Hubungan Mandor dan Supir Angkutan Kota KPUM Trayek 65

120 turun tangan karena angkotnya yang dipergunakan si supir 18 Kata-kata ini merupakan kutipan yang penulis ambil dari wawancara dengan supir angkot KPUM trayek 65. Kebanyakan mandor angkutan kota dapat menyekolahkan anaknya sampai kejengjang yang paling tinggi kuliah, sedangkan sebagian supir angkutan kota yang kerjanya hanya sebagai supir dan . Berdasarkan hal tersebut lah kepercayaan harus dapat tercipta dan terjalin dengan baik, membangun kepercayaan tidak semudah membalikan telapak tangan, tapi tetap harus tercipta agar hubungan si pemilik angkot dan supir bisa harmonis, dan kedua belah pihak dapat menjalin silaturahmi yang baik.

4.1.4. Hubungan Mandor dan Supir Angkutan Kota KPUM Trayek 65

Secara sekilas terlihat bahwa pekerjaan mandor lebih nyaman daripada pekerjaan supir angkutan kota. Para mandor hanya duduk-duduk saja menunggu supir angkutan kota datang menghampirinya, mencap buku repas, dan mengutip iuran. Lain halnya dengan supir angkutan kota harus bersaing di lapangan berhadapan dengan kemacetan, jalanan yang rusak, dan bertengkar dengan penumpang, sesama supir angkot, masyarakat, SatlantasDishub, serta mengejar setoran, menghadapi kesialan bila angkotnya bocor ban, mati tiba-tiba dan sebagainya. “Kehidupan mandor lebih enak daripada kehidupan supir angkutan kota di Medan” 18 Angkutan KPUM 65 jurusan Tembung-Pinang Baris BK 1659 GK membawa rombongan berencana ke daerah wisata Sibiru-biru pada, Minggu 282 menerjang pembatas tol jalan menuju Amplas. Akibatnya, 8 orang penumpang tercampak keluar dan mengalami luka-luka serius. Jika mau jalan jauh harus ada SPJ dari Dinas Perhubungan Kota Medan dan bukan sembarangan http:www.waspada.co.id. 121 istrinya ibu rumah tangga atau pembantu rumah tangga tidak bisa mencapai hal seperti itu, kebanyakan anak mereka hanya sampai tamat SMA saja. Hal ini membuat sebagian supir berharap mereka memperoleh kesejahteraan sosial. Dari segi penghasilan, pemasukan mandor lebih banyak daripada supir angkot. Dari segi pekerjaan, kerja menjadi mandor ada mudahnya dan ada tidaknya. Tergantung bagaimana mandor tersebut menjalankan tugasnya, kalau dia tidak peduli terhadap trayek angkotnya maka mandornya hanya diam duduk di pangkalan, dan pekerjaan itu terlihat mudah. Mandor yang mau peduli terhadap keadaan trayeknya dan sadar tentang kewajibannya akan melihat bagaimana keadaan dilapangan, apakah terjadi masalah dengan pihak satlantasDishub atau tidak. Mandor juga akan berjaga-jaga di bagian jalan tertentu untuk melihat apakah ada supir angkutan kota yang mutar atau tidak. Angkutan kota KPUM trayek 65 mempunyai lebih dari 3 mandor. Pangkalan Tembung mempunyai 2 dua mandor, dan di pangkalanterminal Pinang Baris juga mempunyai 2 mandor yang terdiri dari ketua dan wakil. Mandor-mandor ini terpilih berdasarkan aturan yang di buat oleh pihak KPUM yang harus menyerahkan surat lamaran CV dan ijazah. Tapi pada kenyataan di lapangan aturan tersebut tidak berjalan dengan selayaknya. Kebanyakan yang menjadi mandor adalah orang setempat. Masyarakat setempat mencari tahu kalau ada pangakalan yang baru dibuat, maka masyarakat setempat berlomba-lomba untuk menjadi mandor. Para calon mandor angkot KPUM trayek 65 akan melakukan berbagai cara atau strategi agar bisa diterima menjadi mandor KPUM. Salah satu caranya adalah melakukan pendekatan secara pribadi kepada pihak- 122 pihak yang terlibat didalamnya. Upaya yang dilakukan ini guna menarik perhatian pihak KPUM agar mau merekomondasikan diriya kepada ketua KPUM. Bila ketua KPUM