Aturan-Aturan yang Ada di Lapangan.

107 dapat meminjam uang di koperasi dan harus dikembalaikan. Jika tidak mengembalikan uang yang dipinjam atau tidak membayar kredit angkutannya maka pengurus atau pegawai akan berusaha mencari dan menyuruh anggota yang di lapangan untuk mencari orang bersangkutan. KPUM juga membantu dalam pengoperasian angkutan kotanya, seperti mengurus izin trayek, perpanjang izin trryek, proses perpindahan nama kepemilikan angkot aatu pergantianpemidahan trayek

3.4.3 Aturan-Aturan yang Ada di Lapangan.

Aturan yang ada di lapangan berbeda dengan atruan yang telah ditetapkan oleh pihak tertentu. Biasanya aturan di lapangan di tentukan oleh pihak aparat, preman setempat dan oknum-oknum yang tersembunyi. Adapun aturan yang ditetapkan di lapangan yaitu: Adanya sistem pemberlakuan aturan tidak tertulis seperti penggunaan sabuk pengaman, keputusan tidak menggunakan aturan waktu yang telah diberlakukan oleh beberapa pihak tanpa memperdulikan aturan yang telah ditetapkan. Tidak adanya aturan waktu merupakan bagian dari aturan yang dibentuk di lapangan, bebas waktu tanpa adanya jadwal ngetem atau trip bagian dari keputusan semua para supir angkot kPUM trayek 65 dan para mandornya tanpa melibatkan pihak KPUM yang lainnya. Angkutan kota di Kota Medan kebanyakan saat mengoperasikan angkotnya tidak mempergunakan sabuk pengaman. Kebebasan untuk tidak menggunakan sabuk pengaman ini sudah menjadi hak supir angkutan kota di Medan. Penggunaan sabuk pengaman yang kenyataannya sudah menjadi aturan 108 Negara, tidak berlaku bagi para supir angkot di Medan, karena sebelum adanya kebebasan ini, pihak KPUM mengadakan pertemuan dengan pihak Dishub untuk membahas secara langsung tentang sabuk pengaman angkutan kota. Berbagai alasan dikeluarkan oleh pihak pengusaha angkutan termasuk KPUM demi memperoleh hak kebebasan penggunaan sabuk pengaman. Supir angkot yang kebiasaannya sehari-hari menerima ongkos dan mengembalikan ongkos kepada penumpang, dan aktivitas supir angkot yang kurang lebih 12 jam mengemudi kendaraan membuat ketidaknyamanan si supir angkot tersebut, apalagi supir angkot yang kebiasaanya bergerak-gerak untuk mengajak penumpangnya naik angkutannya sehingga kurang nyaman bila badannya mempergunakan sabuk pengaman terus, lagi pula angkutan kota sebagaian besar ataupun keseluruhan tidak mempergunakan AC sehingga bila mempergunakan sabuk pengaman menjadi resahrisih dan menjadi panas akibat tidak bebas bergerak. Berbeda dengan kendaraan pribadi yang waktu tempuh untuk mengendaraain kendaraannya lebih minim dibandingkan dengan angkot, fasilitas kendaran pribadi yang memadai, dan tidak dipergunakan untuk mencari penumpang sehingga tidak perlu menggerak-gerakan badannya. Hal ini lah yang membuat pihak Dishub memutuskan untuk memberikan kebebasan atau keringanan kepada para supir angkot untuk tidak dipaksakan mempergunakan sabuk pengamaan. Aturan tidak tertulils pun dikeluarkan oleh pihak Dishub melalui perantaraan Ketua KPUM dan pengusaha angkot lainnya. Adanya terminal-terminal liar yang tidak masuk ke dalam aturan Negara maupun atruan koperasi. Terminal liar ini merupakan bagian dari aturan di 109 lapangan, dan hingga sekarang banyak terminal-terminal liar dibiarkan saja tanpa adanya sanksi tegas penegak hukum. Terminal liar ini muncul disebabkan karena tindakan kesewenang-wenangan para supir angkot di Medan. Selain itu, beroperasinya mobil plat hitam mengangkut sewa, jumlah armada plat hitam yang beroperasi untuk angkutan penumpang dan menggunakan terminal liar lebih dari 1.000 unit dari 38 perusahaan. Pengoperasian angkutan plat hitam ini belum diresmikan oleh Pemko Medan, sehingga menyebabkan kerugian bagi angkutan plat kuning. Setiap perusahaan menyetor kepada oknum Dinas Perhubungan Kota Medan rata-rata Rp300.000 per bulan. Setoran gelap yang diterima oknum tersebut setiap bulan dari 38 perusahaan itu dengan mengkalkulasikan kasar sekitar Rp15 juta, belum termasuk angkutan plat hitam yang menyetor di lapangan. Jadi keberadaan terminal liar dan angkutan plat hitam cukup merugikan Pemko Medan karena tidak ada pemasukan PAD, tetapi sebaliknya cukup menguntungkan oknum tertentu karena ada pemasukan untuk kantong sendiri http:www.waspada.co.idindex.php?option=com_contentview=articleid=23 649:kpum-akan-lakukan-penertibancatid=14Itemid=27 110 BAB IV KEMAJEMUKAN HUKUM DALAM PENGOPERASIAN ANGKUTAN KOTA DI MEDAN DAN KASUS-KASUS YANG TERJADI

4.1 Hubungan Antara Pihak –Pihak yang Terlibat