Pada fase pertama, yakni reaksi alarm alarm reaction, sistem saraf otonom Pada fase kedua, yaitu resistensi resistance, individu beradaptasi dengan Jika stresor menetap atau individu tidak mampu merespons secara efektif,

Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010. peran yang aktiv yang dapat mempengaruhi akibat dari stresor melalui strategi perilaku, kognitif dan emosional. Jadi stress adalah suatu kondisi fisiologi dan psikologis yang timbul akibat interaksi individu dengan lingkungan yang penuh ancaman ataupun tantangan dan terdapat kesenjangan antara tuntutan tersebut dengan sumber daya yang dimiliki individu untuk menyelesaikannya.

2. Respon Terhadap Stress

Taylor dalam Wangsadjaja, 1991 menyatakan bahwa stres dapat menghasilkan berbagai respon. Berbagai peneliti telah membuktikan bahwa respon-respon tersebut dapat berguna sebagai indikator terjadinya stres pada individu, dan mengukur tingkat stres yang dialami individu. Respon stres dapat terlihat dalam berbagai aspek, yaitu: 1. Respon fisiologis; dapat ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan. Hans Selye dalam Davison, 2006 memperkenalkan sindrom adaptasi menyeluruh General Adaptation Syndrome-GAS, suatu gambaran respon fisiologis untuk bertahan dan mengatasi stres fisik. Terdapat 3 fase dalam model ini, yaitu:

a. Pada fase pertama, yakni reaksi alarm alarm reaction, sistem saraf otonom

diaktifkan oleh stres. Jika stres terlalu kuat, terjadi luka pada saluran pencernaan, kelenjar adrenalin membesar, dan thimus menjadi lemah. Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010.

b. Pada fase kedua, yaitu resistensi resistance, individu beradaptasi dengan

stres melalui berbagai mekanisme coping yang dimiliki.

c. Jika stresor menetap atau individu tidak mampu merespons secara efektif,

terjadi fase ketiga, yaitu suatu tahap kelelahan exhaustion yang amat sangat, dan individu mati atau menderita kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. 2. Respon kognitif; dapat terlihat lewat terganggunya proses kognitif individu, seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak wajar. 3. Respon emosi; dapat muncul sangat luas, menyangkut emosi yang mungkin dialami individu, seperti takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya. 4. Respon tingkah laku; dapat dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi yang menekan, dan flight, yaitu menghindari situasi yang menekan. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan respon stres Passer Smith, 2007 adalah : 1. biological, yaitu mekanisme tubuh, respon fisiologis dari sistem autonomic dan endokrin dalam merespon stresor. 2. fisiologis, merupakan penilaian kognitif terhadap tuntutan lingkungan, sumber daya yang dimiliki individu, konsekuensi yang akan dihasilkan, faktor kepribadian, seperti keyakinan dan kesabaran individu mempengaruhi respon terhadap stres, dan strategi coping. Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010. 3. lingkungan. Jumlah, intensitas, dan durasi dari kejadian yang menimbulkan stres, dapat diprediksitidak, dapat dikontroltidak, tingkat keparahan dari situasi, ketersediaan dukungan sosial, faktor budaya juga mempengaruhi cara individu berespon terhadap sumber stres.

3. Sumber-sumber Stres