89 WIB, tapi itu semua tergantung dari si pemilik angkutan dan supir angkutan, bisa
saja angkutan kota KPUM trayek 65 beroperasi mulai dari jam 08.00 pagi sampai jam 23.00 malam. Asalkan iurankutipan di pangkalan dilunasi sesuai dengan
syarat yang telah ditetapkan. Berbeda dengan angkutan kota bus besar yang masuk kedalam trayek utama mempunyai jadwal tetap, baik itu jadwal
keberangkatan dan jadwal tiba di daerah tujuan.
3.2.2 IuransetoranKutipan Angkutan Kota KPUM Trayek 65
Angkutan kota KPUM trayek 65 mempunyai sistem iuran atau kutipan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh koperasi. Angkot KPUM
trayek 65 mempunyai iuran sistem REPAS. Trip pertama dimulai dari pangkalan atau terminal tembung dan diakhiri di ujung. Di ujung buku Repas akan distempel
dan di pangkalan buku Repas akan di paraf. Setiap harinya selama beroperasi si supir angkot KPUM trayek 65 akan mengeluarkan biaya sebesar Rp 45004000 di
pangkalan. Kutipan di pangkalan ini merupakan pemasukan mandor. Pembayaran ini tidak ditetapkan waktunya dari jam berapa sampai jam berapa, yang penting
dalam satu hari itu supir angkot harus wajib bayar iuran. Di terminal pinang baris si supir angkot akan mengeluarkan biaya sebesar Rp 18.000,- yang terdiri dari:
Daihatsu iuran wajib Rp 14.000,
• Jasa Operasional
Rp. 5.300 •
Simpanan Wajib Biasa Rp. 300
• Simpanan Wajib khusus
Rp. 950 •
Simpanan wajib Usaha Rp. 2000
90 •
Dana khusus Rp. 150
• Dana Kesejahteraan
Rp. 150 •
Simpanan Supir Rp. 5000
• JPKM
Rp 150
Gambar 3.1. Buku Repas Angkutan Kota KPUM Trayek 65 Medan serta Iuran Harian Angkot
Biaya lainnya sebesar Rp 4000 termasuk untuk mandor, Iuran untuk STM sebesar Rp. 1000, biaya untuk TPR tempat Pungutan Retribusi yang masuk ke
91 terminal pinang baris sebesar Rp 1000. Batas pembayaran kutipan sampai jam
18.00 WIB. Kutipan ini dilakukan hanya satu kalihari. Setelah uang iuran dibayar, barulah buku repas di cap. Buku repas supir angkot KPUM trayek 65
akan distempel oleh mandor yang ada di pinang baris. Disinilah para mandor meminta uang iuran kepada supir angkot KPUM 65 dan bila repas jalan sudah
dicap maka angkot KPUM 65 bisa melanjutkan lagi pengoperasiannya. Khusus angkot KPUM 65 diberi kebebasan mau berapa kali dicap buku Repasnya bisa
dua kali atau lebih yang terpenting sudah membayar uang iuran. Berdasarkan aturan yang berlaku buku repas harus dicap setiap kali trip, kalau supir angkotnya
sehari 5 kali trip maka buku repas 5 lima kali di cap. Buku repas merupakan bukti yang menunjukan bahwa supir angkot sudah mengoperasikan angkotnya.
Biaya setoran angkutan kota KPUM trayek 65 sebesar Rp 90.000 sd Rp 100.000 perhari, ini sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh koperasi.
Menurut informan penulis, Pak’ Ginting:
“Oh kalau setoran ini sekarang ya, kadang ada yang 100 ribu ya kan, ada juga yang 90 ribu, nengok motornya juga. Itupun kadang
gak dapat. Kadang gak ada yang dibawa pulang, cuma capeknya ajalah sama kita. Cari setoran inilah yang paling sulit. Macam
mana lah ku bilang ya, tahunya kita ini sopir. Kadang gak dapat setoran kita, padahal uda narik sampai jam 1011 malam gitu dari
jam 6 pagi. Klo Cuma dapat Rp 250.000 berarti harus dipotong lagi dengan setoran sebesar Rp 90.000, isi bensin Rp
125.000hari, terus iuran di terminal sebesar Rp22.000,. Hasilnya pun kadang aku ga pegang duit bersih . R. Ginting, Agustus
2010
Pengeluran atau pemasukan supir angkot tidak selamanya sama, tiap hari mengalami perubahan. Kebanyakan supir angkot mengharapkan kenaikan tarif
ongkos dan penurunan biaya BBM agar mereka dapat memperoleh penghasilan yang maksimum. Belum lagi persaingan di lapangan dengan angkutan kota yang
92 lainnya dan kendaraan bermotor lain seperti taksi, becak bermotor yang semakin
merajalela di Kota Medan, yang akhirnya menimbulkan kemacetan dan berpengaruh terhadap penghasilan supir angkot. Bahkan, kemacetan membuat trip
angkot menjadi berkurang, seperti yang dialami oleh Pak’ Syafii, sopir angkot KPUM 65 trayek Tembung-Terminal Pinang Baris :
“Biasanya sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB, setiap sopir angkot minimal melayani 3 trip. Namun, sejak terjadi kemacetan, aku
hanya mampu maksimal melayani dua trip.”Syafii, Agustus 2010
Syafii berharap, aparat pemerintah, terutama Dinas Perhubungan dan Polantas bisa meminimalisir kemacetan ruas jalan di Kota Medan agar sopir angkot
bisa menuai hasil lebih maksimal. Salah satunya, menegakkan peraturan berlalu-lintas tanpa pilih kasih.
Kutipan-kutipan liar sudah tidak diberlakukan lagi sejak beberapa tahun ini, seperti yang dikatakan oleh preman setempat:
“ahh...mana ada lagi sekarang kutipan liar itu, sejak si SBY presidennya udah ga bisa bebas lagi kami minta-minta uang sama supir angkot,
padahal lumayan uang yang aku dapat kalau ngutip-ngutip ini, kalau ada yang ngutip pasti langsung dimarahi satlantas.” Togar, September 2010
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa beberapa tahun yang lalu angkutan kota KPUM trayek 65 mengalami kutipan liar di terminal liar yang banyak
penumpang seperti Mall Medan Fair, Aksara, Kampung lalang dikenakan biaya sebesar Rp 1000 untuk 3 orang penumpang. Biasanya yang melakukan kutipan
liar ini adalah preman-preman setempat. Meskipun hal ini membantu si supir angkot memperoleh penumpang tapi kalau setiap sekali trip per hari supir angkot
mengeluarkan 10.000 hanya untuk membayar kutipan liar tersebut sama saja
93 dengan mengurangi jumlah penghasilannya. Maka dari itu kutipan liar untuk
angkutan kota KPUM trayek 65 sudah tidak ada lagi dan tidak diperbolehkan lagi.
3.2.3 Terminal Angkutan Kota KPUM Trayek 65