112
4.1.2 Hubungan KPUM dengan Anggotanya
KPUM merupakan bentuk usaha angkutan kota yang sudah tua dan sampai sekarang masih tetap bertahan, dan memiliki jumlah anggota yang lumayan
banyak. Anggota KPUM antara lain pegawai kantor KPUM, pemilik angkot, supir angkot, mandor, dan anggota yang berasal dari unit usaha lainnya. Dalam hal
pengembangan dan pengurusan organisasi usaha angkutan kota, KPUM tidak hanya memikirkan bagaimana usahanya dapat bertahan tapi juga memikirkan
bagaiman kesejahteraan anggotanya, karena KPUM tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada campur tangan dari anggotanya. Anggaran yang adapun berasal dari
anggotanya dan uang tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh anggotanya, karena itu saling menguntungkan dan saling memenuhi merupakan salah satu bagian dari
organisasi KPUM dalam menjalin hubungan dengan anggotanya. Dalam menjalankan suatu hubungan tidak lepas dari adanya kekuasaan.
Kekuasaan yang dimaksud adalah adanya kekuasaan mutlak ketua KPUM. Ketua KPUM mempunyai kekuasaan penuh terhadap anggota-anggotanya pengawas,
pengurus, pegawai, pemilik angkutan kota, supir angkot, mandor. Setiap anggota berhak menjalankan perintah daan mematuhi aturan yang ditetapkan oleh ketua
KPUM. Pengawas, pengurus, dan pegawai mempunyai tugas masing-masing yang harus dijalankan. Tugas tersebut merupakan tanggung jawab masing-masing
anggota. Setiap tugas, kewajiban tersebut telah diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Pengawas, pegawai, dan pengurus mempunyai kewajiban
tersendiri dan mereka juga akan diberi sanksi jika tidak menjalankan kewajibannya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
113 Sanksi-sanksi tersebuat antara lain:
1. Sanksi terhadap tidak dipatuhinya kewajiban dari anggota koperasi dapat
mengambil tindakan: a.
Teguran lisan dan atau tertuli dari pengurus b.
Memberhentikan sementara atau pemecatan apabila sudah lebih dari 3 tiga kali diberikan peringatan tertulis oleh pengurus
2. Sanksi terhadap pengurus dan atau seseorang pengurus yang tidak
melakasanakan kewajibannya: a.
Pengurus yang lalai atas kewajibannya dapat diberhentikan oleh rapat anggota walau masa jabatannya belum berakhir
b. Seseorang pengurus yang lalai atas kewajibannya dapat ditegur secara
lisan atau tertulis oleh pengurus melalui keputusan rapat pengurus. c.
Seseorang pengurus yang secara lisan terus-menerus lalai atas kewajibannya dapat diberhentikan sementara oleh pengurus yang
lainnya melalui keputusan rapat pengurus dan dilaporkan pada rapat anggota tahunan yang berikutnya.
3. Sanksi terhadap pengawas dan atau seseorang pengawas yang tidak
melaksanakan kewajibannya: a.
Pengawas yang lalai atas kewajibannya dapat diberhentikan oleh rapat anggota walau masa jabatannya belum berakhir.
b. Seseorang anggota pengawas yang lalai atas kewajibannya dapat
ditegur secara lisan atau tertulis oleh pengawas lainnya melalui keputusan rapat pengawas.
114 c.
Seseorang anggota pengawas yang secara terus-menerus lalai atas kewajibannya dapat diberhentikan sementara oleh pengawas yang
lainnya melalui keputusan rapat pengawas menunggu rapat anggota berikutnya.
4. Pengurus dan pengawas yang menyalahgunakan wewenang dan tugas
yang telah dibebankan kepadanya, baik sengaja atau akibat kelalaian yang menimbulkan kerugian koperasi, rapat anggota dapat mengajukan tuntutan
di muka pengadilan dalam perkara pidana maupun perdata. 5.
Pengelola maupun karyawan koperasi yang menyalahgunakan wewenang dan tugas yang telah dibebankan kepadanya, baik sengaja atau akibat
kelalaian yang menimbulkan kerugian koperasi, rapat anggota dapat mengajukan tuntutan di muka pengadilan dalam perkara pidana maupun
perdata. Dari segala bentuk sanksi-sanksi tersebut menggambarkan bahwa seluruh
pengawas, pengurus, pegawai, pemilik angkot, supir angkot, mandor, dan ketua KPUM mempunyai hubungan layaknya rantai makanan, yang didalamnya
terdapat aturan-aturan normatif. Pemilik angkutan kota, supir angkutan kota, dan mandor juga mempunyai hubungan yang saling terikat dalam mengoperasikan
angkutan kota. Dalam hal ini para pemilik angkutan kota KPUM mempunyai hubungan yang khusus dengan supir angkotnya begitu juga mandor dengan supir
angkot. Hubungan yang ditimbulkan juga dikarenakan adanya ikatan keanggotaan KPUM, maka dari itulah KPUM mempunyai hubungan yang saling berkorelasi
115 dengan semua anggotanya agar usaha yang dijalankan dapat terus berkembang
dan tetap bertahan.
4.1.3 Hubungan Pemilik Angkutan Kota KPUM Trayek 65 dengan Supir Angkot