5.5 Efek Curcuminoid terhadap Ekspresi TLR-2 dan TLR-4 pada Sel Fibroblas Koklea Rattus Norvegicus
Peningkatan respon TLR-2 dan TLR-4 dipicu oleh faktor stres atau jaringan nekrotik, selain HSP dapat berperan sebagai ligan endogen Li, et
al., 2001; Murphi, et al., 2004. Pada penelitian ini didapatkan peningkatan yang bermakna pada ekspresi TLR-2 dan TLR-4 fibroblas pada kelompok
pajanan bising dibanding kelompok kontrol. Dijumpai penurunan ekspresi TLR-2 dan TLR-4 pada fibroblas pada kelompok yang diberi curcuminoid.
Reseptor TLR-2 dan TLR-4 dapat mengenali eHSP-70 yang diekskresikan keluar sel sehingga peningkatan HSP-70 mempunyai
kontribusi yang kuat dengan peningkatan ekspresi TLR-2 dan TLR-4 akibatnya peningkatan HSP-70 pada sel yang mengalami stres
mempengaruhi peningkatan imunitas Asea, 2005; Purnami, 2009. Terdapat indikasi bahwa eHSP-72 mengaktifkan sinyal inflamasi ke
imunitas natural innate melalui ikatan baik dengan TLR-2 danatau TLR- 4 dengan tambahan kofaktor CD-14. Heat Shock Protein membawa pesan
bahaya ke sistem imun dan terjadi potensiasi reseptor TLR membran sel sehingga menginduksi mediator pro inflamasi TNF-
α dan IL-6 Fleshner, et al., 2007. Hasil penelitian sebelumnya mendukung efek imunomodulasi
dari fibroblas koklea yang melibatkan peran protein TLR-2 dan TLR-4 Purnami, 2009.
Sitokin dan TLR berperan sebagai molekul pengenal spesifik menyebabkan aktivasi NF
κB. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa TLR-2 dan TLR-4 mempunyai kontribusi kuat terhadap
Universitas Sumatera Utara
peningkatan dosis pajanan bising yang merupakan indikasi bahwa terdapat stimulasi dan aktivasi NF
κB yang bertahan lama sehingga memungkinkan peningkatan ekspresi TLR-2 dan TLR-4 yang kontinyu
Purnami, 2009. Fakta menunjukkan adanya peran penting dari sistem imun terhadap
stresor pajanan bising berdasarkan peningkatan variabel kontributor TNF- α, TLR-2 dan TLR-4 yang merupakan respon imun bawaan innate.
Aktivasi TLR-2 dan TLR-4 yang berikatan dengan ligan HSP-70 menghasilkan suatu sinyal respon imun non spesifik innate melalui
transkripsi faktor NF κB yang juga merupakan regulator utama dari respon
imun dan inflamasi Purnami, 2009. TLR-4 lebih dominan perannya dalam memicu gen faktor transkripsi
NFκB untuk meningkatkan produksi sitokin. Sedangkan TLR-2 meningkat sesuai dengan peningkatan HSP-70 Purnami, 2009.
Terdapat aktivasi reseptor membran sel TLR-2 dan TLR-4 yang secara bermakna mempunyai kontribusi dominan terhadap stresor pajanan
bising. Penemuan tersebut mendukung bahwa fibroblas juga termasuk sel imunokompeten yang berperan dalam innate immunity Purnami, 2009.
Studi lain menunjukkan bahwa LPS-free HSP-70 dan HSP-60 ternyata tidak dapat menginduksi aktivasi TLR-2 dan TLR-4. Hal ini menunjukkan
bahwa TLR lebih mengarah pada respon sinyal bahaya dalam sistem imun dibanding sinyal lainnya Zhang, et al., 2006.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini pemberian curcuminoid secara umum dapat menurunkan ekspresi TLR-2 dan TLR-4 kecuali pada kelompok 3a,
ekspresi TLR-2 lebih tinggi daripada kelompok 2, tetapi tidak dijumpai peningkatan yang bermakna p0.05. Penurunan ekspresi TLR-2 dan
TLR-4 pada pemberian curcuminoid disebabkan oleh karena penurunan aktivasi
NFκB dimana kita ketahui NFκB merupakan faktor transkripsi gen seperti TLR-2 dan TLR-4. Curcuminoid juga dapat menghambat dimerisasi
TLR-4 yang diinduksi dan tergantung ligan Youn, et al., 2006. Untuk menjadi aktif, reseptor TLR-4 harus berikatan dengan CD-14
heterodimer sedangkan TLR-2 harus berikatan dengan TLR-2 homodimer. Curcuminoid dalam hal ini mencegah terjadinya ikatan
tersebut, akibatnya TLR sebagai molekul pengenal spesifik dapat menyebabkan penurunan aktivasi
NFκB, dalam hal ini menyebabkan aktivasi TLR-2 dan TLR-4 yang berikatan dengan ligan HSP-70 menjadi
berkurang sehingga sinyal respon imun non spesifik innate yang dihasilkan melalui transkripsi faktor
NFκB yang merupakan regulator utama dari respon imun dan inflamasi juga berkurang.
