Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

bersemangat bahkan selalu mengambil kesempatan untuk tidur pada jam pelajaran. Penurunan motivasi belajar ini juga kemungkinan disebabkan adanya dominasi pengajaran dengan metode ceramah yang diterapkan oleh sebagian besar guru di SMP Attaqwa 06 Bekasi tersebut. Alasan masih mendominasi metode tersebut dalam pengajarannya karena metode ceramah dianggap paling praktis yang dapat dilaksanakan. Padahal pembelajaran seperti ini akan melahirkan pembelajaran yang pasif dan tidak demokratis, karena peran inti dipegang guru dan bahkan guru seringkali berlaku otoriter. Dengan demikian, kegiatan belajar serta tujuan pembelajaran tidak terwujud. Agar kegiatan belajar dan tujuan pembelajaran dapat terwujud maka diperlukan metode yang menarik dalam proses pembelajaran. Metode belajar harus membuat siswa aktif dalam proses pembelajarannya, karena keaktifan siswa dapat mempengaruhi hasil belajar. Selain itu, metode belajar harus dapat memfasilitasi siswa untuk berhasil mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Karena metode belajar melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang bersifat menantang dan sekaligus menyenangkan. Dengan demikian, metode belajar dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikologis siswa, sehingga akan mengefektifkan sekaligus mengefisienkan aktivitas belajar mengajar di kelas. Pembelajaran yang efektif dan efisien membutuhkan kerja sama yang kompak antara guru dan siswa. Dalam proses pembelajarannya harus terjadi interaksi yang intensif antar berbagai komponen sistem pembelajaran guru, siswa, materi pembelajaran, dan lingkungan situasi ini dapat dilakukan dengan mengembangkan dan mengaplikasikan pembelajaran. Kriteria model belajar tersebut merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif Cooperative Learning. 4 Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning digunakan dalam pembelajaran di kelas dengan menciptakan situasi atau kondisi bagi kelompok 4 Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan, Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective, Eurasia Journal of Mathematics, Science Technology Education, Malaysia: Universitas Kebangsaan, Selangor, 2007, 31, 35-39 untuk mencapai tujuan masing-masing anggota atau kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif membawa maksud belajar bersama-sama dalam satu kumpulan kecil atau kelompok yang mempunyai tujuan yang sama. 5 Yaitu untuk meningkatkan partisipasi siswa dan memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama dalam kelompoknya yang mempunyai latar belakang yang berbeda. 6 Sehingga diharapkan dari penerapan pembelajaran kooperatif tersebut, tidak hanya dapat meningkatkan kerja sama dan tanggung jawab siswa yang baik dalam kelompok, tetapi juga akan dapat memacu penguasaan siswa terhadap materi ajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kelompok tersebut. 7 Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran kelompok biasa. Pembelajaran kooperatif tidak hanya menekankan kemampuan akademik, tetapi juga kemampuan sosial. Pada pembelajaran kooperatif tersebut unsur kerjasama yang menjadi karakteristik pembelajaran tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah adanya saling ketergantungan antar kelompok. Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugas kelompoknya. Pembelajaran kooperatif juga memberikan kesempatan yang luas bagi anggota kelompok untuk saling memberikan informasi dan saling membelajarkan, serta pembelajaran tersebut memicu siswa berlatih berperan aktif dan komunikatif. Pembelajaran kooperatif memiliki banyak teknik, dua di antaranya adalah teknik student team achievement division STAD dan teknik jigsaw. Dalam pembelajaran kooperatif baik teknik STAD maupun teknik jigsaw, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan etnis yang berbeda. Pada pembelajaran teknik STAD dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Teknik STAD adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang memiliki keistimewaan dengan teknik pembelajaran yang lain, yaitu anggota 5 Armstrong, Scot, Student Teams Achievement Divisions STAD in a twelfth grade classroom: Effect on student achievement and attitude, Journal of Social Studies Research: Student Teams Achievement Divisions, University of Southern Mississippi, 2008 6 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, h. 42 7 Yurni Suasti, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP Melalui Modifikasi Cooperative learning Model Jigsaw, Jurnal Pembelajaran, No.04, Desember 2003, hal. 326 kelompok diberi tugas, adanya interaksi langsung antar siswa, siswa dirangsang untuk belajar, guru membantu siswa mengembangkan keterampilan seseorang dalam kelompok kecil, dan guru berinteraksi dengan siswa bila diperlukan. Gagasan utama dari teknik student team achievement division STAD adalah untuk memotivasi siswa agar dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin kelompoknya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, dan menunjukkan bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan. 8 Metode STAD sangat cocok diberikan untuk siswa SMP karena mereka memiliki karakteritik tersendiri. Siswa tersebut senang berkelompok dengan teman sebaya dan memiliki kebersamaan yang tinggi. Terkait dengan proses pembelajaran, siswa SMP sudah mulai berpikir kritis dalam memahami suatu materi pelajaran. Selain itu, pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep biologi yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa. Pembelajaran kooperatif tersebut memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, karena siswa yang rendah hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama. 9 Melalui teknik STAD ini diharapkan hasil belajar siswa pada konsep pelajaran biologi dapat mencapai nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal di sekolah SMP Attaqwa 06 tersebut. Sedangkan dalam teknik jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang 8 Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktek, Terjemahan dari Nurulita: Nusa Media, 2009, Cet IV. hal. 12. 9 Heri Midiastutik, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Persamaan Eksponen dan Logaritma Melalui Metode STAD siswa SMA Negeri 1 Krian Kabupaten Sidoarjo. Vidya, Volume 14 Nomor 1, 2006, hal. 38 ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami konsep tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan konsepnya itu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. 10 Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan konsep yang sama bertemu untuk diskusi ke dalam kelompok yang disebut tim ahli, dalam tim ahli para anggota saling membantu satu sama lain tentang konsep yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Tujuannya adalah untuk mendorong siswa agar lebih aktif, serta meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Karena teknik jigsaw dapat menuntut siswa untuk lebih aktif meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya itu, dan siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Melalui teknik jigsaw ini diharapkan hasil belajar siswa pada konsep pelajaran biologi dapat mencapai nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal di SMP Attaqwa 06 Bekasi tersebut. Dengan demikian, semua siswa dituntut untuk berpartisipasi dan berperan aktif dalam proses pembelajaran kelompok di kelas. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berinisiatif untuk mengambil judul “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajarkan Melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD dengan Teknik Jigsaw”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Perilaku pasif siswa mempersulit proses penyerapan materi pelajaran. 10 Novi Emildadiany, Cooperative Learning-Teknik Jigsaw, http:makalahkumakalahmu . wordpress.com20080915coopertaive-learning..tgl: 1222010 Jam: 10. 57, hal. 9 2. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru kurang efektif pada siswa khususnya pelajaran biologi. 3. Pemilihan model pembelajaran kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4. Metode pembelajaran guru bersifat monoton. 5. Hasil belajar biologi siswa rendah di bawah kriteria ketuntasan minimal KKM 6,5.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian, mengingat permasalahan yang telah diidentifikasi di atas ternyata memiliki permasalahan yang cukup luas dan kompleks, oleh karena itu masalah dibatasi pada: 1. Penelitian dilakukan di SMP Attaqwa 06 Bekasi. 2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII semester I pada konsep sistem pencernaan. 3. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD dengan teknik jigsaw.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD dengan teknik jigsaw.

