Ringkasan Hasil Wawancara Beberapa tahun setelah menamatkan pendidikannya di jurusan Teknik Mesin

Lima puluh menit setelah wawancara berlangsung, wawancara sempat terhenti sejenak karena anak responden yang awalnya duduk di samping kanan responden berusaha mengambil alat perekam yang ada di tangan kiri responden. Wawancara dapat dilanjutkan kembali ketika istri responden datang dan mengajak anak responden untuk main di ruang belakang. Tidak ada hal khusus yang menghambat jalannya wawancara. Walaupun beberapa kali anak responden menghampiri responden untuk meminta alat perekan yang digunakan responden, responden tetap melanjutkan wawancara, dan anak responden yang menangis dapat ditenangkan oleh istri responden.

b. Ringkasan Hasil Wawancara Beberapa tahun setelah menamatkan pendidikannya di jurusan Teknik Mesin

di salah satu Universitas ternama di Pulau Jawa, responden pindah ke Aceh Tengah dan mendaftar menjadi pegawai kontrak Wilayatul Hisbah setelah mendapat informasi mengenai lowongan ini dari salah seorang temannya yang bekerja di kantor Dinas Syariat Islam. Awalnya responden tidak mengetahui apa- apa mengenai WH. Setelah responden mengetahui tugas dan kewajiban WH, responden semakin termotivasi untuk menjalankan tugasnya karena keinginan untuk berbuat baik terhadap masyarakat dan berusaha agar masyarakat memahami syariat Islam. Responden kemudian mempelajari buku-buku Qanun yang diberikan kepadanya. Setelah menjadi WH, responden merasa kesulitan untuk menjalankan tugasnya karena responden merasa tugas WH tidak memiliki kekuatan hukum yang kuat dan tupoksi yang jelas, sehingga responden seringkali merasa ragu-ragu dalam menjalankan tugasnya, responden takut jika ternyata responden melakukan tugas orang lain yang dapat memunculkan penilaian negatif dari masyarakat, walaupun responden yakin apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang benar. Ketidakjelasan tugas juga dirasakan semakin menjadi beban ketika responden mendapatkan tugas yang berbeda dengan tupoksi tugas pokok dan fungsi WH dari atasannya, Satpol PP. Responden menilai Satpol PP tidak memahami tupoksi WH yang menyebabkan Satpol PP seringkali memberi tugas yang tidak sesuai dengan tupoksi WH. Hal ini membuat responden merasa tidak nyaman sehingga melaksanakan tugasnya dengan setengah hati. Menghadapi hal ini responden berusaha untuk memberi pemahaman kepada Satpol PP mengenai tugas WH yang sebenarnya, namun responden menilai tingkat pendidikan Satpol PP yang rendah mengakibatkan Satpol PP tidak mampu memahami apa yang responden sampaikan. Hal ini membuat responden merasa kesal, namun responden memilih untuk mendiamkannya saja. Rasa ketakutan dialami responden ketika responden menindak pelaku pelanggar syariat Islam yang berasal dari tentara atau polisi. Responden menilai bahwa responden siap untuk melaksanakan tugas namun belum siap mati. Hal ini dirasakan responden karena responden menilai tentara atau polisi yang ditindak bisa saja melakukan tindakan balas dendam terhadap responden suatu saat nanti. Ketakutan ini menyebabkan responden memutuskan untuk tidak menindak tentara atau polisi yang melakukan pelanggaran syariat Islam jika sedang melakukan pengawasan seorang diri. Selain itu, responden juga merasa ketakutan ketika menindak pelaku khamar. Responden menilai pelaku khamar adalah orang-orang yang arogan yang bisa saja melakukan kekerasan terhadap responden sebagai bentuk balas dendam terhadap penangkapan yang pernah responden lakukan. Hal ini menyebabkan responden memutuskan untuk menyerahkan pelaku khamar kepada pihak kepolisian. Dalam menjalankan tugas pengawasan terhadap busana muslim, responden seringkali mendapatkan protes dari masyarakat yang kedapatan tidak menggunakan pakaian muslim. Walaupun merasa kesal terhadap protes yang diberikan oleh pelaku, responden tetap berusaha melaksanakan tugasnya dengan memberi pengarahan dengan cara yang lembut. Responden berusaha membina pelaku dengan memberi pengarahan dan pengertian kepada orang tua pelaku agar lebih berhati-hati menjaga dan membimbing anaknya. Kondisi masyarakat yang belum sesuai dengan syariat Islam membuat responden merasa malu karena responden merasa belum mampu menjalankan tugasnya dengan maksimal. Responden merasa ketidakjelasan tugas dan faktor keamanan yang mempengaruhi kinerja responden menyebabkan responden merasa takut sehingga tidak mampu menjalankan tugasnya dengan maksimal. Apalagi responden merasa kesulitan melaksanakan tugasnya dengan jumlah personil WH yang hanya 3 tiga orang di kecamatannya. Responden merasa mengalami beban mental menghadapi kondisi ini. Kendala-kendala yang dialami responden kemudian responden sampaikan pada atasannya dan pada pemerintah. Walaupun belum ada perubahan positif yang responden dapatkan, responden mencoba untuk memahami bahwa tugas pemerintah bukan hanya mengurusi WH, masih banyak tugas lain yang juga menuntut perhatian pemerintah. Hal ini kemudian menyebabkan responden mendiamkan saja apa yang terjadi. Walaupun demikian, responden tetap menyampaikan usulan-usulannya mengenai kebijakan-kebijakan yang sebaiknya dilakukan pemerintah kepada paman responden yang memiliki jabatan lebih tinggi. Responden berharap paman responden inilah yang akan menyampaikan usulan responden kepada pemerintah.

c. Sumber stress, appraisal, dan coping stres