TLR-4 lebih dominan perannya dalam memicu gen faktor transkripsi NFκB untuk meningkatkan produksi sitokin. Sedangkan TLR-2 meningkat
sesuai dengan peningkatan HSP-70 Purnami, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Pada kelompok yang diberi curcuminoid 100 mg perhari menunjukkan penurunan ekspresi TLR-2 dan TLR-4 yang bermakna secara statistik dari
dosis 50 mg perhari pada masing-masing kelompok. Hal ini disebabkan makin tinggi dosis curcuminoid maka dimerisasi TLR lebih banyak dapat
dicegah sehingga aktivitas NFκB yang merupakan regulator utama dari
respon imun dan inflamasi juga berkurang. Pada kelompok 3a penelitian ini terlihat ekspresi TLR-2 yang lebih
tinggi daripada kelompok 2 p0.05. Hal ini dikarenakan tikus Wistar juga memiliki mikrobiota yang mampu mempengaruhi respon imun.
Kelompok 4 menunjukkan ekspresi TLR-2 dan TLR-4 yang lebih rendah dari kelompok 3, hal ini disebabkan karena adanya periode
pemberhentian stimulus bising selama 2 minggu sebelum tikus diterminasi sehingga influks Ca
2+
ke dalam sel berkurang mengakibatkan afinitas eHSP pada makrofag atau monosit menurun Asea, 2000. Dimana kita
ketahui bahwa eHSP dapat mengaktifkan sinyal inflamasi ke imunitas natural innate melalui ikatan baik dengan TLR-2 danatau TLR-4 dengan
tambahan kofaktor CD-14 Fleshner, et al., 2007. Pada Experimental Allergic Encephalomyelitis EAE 11 pengobatan
secara in vivo dan in vitro dengan curcumin dapat mengontrol frekuensi dan intensitas TLR-4 dan TLR-9 yang diekspresikan oleh sel T CD4+ dan
CD8+. Curcumin dapat digunakan sebagai target terapeutik baru dalam pengobatan penyakit autoimun yang diperantarai sel T, walaupun
mekanismenya belum diketahui Chearwae, Mo Bright, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan titer TLR-4, MyD88 dan protein NFκB dalam jaringan yang
mengalami inflamasi juga dapat ditekan secara signifikan dengan pengobatan curcumin. Dalam penelitian, dibuktikan bahwa curcumin dapat
menginhibisi proses inflamasi yang disebabkan pada TLR-4 dan MyD88 pada tikus dengan kolitis yang diinduksi oleh trinitrobenzenesulfonic acid
TNBS Lubbad, Oriowo Khan, 2009. Toll-Like Receptor TLR memainkan peranan penting dalam
mendeteksi komponen-komponen mikrobial dan menginduksi sistem kekebalan bawaan. Curcumin merupakan polifenol yang dijumpai dalam
Curcuma longa yang dapat mensupresi aktivasi NFκB yang diinduksi pro
inflamatori dengan menginhibisi aktivitas IKKp kinase dalam jalur yang tergantung MyD88. Curcumin juga dapat menginhibisi aktivasi IRF-3 yang
diinduksi LPS. Hasil ini menunjukkan curcumin dapat menginhibisi jalur- jalur yang tergantung MyD88 dan TRIF. Kompleks reseptor TLR-4 adalah
target molekuler untuk curcumin selain IKKp. Dalam sebuah penelitian sudah dibuktikan bahwa fitokimia curcumin dan sesquiterpene lactone
dapat menginhibisi dimerisasi TLR-4 yang diinduksi dan tergantung ligan Youn, et al., 2006.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pada penelitian pendahuluan dimana didapati perbedaan bermakna p0.05 pada ekspresi TLR-2
antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yang diberi pajanan bising 100 dB 2 jam perhari selama 2 minggu, antara kelompok perlakuan
yang diberi pajanan bising 100 dB 2 jam perhari selama 2 minggu dengan kelompok perlakuan yang diberikan curcuminoid 100 mg perhari selama 2
minggu dilanjutkan pemberian pajanan bising 100 dB 2 jam perhari bersamaan dengan pemberian curcuminoid 100 mg perhari selama 2
minggu Haryuna Purnami, 2012.
5.6 Efek Curcuminoid terhadap Ekspresi MMP-9 pada Fibroblas