minggu ke-12 sampai minggu ke-14. Hanya 1-10 ibu hamil yang mengalami mual dan muntah melewati usia kehamilan minggu ke-20
trimester II Cheung, 2000. Berdasarkan temuan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang
terhadap kelompok kontrol, bahwa ibu yang mengalami mual dan muntah secara terus menerus sampai usia kehamilan trimester II telah
memiliki bayi dengan status berat bayi lahir normal. Akan tetapi, secara teori mual dan muntah secara terus menerus dapat berpengaruh
terhadap kondisi pertambahan berat badan ibu selama trimester II serta berakibat terhadap kesehatan janin. Mual dan muntah secara
berkelanjutan diakibatkan karena tingginya produksi hormon Human Chorionic Gonadtropin HCG atau sering disebut dengan hipermesis
gravidarum. Peningkatan hormon HCG akan mendorong ovarium untuk memproduksi esterogen dalam jumlah yang cukup banyak dan
mengakibatkan terjadinya mual dan muntah yang lebih berat. Hipermesis gravidarum yang berat ditandai dengan muntah secara
terus menerus disertai dengan kurang minum yang berkepanjangan sehingga menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi berkepanjangan pada ibu
hamil dapat menghambat tumbuh kembang janin Gunawan., dkk, 2011.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol telah memiliki pertambahan berat badan yang ideal
selama trimester II. Namun, masih terdapat kelompok kasus dan
kontrol yang mengalami pertambahan berat badan kurang di trimester II. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu hamil wilayah kerja
Puskesmas Pamulang yang memiliki pertambahan berat badan kurang agar meningkatkan status gizi dan lebih rutin memantau pertambahan
berat badan. Bagi petugas kesehatan, diharapkan dapat memberikan penyuluhan khususnya bagi ibu hamil yang masih memiliki
pertambahan berat badan kurang selama trimester II. Penyuluhan tersebut dapat berupa informasi terkait tanda-tanda masalah kesehatan
yang dialami selama masa kehamilan, sehingga ibu hamil dapat mengetahui secara detail terkait gangguan masalah kesehatan selama
hamil dan segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan jika ditemukan tanda-tanda masalah kesehatan.
c. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester III
Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang diperoleh bahwa sebagian besar 56,8 kelompok kasus memiliki pertambahan
berat badan kurang selama trimester III. Sedangkan sebagian besar 57 kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan normal.
Hasil penelitian lain dilaporkan oleh Brown 2002 di Amerika dengan desain studi kohort, bahwa rata-rata pertambahan berat badan
selama trimester III sebesar 6,3±2,4 kg. Sedangkan Nyaruhucha 2006 di Tanzania menunjukan bahwa rata-rata pertambahan berat
badan ibu hamil pada trimester III sebesar 2,14±0,43 kg.
Hasil penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya dikarenakan terdapat perbedaan dalam cara pengukuran penelitian,
dimana dalam penelitian Brown 2002 hasil ukur penelitian dalam bentuk rata-rata dan standar deviasi serta tidak ada kategori hasil ukur
penelitian pertambahan berat badan ibu hamil sesuai dengan Indeks Masa Tubuh IMT ibu sebelum hamil. Sedangkan dalam penelitian
ini, penilaian pertambahan berat badan ibu hamil disesuaikan dengan standar pertambahan berat badan menurut IOM tahun 2009 dengan
melihat status IMT sebelum hamil. Perbedaan rata-rata pertambahan berat badan pada penelitian
Nyaruhucha 2006 dan Brown 2002, dikarenakan faktor jumlah sampel dan kriteria sampel penelitian. Pada penelitian Nyaruhucha
2006, jumlah terlalu kecil yakni sebesar 270 sampel kasus dan kontrol tanpa adanya pemilihan kritera usia ibu hamil. Sedangkan
penelitian Brown 2002, jumlah sampel sebesar 389 kasus dan kontrol, serta terdapat pemilihan kriteria sampel yakni sampel
penelitian hanya ibu hamil yang berusia 20-35 tahun. Usia sampel penelitian tersebut bukan merupakan usia risiko tinggi ibu hamil,
dimana ibu yang memiliki usia risiko tinggi dapat berpengaruh terhadap pertambahan berat badan ibu hamil Ullah, 2003.
Pertambahan berat badan ibu hamil pada trimester III merupakan indikator penting dalam menentukan kondisi kesehatan ibu
dan bayi yang akan dilahirkan Kemenkes, 2010. Pada trimester III,
pertambahan berat badan ibu hamil meningkat lebih drastis. Bahkan, hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang ditemukan
bahwa terdapat kelompok kontrol yang memiliki pertambahan berat badan lebih selama masa kehamilan. Pertambahan berat badan yang
meningkat drastis dikarenakan perkembangan janin semakin pesat, dimana 60 dari pertambahan berat badan merupakan bagian dari
janin Cheung, 2000. Estimasi pertambahan berat badan ibu hamil selama trimester III pada jaringan tubuh bayi adalah adanya
pertambahan berat janin sebesar 3,4 kg, plasenta sebesar 0,6 kg dan cairan amnion sebesar 1 kg. Sedangan pada jaringan tubuh ibu,
terdapat pertambahan berat uterus sebesar 1 kg, payudara sebesar 0,5 kg, cairan darah sebesar 1,5 kg, cairan ekstraselular sebesa5 1,5 kg
dan lemak ibu sebesar 3,48 kg Soetjiningsih 1995 dan Preedy, 2003.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok kasus memiliki pertambahan berat badan kurang selama
trimester III. Sedangkan kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan secara drastis selama trimester III, bahkan terdapat
kelompok kontrol yang memiliki pertambahan berat badan lebih selama trimester II. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Pamulang agar tetap melakukan pemantauan pertambahan berat badan sampai trimester terakhir melalui
pemeriksaan kehamilan secara teratur dan konsumsi zat gizi dan energi yang cukup khususnya pada ibu yang memiliki pertambahan