tertarik terhadap mandor tersebut maka akan dilakukan survei di lapangan untuk mencari tahu informasi tentang tingkah laku, karakter, kepribadian si mandor dari penduduk setempat atau tetangganya selama tinggal di daerah yang dimaksud. Menjadi mandor harus berani, harus memahami aturan angkutan kota, bisa dipercaya, menguasai daerah setempat, dapat mengatasi masalah yang terjadi di lapangan, dan lain sebagainya. Mandor yang terpilih kebanyakan berasal dari pemuda setempat seperti pemuda di sekitar pangkalan Tembung atau Pinang Baris. Pemilihan mandor juga dipengaruhi oleh faktor kekeluargaan atau adanya pengecualian aturan bagi pihak KPUM. Pihak KPUM dapat menawarkan atau mempromosikan anggota keluarganya, saudara, atau temannya untuk menjadi mandor KPUM. Kepercayaan atau kejujuran yang tercipta dalam diri pegawai atau anggota KPUM menjadi salah satu faktor atau pegangan ketua KPUM untuk memutuskan dan menerima calon mandor yang ditawarkan oleh pihak anggota KPUM. Tak heran bila posisi mandor angkot KPUM trayek 65 yang dibutuhkan terisi dengan cepat di pangakalan dan hal ini tidak jauh beda dengan mandor- mandor KPUM dari trayek lainnya. Tindakan seperti itu juga mengakibatkan timbulnya ketidaksukaan anggota lain terhadap KKN pengisisan posisi. Penetuan siapa yang akan menduduki posisi mandor masih berhubungan atau terkait dengan pihak KPUM, sedangkan siapa yang akan menduduki supir angkot tidak perlu berhubungan dengan KPUM. Supir 123 angkot hanya berhubungan dengan pemilik angkotnya saja dan bila ingin menjadi anggota koperasi barulah supir angkot berhubungan dengan aturan-atruan yang ditetapkan oleh KPUM. Mandor dan supir angkot mempunyai hubungan yang kuat di lapangan. Salah satu contohnya adalah membuat kesepakatan tertentu yang tidak diketahui oleh pihak kantor, yang merupakan wujud bentuk adanya kerja sama kedua belah pihak. Aturan bebas waktu itulah yang menjadi salah satu bentuk upaya kerja sama antar supir dan mandor angkot KPUM trayek 65. Mempercepat dan mempermudah tugas masing-masing pihak menjadi bukti adanya hubungan yang saling mengerti satu sama lain. Gambar 4.1. Hubungan mandor dan supir angkot KPUM trayek 65 dalam hal pekerjaan Mandor menerima iuran dan menstempel Repas, supir angkot membayar iuran dan menerima kembali buku Repas yang telah distempel Contoh : Mandor harus mengerti bahwa pekerjaan supir itu mengharuskan mereka menghargai waktu walaupun sedetik, demi mengejar setoran dan penumpang. Si 124 mandor harus cekatan dan ligat untuk menggambil dan mencap buku repas supir angkot. Mandor yang lelet, lambat, dan tidak mengerti keadaan supir angkot tidak mempunyai hubungan yang baik dengan supir angkot. Begitu juga sebaliknya, para supir angkot juga harus mengerti bagaimana kewajiban mandor untuk meminta iuran dan mencap repas. Mandor harus menyerahkan segala uang setoraniuran wajib yang telah dikutip dari supir ke kantor KPUM setiap harinya sampai jam kantor tutup. Supir angkot yang cepat memberikan iuran juga membantu mandor untuk mempercepat pekerjaannya mengantarkan iuran ke kantor KPUM. Sama halnya dengan supir angkot yang menyetor iuran pada sore hari, maka mador juga harus menunggu sampai sore atau sampai waktu terakhir penyetoran iuran ke kantor KPUM sekitar jam 18.00. Hubungan mandor dan supir angkot tidak hanya dalam proses kerja sama pekerjaan tapi juga melalui organisasi yang mereka buat yaitu STM. Melalui STM ini lah yang dapat menciptakan bentuk hubungan kekeluargaan dan kedua belah pihak bisa saling kenal secara mendalam.

4.2 Hak dan Kewajiban Aktor-Aktor yang Terlibat