Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Zat Besi

kepala, jantung berdebar, sesak serta adanya gangguan perubahan suhu tubuh yang dapat menyebabkan ibu hamil merasa lebih dingin dari biasanya. Gejala kekurangan zat besi dapat terjadi tanpa anemia, hal ini dapat dilihat dari kurangnya konsentrasi, rambut rontok dan lain sebagainya Pavord., dkk, 2011. Beberapa penelitian yang telah dirangkum dengan menggunakan desain studi case-control, Singh 2010 di Nepal menunjukan bahwa kadar hemoglobin pada ibu hamil berhubungan secara signifikan dengan BBLR. Berbeda dengan hasil penelitian Sunare 2009, bahwa status anemia selama hamil tidak memberikan risiko melahirkan BBLR.

5. Penyakit Penyerta Selama Kehamilan

Penyakit yang dialami ibu selama masa kehamilan dapat berpengaruh terhadap gangguan pertumbuhan intraurine atau Intraurine Growth Retardation IUGR. IUGR merupakan salah satu penyebab kurangnya asupan energi dan protein pada ibu selama masa kehamilan sehingga mengakibatkan terjadinya kasus BBLR Grible, 2003; Gross, 1997. Pada umumnya penyakit yang dialami oleh ibu selama masa kehamilan dan berisiko terhadap kondisi kesehatan janin diantaranya adalah hipotensi, hipertensi atau pre eklampsia, diabetes melitus gestasional, perdarahan, riwayat penyakit infkesi rubella, HIVAIDS IOM, 1985. Hasil penelitian Aea 2013 dengan menggunakan desain case control menunjukan bahwa ada hubungan antara penyakit diabetes yang dialami ibu selama masa hamil dengan kejadian BBLR.

6. Kunjungan

Antenatal Care ANC Anjuran kunjungan antenatal pada ibu hamil adalah minimal empat kali yang terbagi pada tiap trimester Kemenkes, 2010 : a. Satu kali pada trimester ke-I kehamilan hingga 12 minggu b. Satu kali trimester ke-2 usia kehamilan 12 - 24 minggu c. Dua kali pada trimester ke-3 usia kehamilan 24 sampai dengan minggu ke 36 Hasil penelitian Fonseca 2014 dan Negi 2006 menunjukan bahwa jumlah kunjungan antenatal berhubungan dengan BBLR. Hal ini dikarenakan ibu yang melakukan kunjungan antenatal secara rutin dapat memperoleh informasi kesehatan baik kesehatan ibu maupun janin dari petugas kesehatan secara detail. Kunjungan NAC salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Hasil penelitian Low., dkk 2005 menunjukan bahwa pendidikan yang rendah berisiko terhadap kepatuhan kunjungan ANC selama hamil sebesar 1,82.

7. Jumlah Paritas

Secara nasional, pemerintah Indonesia memberikan aturan kepada pasangan suami istri bahwa 2 anak pada masing-masing pasangan suami istri sudah cukup BKKBN, 2012. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk pemerataan jumlah penduduk Indoensia. Jumlah paritas yang terlalu banyak dapat memberikan dampak kesehatan baik pada ibu dan bayi. Secara biologis, jumlah paritas berpengaruh terhadap BBLR dikarenakan terdapat kemungkinan adanya insiden plasenta previa plasenta terletak di