Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Perencanaan Produksi
Produksi dapat diartikan sebagai suatu rangkaian proses yang mengubah bahan baku menjadi suatu produk jadi yang memiliki nilai lebih tinggi. Dalam
perencanaan produksi ditentukan sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan proses produksi serta mengalokasian sumber-sumber tersebut untuk
menghasilkan produk dalam jumlah dan kualitas yang diharapkan dengan biaya yang serendah mungkin.
Dalam penjabaran lebih lanjut maka rencana produksi diuraikan menjadi proses apa yang harus dikerjakan, siapa pelaksananya, kapan, dimana dan
perkiraan biaya yang ditimbulkannya. Adapun tujuan perencanaan produksi adalah
1
1. Sebagai langkah awal menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai
referensi perencanaan lebih rinci. :
2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber daya
dapat dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi 3.
Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan
1
Ginting, Rosnani. Sistem Produksi. Surabaya. Penerbit Graha Ilmu. 2007. hlm 70
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.
Perencanaan produksi harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut
2
1. Berjangka waktu, proses produksi merupakan proses yang sangat
kompleks. Oleh karena itu suatu perusahaan tidak mungkin dapat membuat jadwal yang dapat digunakan selamanya. Rencana baru harus
dibuat bila keadaan yang digunakan sebagai dasar pembuatan rencana yang lama sudah berubah.
:
2. Berjenjang, perencanaan produksi bertingkat dari level tinggi sampai
perencanaan produksi level rendah, dimana perencanaan level rendah merupakan penjabaran dari perencanaan level tinggi. Pendekatan yang
dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi yang mencakup periode waktu tertentu, yakni jangka panjang, menengah dan pendek.
3. Terpadu, perencanaan produksi melibatkan banyak faktor, dimana semua
faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu. Masing-masing faktor harus
direncanakan secara bersamaan dan terpadu. 4.
Berkelanjutan, jika perencanaan produksi telah habis untuk satu periode tertentu, maka harus dibuat perencanaan produksi untuk periode
berikutnya. Rencana baru tersebut harus menjadi lanjutan dari rencana sebelumnya.
5. Terukur, Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan maka rencana
produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur. Nilai tersebut dapat berupa target produksi dalam unit, kg, lusin, dan lain-lain
2
Nasution, Arman Hakim. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. 2003. hlm 16-17.
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.
6. Realistis, rencana produksi harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di
perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistik untuk dicapai.
7. Akurat, perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi yang
akurat tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan sehingga rencana produksi tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
8. Menantang, meskipun rencana produksi harus realistis bukan berarti target
yang ditetapkan harus mudah dicapai. Rencana produksi harus menetapkan target yang dapat dicapai dengan sungguh-sungguh.
3.2. Pengukuran Waktu