Coping Stres. Responden II

b. Coping Stres.

Permasalahan-permasalahan yang responden alami dihadapi dengan berbagai macam bentuk coping. Sebagian besar dihadapi dengan kedua bentuk coping, namun terdapat juga beberapa permasalahan yang dihadapi responden hanya dengan emotional focus coping. Permasalahan yang hanya responden hadapi dengan emotional focus coping adalah permasalahan mengenai ketiadaan jenjang kenaikan karir di WH. Walaupun responden memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh kenaikan karir, namun status WH yang hanya tenaga kontrak mengharuskan responden untuk menerima kondisi ini. Menghadapi kondisi ini, responden menggunakan emotional focus coping berupa accepting responsibility, yaitu usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya, dan mencoba menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. Untuk permasalahan hubungan dengan atasannya, responden menggunakan emotional focus coping berupa self-control, yaitu usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan dengan cara bersabar. Walaupun responden menghindari membawa urusan kantor ke rumah, terkadang responden tidak mampu menahan emosinya hingga permasalahan yang dialami di kantor dilampiaskan kepada keluarganya. Namun, responden juga menggunakan problem focus coping berupa planful problem solving, yaitu usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis. Hal ini dilakukan responden dengan tetap melakukan hal yang dianggap benar dan membiarkan atasannya melakukan apapun yang diinginkan atasannya. Permasalahan berupa beratnya beban pekerjaan, responden hadapi dengan emotion focused coping dan problem focused coping. Emotion focused coping yang digunakan berupa avoidance, yaitu keinginan untuk melupakan permasalahan yang ada dan menghindari diri darinya. Hal ini dilakukan responden dengan berusaha melupakan permasalahan yang dihadapinya dan menghindari kondisi ini dengan mencoba untuk mencari pekerjaan lain. Walaupun demikian, responden juga menggunakan problem focused coping berupa planful problem solving, yaitu dengan mengisi pengajian di daerah yang dapat dijangkau saja dan melakukan razia secara fardiyah saja. Menghadapi permasalahan mengenai hak dan kewajiban WH yang minim, responden menggunakan emotional focused coping berupa self-control dan problem focused coping berupa planful problem solving, yaitu dengan mengajukan tuntutannya untuk menambah hak dan kewajiban WH kepada pemerintah. Setelah menyampaikan tuntutannya, walaupun responden belum mendapatkan perkembangan yang berarti, responden mencoba untuk bersabar menunggu kebijakan pemerintah. Emotion focused coping berupa avoidance dilakukan responden ketika responden menghadapi permasalahan dengan rekan sekantornya. Responden berusaha untuk menghindari situasi konflik dengan rekan sekantornya dengan tidak datang ke kantor dan lebih banyak menghabiskan waktu di lapangan. Ketidakhadiran responden ke kantor diharapkan dapat menghindar dari berkumpul bersama rekan-rekan kantornya yang dinilai lebih banyak mudharat-nya dari pada hal positifnya.

3. Responden III