Sumber stres Responden II

Untuk permasalahan mengenai kurangnya dukungan masyarakat terhadap WH, dihadapi responden dengan self-control yaitu usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan dengan bersabar dan mengikhlaskannya, selain itu responden juga menggunakan seeking social support, yaitu usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dengan mencari dukungan emosional dari rekan-rekannya. Namun responden juga menggunakan problem focus coping berupa planful problem solving yaitu usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis, dengan berusaha untuk menegur masyarakat dengan lembut, melakukan razia secara fardiyah saja untuk menghindari respon negatif yang diberikan masyarakat. Responden juga pernah langsung menunjukkan ayat Al-Quran mengenai wajibnya menutup aurat agar masyarakat tidak lagi memberikan protes terhadap responden.

2. Responden II

a. Sumber stres

Dari beberapa dimensi pekerjaan, dimensi pekerjaan yang menjadi sumber stres bagi responden adalah kerja sama yang kurang baik dengan atasannya. Kerja sama yang kurang baik ini disebabkan karena responden merasa kurang mampu bekerja sama dengan atasannya, yaitu Satpol PP karena responden menganggap WH dan Satpol PP itu bertolak belakang, cara bekerja Satpol PP yang keras, arogan dan seperti militer dinilai bertolak belakang dengan cara kerja WH yang menggunakan perkataan dan dengan cara yang lembut. Apalagi responden menganggap bahwa dari segi pendidikan saja Satpol PP lebih rendah dibandingkan dengan WH. Hal ini sesuai dengan pernyataan Stenmetz 1979 bahwa persepsi seseorang terhadap orang lain dalam suatu hubungan pekerjaan sangat mempengaruhi kualitas kerja yang dihasilkan. Penilaian negatif yang responden miliki terhadap atasannya menyebabkan responden tidak dapat melakukan kerja sama yang baik dengan atasannya, dan hal ini ternyata menimbulkan stres tersendiri bagi responden. Kurangnya dukungan yang diberikan pemerintah terhadap WH juga dirasakan responden sebagai salah satu sumber stres. Pemerintah kurang memberikan fasilitas yang maksimal terhadap WH. Kekuatan hukum, perlindungan dan gaji yang dirasa minim dinilai sebagai kendala yang menghambat kinerja responden. Para pelanggar yang telah ditangkap responden namun dilepaskan oleh pemerintah membuat responden merasa kesal dan jengkel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Stenmetz 1979 bahwa pemerintah memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pekerja. Pemerintah berperan terhadap pekerja yang merasa kurang nyaman dalam pekerjaannya, pemerintah juga berpengaruh terhadap perkembangan karir pekerja, apakah pekerja tersebut akan bertahan, depresi, merasa kurang nyaman atau bahkan merugikan orang lain. Selain merasa kurangnya dukungan yang diberikan pemerintah, kurangnya dukungan yang diberikan masyarakat juga dirasakan sebagai salah satu sumber stres, karena responden menilai masyarakat seringkali memberikan protes terhadap nasihat-nasihat yang responden berikan. Masyarakat juga belum menunjukkan perubahan yang berarti walaupun telah seringkali dinasihati. Responden merasa marah, kesal dan jengkel terhadap masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Greenberg 2006 bahwa lingkungan di luar organisasi juga dapat mempengaruhi pekerjaan seseorang. Lingkungan masyarakat yang mempengaruhi pekerjaan responden menjadi beban tersendiri bagi responden. Responden juga mengalami konflik dengan rekan sekantornya. Greenberg 2006 menyatakan bahwa hubungan yang kurang baik dengan rekan sekantor merupakan salah satu sumber stres dalam pekerjaan. Konflik yang dialami dengan rekan sekantornya ini disebabkan karena perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh responden dan rekan responden tersebut. Konflik ini kemudian menyebabkan responden merasa malas untuk datang ke kantor. Responden menilai beban pekerjaannya sebagai WH sangat berat karena pekerjaan WH berhubunagn dengan konsekuensi mental. Responden menilai bahwa WH merupakan pekerjaan yang terberat di Aceh Tengah. Apalagi yang menjadi WH di wilayah tersebut hanya responden sendiri. Tugas yang terlalu banyak work overload karena harus responden kerjakan sendiri juga dinilai sangat menyulitkan responden. Greenberg 2006 meletakkan beban kerja sebagai salah satu sumber stres. Beban kerja merupakan tuntutan terhadap pekerjaan yang dirasa tidak mampu untuk diselesaikan. Perasaan tidak mampu ini akan dapat berkembang menjadi stres. Semua permasalahan yang responden alami dinilain oleh responden sebagai beban yang dapat menghambat kinerjanya. Walaupun demikian, untuk beberapa permasalahan, seperti permasalahan beban kerja yang terlalu berat dan ketiadaan jenjang karir di WH dinilai responden sebagai konsekuensi dari pekerjaannya, dan responden mencoba untuk menerima konsekuensi tersebut.

b. Coping Stres.