Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD

Tabel 2. 1 Kriteria pemberian skor peningkatan individu 22 No Skor tes Skor peningkatan 1 Lebih dari 10 poin di bawah nilai awal 5 2 Antara 10 sampai 1 di bawah nilai awal 10 3 Skor awal hingga 10 poin di atasnya 20 4 Lebih dari 20 poin di atas skor awal 30 4 Rekognisi tim Pengakuan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing- masing kelompok. Predikat ini diperoleh dari skor kemajuan kelompok yang diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok yang diperoleh dengan mengumpulkan kemajuan masing-masing anggota kelompok. Berdasarkan kemajuan kelompok tersebut, guru memberikan hadiah award berupa predikat kepada kelompok yang memenuhi kriteria tertentu. Untuk menentukan tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok. Dapat dilihat pada tabel 2. 2 Tabel 2. 2 Perolehan skor dan penghargaan tim teknik STAD 23 No Perolehan skor Predikat 1 15 - 19 Good team 2 20 - 24 Great team 3 25 - 30 Super team 22 Robert E. Slavin, Cooperative learning ,terjemahan: teori, riset dan pendekatan, Bandung: Nusa Media ,2008, hal 159 23 Yatim, Riyanto, 2009. Paradigma baru pembelajaran: Sebagai referensi bagi pendidik dalam implementasi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Jakarta: Kencana. Hal. 27

3. Teknik Jigsaw

a. Pengertian Teknik Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Menurut Arends, 1997 seperti yang dikutip oleh Novi Emildadiany, menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif teknik jigsaw adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya” 24 Sedangkan menurut Silberman dalam Sirih dan Muhammad, menyatakan bahwa teknik jigsaw merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan pertukaran dari kelompok ke kelompok dengan suatu perbedaan penting setiap peserta didik mengerjakan sesuatu. Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, kemudian dibuat suatu kumpulan pengetahuan. Dalam setting jigsaw learning ini dijelaskan bahwa setiap peserta didik adalah pengajar. Strategi ini memberikan kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap peserta didik lainnya.” 25 Dalam teknik ini, guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan latar belakang ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak 24 Novi Emildadiany, Cooperative learning – teknik jigsaw, diakses dari http: makalahku makalahmu. Wordpress.com20080915cooperative learning, Jumat, 22 Januari 2010. 25 Sirih, H.M. dan Muhammad Ali. Penerapan model pembelajaran tipe jigsaw dengan tongkat estafet untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendari. Jurnal MIPMIPA, Vol. 6, No.1, Pebruari 2007:19-29, hal:23 kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. 26

b. Langkah – langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

Pembelajaran kooperatif teknik jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaan kooperatif yang mendorong siswa aktif, bertanggung jawab dan saling membantu dalam menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam belajar model kooperatif teknik jigsaw ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya antara lain: 27 1 Tahap pertama, siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat dilakukan oleh guru berdasarkan pertimbangan keheterogenannya. Jumlah tiap kelompok yang tepat adalah sekitar 4-6 orang dengan kondisi siswa yang heterogen baik dari segi kemampuan maupun karakteristik lainnya. 2 Tahap kedua, setelah siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok disesuaikan dengan banyaknya materi yang akan didiskusikan, maka di dalam jigsaw ini setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dari kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota-anggota kelompok dari kelompok lain yang mempelajari materi yang sama yang disebut dengan kelompok ahli. 3 Tahap ketiga, setelah masing-masing perwakilan tersebut dapat menguasai materi yang ditugaskan, kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali ke kelompok asalnya. Selanjutnya masing-masing anggota tersebut saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan guru. 26 Anita Lie, Cooperative Learning, Jakarta: PT. Gramedia, 2008, hal. 69 27 Tonih Feronika, 2008. Buku ajar strategi pembelajaran kimia. Fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif hidayatullah Jakarta. 4 Tahap keempat, siswa diberikan teskuis oleh guru, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami suatu materi dengan metode pembelajaran kooperatif jigsaw tersebut. 5 Setelah kuis selesai, maka dilakukan perhitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok. Skor individu dalam setiap kelompok memberikan sumbangan pada skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor terakhir. Stahl memberikan petunjuk perhitungan skor kelompok pada tabel 2. 3 dan tabel 2. 4 berikut ini. Tabel 2. 3 Skor Perkembangan Jigsaw Skor kuis individu Skor perkembangan Lebih dari 10 poin dibawah skor awal Antara 10 poin dibawah skor awal sampai skor awal 10 1 sampai 10 poin diatas skor awal 20 Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 Nilai sempurna 40 Tabel 2. 4 Tingkat penghargaan kelompok Jigsaw Rata-rata penghargaan kelompok Penghargaan 15 poin Good team 20 poin Great team 25 poin Super team .

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS

0 2 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA METODE JIGSAW PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA METODE JIGSAW DENGAN METODE STAD DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI (Studi Eksperi

0 2 15