2.3 Kebijakan dan Peraturan Perundang-undangan
Pernyataan WHO Geneva, 2000 menyebutkan 50 gangguan pendengaran dapat dicegah preventable deafness. WHO
merekomendasikan tiap negara menurunkan preventable deafness sampai 50 pada 2010 Better Hearing, 2010. Melalui program Sound
Hearing 2030, diharapkan pada tahun 2030 setiap penduduk Indonesia
mempunyai hak memiliki derajat kesehatan telinga dan pendengaran optimalBetter Hearing for All
Purnami, 2009. Untuk pengembangan program-program nasional penanggulangan
gangguan pendengaran di wilayah Asia Tenggara, WHO mengembangkan protokol untuk negara-negara anggota di wilayah
tersebut untuk mengumpulkan data tentang layanan infrastruktur dan kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian tuli. Hasilnya disajikan
pada pertemuan di Kolombo pada tahun 2003 dan ini menyebabkan pembentukan forum regional untuk pencegahan dan pengendalian
ketulian dan gangguan pendengaran dan inisiatif regional baru, Sound Hearing 2030
mewujudkan program WWHearing–World Wide Hearing untuk negara berkembang Mathur, n.d
. .
Sound Hearing 2030 adalah sebuah inisiatif untuk pencegahan dan keburukan
gangguan pendengaran. Fungsi utamanya adalah
meningkatkan kualitas hidup manusia yang mengalami gangguan pendengaran melalui pengembangan yang komprehensif, inklusif dan
berkelanjutan dan program perawatan di tingkat nasional dan sub nasional.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia sendiri untuk mendukung program Sound Hearing 2030 dibentuk Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan
Ketulian Komnas PGPKT dibentuk oleh Departemen Kesehatan RI yang bertujuan agar masyarakat umum di seluruh Indonesia berpartisipasi aktif
dalam program ini agar apa yang menjadi tujuan WHO dan pemerintah yaitu menurunkan angka ketulian sebesar 50 tahun 2015 dan secara
maksimal tahun 2030 agar terbentuk manusia Indonesia yang mempunyai sumber daya dengan kualitas tinggi dapat tercapai KNPGPKT, n.d..
Landasan kebijakan dalam melaksanakan Program Konservasi Pendengaran dilindungi oleh beberapa peraturan perundangan yang
terkait dengan Program Kesehatan kerja antara lain: 1. UU Dasar 1945
2. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 3. UU No. 3 tahun 1992 tentang Kesehatan
4. UU No. 13 tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan 5. Keputusan Presiden RI No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang
Timbul karena Hubungan Kerja 6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51MEN1999 tentang Nilai
Ambang Batas Kebisingan di Tempat Kerja 7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1075MenkesSKVII2003
Tentang Pelaporan GPAB kepada Departemen Kesehatan Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22 tahun 1993
tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja, bising adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
Elemen pokok Program Konservasi Pendengaran adalah: penilaian awal, pemantauan paparan kebisingan, pengendalian kebisingan secara
teknik dan administratif, pendidikan dan motivasi kerja, perlindungan telinga, pemantauan ketajaman pendengaran, pencatatan dan pelaporan,
evaluasi program Alberti, 1997; American Academy of Audiology, 2003.
2.4 Sistem Pendengaran