sama dengan teman kelasnya. Berdasarkan karakteristiknya, pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik sebagai berikut:
18
1 Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif dilakukan secara tim, sesama anggota
tim saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain keberhasilan pembelajaran bukan
ditentukan oleh individu akan tetapi oleh tim. Anggota dalam tim bersifat heterogen yang memiliki kemampuan akademik,
jenis kelamin, dan latar belakang yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling
memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga
diharapkan setiap
anggota kelompok
dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.
2 Pembelajaran dengan manajemen kooperatif Manajemen memiliki empat pilar fungsi manajemen, yaitu:
fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Fungsi perencanaan memiliki makna bahwa
pembelajaran dilakukan secara terencana baik tujuannya, cara mencapainya dan lain-lain. Fungsi perencanaan menunjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran
yang sudah ditentukan dan disepakati bersama. Fungsi organisasi dimaksudkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pekerjaan bersama antar setiap anggota dalam kelompok, oleh karenanya perlu diatur mekanisme tugas dan tanggung jawab
setiap anggota. Fungsi kontrol sangat penting dalam pembelajaran ini, karenanya harus ditentukan kriteria
keberhasilan baik melalui tes maupun nontes.
18
Junaedi, dkk. 2008. Strategi pembelajaran edisi pertama. Learning Assistance Program For Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Surabaya: LAPIS-PGMI
3 Kemauan untuk bekerja sama Kerja sama dalam kelompok tidak akan efektif manakala setiap
aggota tidak memiliki kemauan untuk bekerja sama atau secara terpaksa, karena dalam tim bukan hanya ada pengaturan tugas dan
tanggung jawab setiap anggota tim, melainkan juga harus ditanamkan dan ditumbuhkan kebersamaan dalam kelompok yang
bisa diwujudkan dalam bentuk saling membantu, saling mengingatkan dan sebagainya.
2. Teknik Student Team Achievement Division STAD
a. Pengertian Teknik Student Team Achievement Division STAD
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk
permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
19
Menurut Slavin, 1994 seperti yang dikutip Marjoko, STAD dinyatakan sebagai berikut:
“Teams are composed of four or five students who represent a cross-section of the class in terms of academic performance, sex,
and race or ethnicity. The major function of the team is to make sure that all team member are learning, and, more specifically,
to prepare its member to do well on the quizzes. After the teacher presents the material, the team meets to study worksheets or
other material. Most often, the study involves students discussing problems together, comparing answers, and correcting any
misconceptions if teammates make mistake.
”
20
Maksudnya Tim disusun atas 4-5 siswa yang merupakan representasi kelas yang variatif dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras
atau etnis. Fungsi utama tim ini adalah untuk meyakinkan bahwa anggota-anggota tim belajar dan secara khusus untuk mempersiapkan
anggotanya untuk mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menjelaskan materi, tim bertemu untuk mempelajari lembar kerja atau
19
Robert E. Slavin, Cooperative Learning -Teori, Riset dan Pendekatan, Terjemahan dari Nurulita, Bandung: Nusa Media ,2008, hal. 143
20
Marjoko, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Cooperative Learning teknik Student Team Achievement Division STAD di SMP Negeri 3 Cilacap, Widyatama Vol. 5, No. 1, Maret 2008, h. 65
materi yang
lain. Siswa
mendiskusikan masalah
bersama, membandingkan jawaban dan memeriksa miskonsepsi jika tim
membuat kesalahan.
Pada pembelajaran kooperatif teknik STAD siswa belajar dan membentuk sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman dan
kerjasama setiap siswa dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada mereka, pada pembelajaran ini
siswa dilatih untuk bekerjasama dan saling membantu memberikan pengetahuannya terhadap tugas mereka sedangkan guru pada metode
pembelajaran ini berfungsi sebagai fasilitator yang mengatur dan mengawasi jalannya proses belajar.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD
STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.Lima
komponen utama dalam pembelajaran kooperatif akan dijelaskan sebagai berikut:
21
1 Presentasi kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering
kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa
presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan meyadari bahwa mereka harus benar-
benar memberi perhatian penuh selama proses pengajaran berlangsung, karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis-
kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
21
Robert E. Slavin, Cooperative learning - teori, riset dan pendekatan, Bandung: Nusa Media ,2008, hal. 143
2 Tim
Tim terdiri dari kelompok yang dibuat secara heterogen, baik dalam hal prestasi akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama
dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan
anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar
kegiatan LKS atau materi lainnya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu
adalah untuk memberikan perhatian dan respect yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antar
kelompok, rasa harga diri, dan penerimaan terhadap siswa. 3 Kuis
Setelah siswa berlatih dalam kelompok, siswa diberi tes individu atau kuis. Pada tahap ini siswa tidak diperkenankan untuk saling memberi
tahu atau bekerja sama dengan yang lain. Setiap siswa diharapkan berusaha untuk bertanggung jawab secara individual untuk menjawab
soal tes dan memberikan hasil yang terbaik sebagai konstribusinya kepada kelompok.
3 Skor kemajuan individual
Pemberian skor kemajuan individual bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi setiap siswa agar dapat menunjukkan gambaran
kinerja pencapaian tujuan dari hasil kerja maksimal setiap individu yang disumbangkan untuk kelompoknya. Pengelolaan hasil kinerja
kelompok adalah skor awal, skor tes, skor peningkatan individu dan skor kelompok. Jika ada peningkatan didapat dari kaitan skor awal
dan skor tes. Jika ada peningkatan atau penurunan maka akan diberi poin tersendiri, dan skor untuk kelompok dikumpulkan dari
peningkatan seluruh anggota kelompok, dicatat dan dijumlahkan maka itu akan menjadi skor kelompok. Contoh pemberian skor dapat dilihat
pada tabel 2.1.