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa antara yang menggunakan teknik STAD dengan teknik jigsaw. 2. Mengetahui hasil belajar biologi siswa yang lebih baik dengan menggunakan pembelajaran teknik STAD atau dengan teknik jigsaw. 3. Mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa sebelum dan sesudah penelitian pada masing-masing kelas.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat yang baik kepada semua pihak yang terkait langsung dengan dunia pendidikan, terutama bagi: 1. Guru-guru biologi, dapat menerapkan berbagai variasi metode mengajar dan meningkatkan peranan siswa dalam belajar. Serta sebagai wahana peningkatan profesional keguruan, baik bagi guru maupun bagi peneliti sendiri sebagai calon pendidik. 2. Siswa, sebagai motivasi dalam belajar yang memberikan suasana baru karena model pembelajaran ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif dan bertanggung jawab tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. 3. Peneliti, adanya penelitian ini diharapkan akan memotivasi para peneliti lain untuk mengkaji lebih dalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. 4. Bagi dunia pendidikan secara umum, dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat, dan memberikan model alternatif pembelajaran sehingga dapat meningkatkan strategi pengajaran dalam penyampaian materi.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS

0 2 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA METODE JIGSAW PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA METODE JIGSAW DENGAN METODE STAD DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI (Studi Eksperi

0 2 15