Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010.
: dibahas dalam penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. PENDEKATAN KUALITATIF
Brannen dalam Alsa, 2004 menyatakan bahwa pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah makhluk yang aktif, yang mempunyai
kebebasan kemauan, yang perilakunya hanya dapat dipahami dalam konteks budanyanya, dan yang perilakunya tidak didasarkan pada hukum sebab akibat.
Oleh sebab itu logis kalau penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami objeknya, tidak untuk menemukan hukum-hukum,
tidak untuk membuat generalisasi, melainkan membuat ekstrapolasi.
Apabila merujuk kembali pada masalah yang hendak dijawab dalam
penelitian ini, pendekatan kualitatif dipandang sesuai untuk mengetahui gambaran coping stress pada Wilayatul Hisbah yang ditempatkan di desa, sehingga hasil
yang didapat dari penelitian ini dapat memberikan gambaran dan dinamika yang luas tentang coping stress pada masing-masing responden.
B. RESPONDEN PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010.
Pemilihan responden penelitian didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Dalam penelitian ini, yang menjadi responden penelitian adalah Wilayatul Hisbah yang
ditempatkan di desa.
2. Jumlah responden
Banister dalam Poerwandari, 2007 menyatakan bahwa dengan fokusnya pada kedalaman dan proses, penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan
jumlah kasus yang sedikit. Suatu kasus tunggal pun dapat dipakai bila secara potensial memang sangat sulit bagi peneliti memperoleh kasus lebih banyak, dan
bila dari kasus tunggal tersebut memang diperlukan sekaligus dapat diungkap informasi yang sangat mendalam.
Menurut Poerwandari 2007, penelitian kualitatif bersifat relatif luwes. Oleh sebab itu, tidak ada aturan yang pasti dalam jumlah sampel yang harus diambil
untuk penelitian kualitatif. Jumlah sampel pada penelitian kualitatif diarahkan pada kecocokan konteks Sarantakos, dalam Poerwandari 2007 dan tergantung
pada apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia.
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 3 orang Wilayatul Hisbah yang ditempatkan di desa. Alasan utama pengambilan jumlah sampel tersebut adalah
adanya keterbatasan dari peneliti sendiri, baik itu waktu, biaya maupun kemampuan peneliti.
Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010.
3. Prosedur Pengambilan Responden
Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini berdasarkan teori atau berdasarkan konstruk operasional theory-basedoperational construct sampling,
yaitu sampel dipilih dengan kriteria tertentu, berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai studi-studi sebelumnya, atau sesuai tujuan penelitian. Hal ini
dilakukan agar sampel sungguh-sungguh mewakili bersifat representatif terhadap fenomena yang diteliti. Patton, dalam Poerwandari 2007.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Takengon, Aceh Tengah. Pemilihan daerah penelitian bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam mendapatkan dan menemui sampel
penelitian.
C. METODE PENGAMBILAN DATA
Menurut Poerwandari 2007, metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian serta
sifat objek yang diteliti. Metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif antara lain: wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus, analisa terhadap
karya tulis, film dan karya seni lain, analisa dokumen, analisa catatan pribadi, studi kasus, studi riwayat hidup dan sebagainya.
Bogdan dan Biklen dalam Alsa, 2004 menyatakan bahwa metode pengumpulan data yang paling mewakili karakteristik penelitian kualitatif adalah
Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010.
observasi partisipan dan in depth-interview. Prosedur yang digunakan secara runtut adalah:
1. Mengumpulkan data yang berwujud kata-kata misal teks dari partisipan
selama interview. 2.
Menganalisa kata-kata tersebut dengan melalui pendeskripsian peristiwa- peristiwa dan memperoleh atau menetapkan tema.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum dan luas
4. Tidak membuat prediksi terhadap yang diamati, tapi menyandarkan diri pada
peneliti untuk membentuk apa yang mereka laporkan 5.
Tetap dapat dilihat dan ada dalam laporan tertulis. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode wawancara. Banister dalam Poerwandari, 2007 menyatakan bahwa wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu
berkenaan denagn topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan
lain. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalan wawancara dengan
pedoman umum, dimana peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput, tanpa menentukan
urutan pertanyaan, bahkan tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang
Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010.
harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan Poerwandari, 2007. Aspek yang ingin
diungkap melalui wawancara dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan coping stres pada Wilayatul Hisbah yang ditempatkan di
desa, yang mencakup bagaimana gambaran stres dan coping stres. Selama wawancara berlangsung dilakukan observasi, yaitu kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Adapun hal-
hal yang akan diobservasi adalah kondisi fisik, emosional, dan setting lingkungan dan hal-hal yang mengganggu jalannya wawancara.
D. ALAT BANTU PENGAMBILAN DATA