39 pihak-pihak akademis yang memiliki perhatian atau fokus pada masalah-masalah
seputar kemajemukan hukum yang berkaitan dengan pengoperasian angkutan kota. Bagi penulis sendiri sebagai peneliti, penelitian ini merupakan salah satu
media yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah penulis peroleh selama masa perkuliahan.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini memiliki cara berpikir induktif dan bersifat deskriptif, yaitu
memberikan gambaran secara mendalam tentang situasi kemajemukan hukum dalam pengoperasian angkutan kota di Medan yang dapat memicu konflik antar
pihak-pihak yang terlibat akibat adanya aturan main. Dimana dalam proses-proses yang berlangsung terdapat gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian atau
melahirkan suatu realitas sosial.
1.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada dua macam data yang dibutuhkan dalam pengumpulan informasi, yaitu :
a. Data Primer Data primer dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data sebagai
berikut : •
Observasi pengamatan Observasi Pengamatan adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan
40 Bungin, 2007:115. Dalam penelitian ini observasi yang digunakan oleh penulis
adalah observasi berpartisipasi. Penulis terjun langsung ke koperasi KPUM untuk memperoleh data yang akurat, penulis terlibat sebagai penumpang angkutan kota
KPUM No. 65 jurusan Pinang Bari-Tembung. Selain itu, observasi ini dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap perilaku sopir angkutan 65 KPUM dalam
mengoperasikan armadanya. Penulis mengamati sesuatu gejala dalam kedudukannya sebagai orang
yang terlibat dalam kegiatan sosial dari supir-supir angkot yang diteliti. Dengan kata lain, penulis berpartisipasi dengan kegiatan-kegaiatan yang penulis amati.
Penulis mengamati dan mencoba memahami yang diamati tersebut dengan menggunakan kaca mata orang-orang yang penulis teliti emic view.
Observasi berpartisipasi ini penulis gunakan juga untuk melakukan pendekatan awal dengan objek pengamatan. Penulis mengamati bagaimana
perilaku mandor, supir angkot, orang-orang yang ada di kantor KPUM, bagaimana proses kerja supir angkot dengan mandor, situasi di lapangan dalam mencari
penumpang dan hubungan supir angkot dengan penumpangnya. Hal ini tentunya penting untuk memudahkan penulis pada awalnya sebelum kegiatan wawancara
dilakukan dan tentu saja untuk menggambarkan kondisi awal penelitian ini di lapangan. Selain itu, observasi berguna untuk menjaring informasi-informasi
empiris yang detail dan actual dari unit analisis penelitian Bungin, 2007:230. Oleh karena itulah, untuk mendukung kelengkapan data yang dapat diperoleh
dengan cara pengamatan maka observasi menjadi pilihan yang tepat dalam penelitian ini.
41 •
Wawancara Wawancara interview adalah cara yang dipergunakan seseorang untuk
tujuan suatu tugas tertentu misalnya penelitian untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang informan dengan bercakap-cakap,
berhadapan muka dengan orang yang diwawancarai. Pertanyaan-pertanyaan awal hingga informasi penting yang dibutuhkan untuk memahami kondisi objektif
sangat efektif dengan metode wawancara. Metode ini dapat mendekatkan diri secara emosional dengan informan, selain itu data-data otentik dari sudut pandang
emic emic view juga dapat dimulai dengan wawancara. Wawancara yang digunakan adalah bentuk wawancara mendalam depth
interview, wawancara bebas dan wawancara sambil lalu. Wawancara mendalam dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara interview guide
yang berhubungan dengan masalah penelitian serta daya ingat dan catatan kecil. Wawancara bebas dan wawancara sambil lalu tanpa pendoman wawancara, tetapi
terlebih dahulu menjalin hubungan baik rapport dengan informan. Wawancara ini dilakukan guna mendapatkan data mengenai situasi dan kondisi apa yang
mendasari adanya kemajemukan hukum dalam pengoperasian angkutan umum di Kota Medan, serta pengaruhnya terhadap masyarakat sebagai penumpang
angkutan umum. Dalam melakukan wawancara, penulis memilih informan untuk diwawancarai. Informan tersebut dibagi dalam tiga jenis yakni informan pangkal,
informan pokok, informan biasa. Informan pangkal, yaitu orang yang mempunyai pengetahuan luas
mengenai berbagai masalah yang ada dalam suatu komunitas atau masyarakat.
42 Dalam hal ini, yang menjadi informan pangkal ialah pemilik angkot, pengurus-
pengurus koperasi angkutan kota, Dinas PerhubunganPetugas Kepolisian dimaksudkan untuk mengetahui aturan–aturan main yang berlaku dalam
pengoperasian angkot, hukum negara yang berkaitan dengan pengoperasian angkot, bentuk-bentuk kasus dan cara penyelesaian kasus atau perselisihanserta
sanksi yang dijatuhkan kepada pelanggarnya. Informan pokok, yaitu orang yang mempunyai keahlian mengenai suatu
masalah yang ada dalam masyarakat tersebut dan menjadi perhatian penulis. Dalam penelitian ini, informan pokok diperoleh dari informan pangkal, dan yang
menjadi informan pokok adalah Supir angkutan trayek 65 KPUM jurusan Tembung-Pinang Baris sebaliknya, mandor untuk mengetahui pengoperasian
angkot di lapangan, kasus dan aturan yang secara langsung terjadi di lapangan, dan situasi atau kondisi yang terjadi akibat kemajemukan hukum. Serta preman
setempat untuk mengetahui aturan main yang telah diberlakukan kepada supir angkutan. Informan biasa, yaitu orang yang memberikan informasi mengenai
suatu masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya, namun bukan ahlinya. Dalam hal ini yang menjadi informan biasa antara lain masyarakat yang menjadi
penumpang angkutan umum 65 KPUM. b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dapat melengkapi hasil observasi dan wawancara yang diperoleh dari lembaga-lembaga resmi seperti
kantor koperasi KPUM, Dishub, hasil-hasil penelitian dan berbagai referensi yang relevan dengan permasalahan penelitian. Dan juga diperoleh dengan studi
43 kepustakaan berupa buku-buku teori, artikel, laporan penelitian, jurnal, opini dari
surat kabar, majalah dan dari media Online. Sebagai bahan informasi sekunder, penulis menggunakan dokumentasi
visual untuk lebih menguatkan data dari hasil observasi dan wawancara. Bahan atau peralatan yang digunakan untuk mendukung dokumen visual ini disajikan
dalam bentuk foto. Gambar visual foto yang dihasilkan digunakan sebagai bukti yang dapat dilihat oleh semua orang dan sebagai data pelengkapa yang paling
akhir
1.6.2 Teknik Analisa Data