Fungsi Coping COPING 1. Pengertian Coping

Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010. Lazarus Folkman dalam Wangsadjaja menyatakan bahwa coping adalah suatu tindakan merubah kognitif secara konstan dan merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki individu. Coping dipandang sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Namun coping bukan merupakan suatu usaha untuk menguasai seluruh situasi menekan, karena tidak semua situasi tersebut dapat benar-benar dikuasai. Coping menunjuk pada berbagai upaya, baik mental maupun perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan. Dengan perkataan lain coping merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menanggani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya Mu’tadin, 2002. Coping adalah proses dimana individu mencoba untuk mengatur kesenjangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki saat berada dalam situasi yang stressfull Sarafino, 2006. Jadi coping adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk menguasai situasi yang menekan yang melebihi sumber daya yang dimilikinya.

2. Fungsi Coping

Individu memiliki sejumlah cara dalam coping terhadap stres. Menurut Lazarus dalam Sarafino, 2006 coping memiliki 2 fungsi utama, yaitu mengubah Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010. masalah sebagai penyebab stres atau mengatur respon emosi terhadap masalah tersebut. a. problem focus coping digunakan dengan mengurangi tuntutan dari situasi atau menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapinya. Contoh : a Membuat individu yang bersangkutan menerima tanggungjawab untuk menyelesaikan atau mengontrol masalah yang menimbulkan stres. Dengan merubah situasi dari masalah yang bersangkutan, diharapkan efek stresnya juga akan menghilang. b Menyiapkan semacam rencana untuk menyelesaikan masalah penyebab stres, dan mengambil tindakan untuk melaksanakan rencana tersebut b. emotion-focused coping digunakan untuk mengontrol situasi yang dinilai sebagai stres. Coping yang berfokus pada emosi problem-focused coping adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif. Dalam emotion focus coping ini individu menghadapi stres dengan fokus kepada bagaimana menata dirinya secara emosional sehingga siap menghadapi stres itu sendiri. Beberapa contoh penerapan teknik emotion-focused coping antara lain : a Menerima simpati dan pengertian dari individu teman, saudara atau support group lainnya b Mencoba untuk melihat sesuatu dari sisi lain yang lebih positif Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010. Individu dapat mengatur respon emosinya melalui pendekatan kognitif dan pendekatan perilaku. Pendekatan kognitif meliputi bagaimana cara individu berfikir mengenai situasi yang dinilai sebagai stres. Dalam pendekatan kognitif, individu mendefinisikan kembali situasinya dan melihatnya dengan sudut pandang yang positif. Pendekatan perilaku meliputi penggunaan alkohol dan obat-obatan, mencari dukungan sosial dan melakukan aktivitas yang dapat mengganggun ingatan individu padamasalah. Individu cenderung menggunakan emotion-focus coping ketika individu yakin akan dapat melakukan sesuatu hal untuk merubah kondisi yang dinilai sebagai stres. Lazarus Folkman dalam Sarafino, 2006 menyatakan bahwa individu cenderung untuk menggunakan problem-focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurut individu tersebut dapat dikontrolnya. Sebaliknya, individu cenderung menggunakan emotion focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurutnya sulit untuk dikontrol. Taylor dalam Wangsadjaja menyatakan bahwa terkadang individu dapat menggunakan kedua strategi tersebut secara bersamaan, namun tidak semua strategi coping pasti digunakan oleh individu. Suatu studi dilakukan oleh Folkman et al. dalam Wangsadjaya mengenai kemungkinan variasi dari problem-focused coping dan emotion focused coping. Hasil studi tersebut menunjukkan adanya delapan strategi coping yang muncul, yaitu : 1. problem-focused coping Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010. a. confrontative coping; usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko. b. seeking social support; yaitu usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain. c. planful problem solving; usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis. 2. Emotion focused coping a. Self-control; usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan. b. Distancing; usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa-apa atau menciptakan pandangan-pandangan yang positif, seperti menganggap masalah sebagai lelucon. c. Positive reappraisal; usaha mencari makna positif dari permasalahan dengan terfokus pada pengembangan diri, biasanya juga melibatkan hal- hal yang bersifat religius. d. Accepting responsibility; usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya, dan mencoba menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. Strategi ini baik, terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan tindakannya sendiri. Namun strategi ini menjadi tidak baik bila individu tidak seharusnya bertanggung jawab atas masalah tersebut. Rena Kinnara Arlotas : Gambaran Coping Stres Pada Wilayatul Hisbah Yang Ditempatkan Di Desa, 2010. e. Escapeavoidance; usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti makan, minum, merokok, atau menggunakan obat-obatan. Sarafino 2006 menyatakan bahwa penelitian menemukan bahwa individu menggunakan metode coping dalam 4 cara yang berbeda, yaitu: 1. individu cenderung konsisten dalam menghadapi tipe stresor, dimana jika mengalami kondisi stres yang sama, individu cenderung menggunakan strategi coping yang sama. 2. individu biasanya menggunakan kombinasi dari problem dan emotion coping strategy, 3. metode coping yang digunakan individu berbeda antara kondisi stres yang berlangsung singkat dengan kondisi stres yang berlangsung dalam waktu yang lama. 4. walaupun metode yang digunakan individu berkembang dari transaksi selama kehidupannya, individu yang kembar cenderung menggunakan metode coping yang sama.

3. Faktor yang Mempengaruhi Coping