɣ IL-4 pada splenosit dan sirkulasi Zhang, et
al., 2006. Terapi tikus diabetes dengan curcumin secara signifikan menurunkan
nitrogen urea dan kreatinin darah serta meningkatkan albumin, variabel yang berhubungan dengan diabetes nefropati, juga terhadap peningkatan
kadar HSP-27 dan MAP kinase p38 pada ginjal diabetes. Bagaimanapun, terapi curcumin melindungi peningkatan HSP-27 dan
ekspresi p38 Tikoo, et al., 2008. Pada hewan yang diberi curcumin dan aluminuim, kadar lipid
peroksidasi, aktivitas PKCprotein kinase C dan AChEacetylcolinesterase, secara signifikan diturunkan, disaat bersamaan, aktivitas SODsuperoxide
dismutase, GPxglutathione peroxidase, GSTglutathione-S-transferase, Na
+
-K
+
-ATPase secara signifikan meningkat pada dua regio otak, menunjukkan efek protektif curcumin melawan keracunan alumunium
Sharma, et al., 2009. Curcumin berkompetisi dengan Ca
2+
untuk pengaturan PKCprotein kinase C, hasilnya efek saling ketergantungan antara Ca
2+
terhadap kinase, yang mendukung zat ini sebagai obat kemopreventif
Mahmmoud, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Curcumin dapat menekan toksisitas pada ginjal melalui blokade kerusakan oksidatif pada ginjal dan mengembalikan sifat enzimatik
antioksidan. Efek renoprotektif curcumin merupakan bukti dari perbaikan yang penting dalam memperbaiki fungsi ginjal pada tikus El-Zawahry
El-Kheir, 2007.
5.3 Efek Curcuminoid terhadap Ekspresi HSP-70 pada Fibroblas