Kasus Antar Sesama Supir Angkot KPUM Trayek 65

131 atau berhenti sebentar menunggu angkot yang lainnya jalan mengatur jarak antar angkot yang satu dengan angkot yang lainnya hal ini dilakukan supaya keseluruhan supir angkot memperoleh penumpang, dan supaya angkot tidak banyak berkumpul dalam satu jalan yang mengakibatakan hanya satu angkot yang penuh penumpang, dan tidak boleh sembarangan mutar untuk mendahuli angkot yang lain. Sayangnya, kenyataan di lapangan adalah bahwa angkutan kota KPUM trayek 65 membuat aturan tersendiri dimana adanya kesepakatan antar seluruh supir angkot KPUM 65 dengan para mandornya untuk tidak menggunakan atruan waktu dan pada akhirnya angkot KPUM 65 bebas waktu. Angkutan kota KPUM trayek 65 bebas mau berapa kali trip dalam sehari dan bebas mau mutar di daerah mana saja sesuai trayek.

4.3.1 Kasus Antar Sesama Supir Angkot KPUM Trayek 65

Angkot KPUM trayek 65 mempunyai aturan bebas waktu yang menjadi bagian dalam pengoperasian angkotnya. Bebas aturan waktu ini mempunyai kelebihan dan kelemahan, yang akhirnya menimbulkan suatu kasus dalam pengoperasiannya, yaitu: Kelebihan dari aturan bebas waktu ini adalah : Para supir angkot KPUM 65 tidak harus mengoperasikan angkotnya sesuai dengan jadwal aturan waktu dan aturan trip yang telah ditetapkan. Para supir angkot KPUM 65 memperoleh kebebasan mau berapa kali trip dalam sehari. Selain itu para supir angkot bisa mutar di jalan mana saja, contohnya bila 132 dilihatnya ada banyak penumpang di arah yang berlawanan maka si supir angkot bisa mutar untuk memperoleh penumpang. Atau supir angkot tidak mau sampai di unjung pangkalan Pinang Baris maka si supir angkot tersebut bisa langsung mutar atau motong jalan tapi dengan syarat sudah membayar iuran di ujung pangkalan Pinang Baris. Kelemahan dari aturan bebas waktu ini adalah : Karena adanya bebas aturan waktu maka para supir angkot KPUM 65 bersaing atau saling kejar-kejaran dalam mencari penumpang. Bila di jalan yang sama ada 5 angkot KPUM 65, maka supir angkot berusaha untuk berada di depan angkot KPUM 65 lainya, yang akhirnya ada supir angkot yang tidak kebagian penumpang karena sudah didahulukan oleh supir angkot KPUM 65 yang lainya. • Dari kelebihan dan kelemahan aturan bebas waktu tersebut dapat menimbulkan beberapa kasus atau permasalahan antar sesama supir angkot KPUM 65. Seperti yang dikatakan oleh informan penulis Pak’Pasaribu: “…kalau bebas waktu itu ada enaknya dan ada ga enaknya, hampir setiap hai kami para supir saling kejar-kejaan untuk memperoelh penumpang. Akibatnya terjadi percecokan atau perselisihan antar sesama supir angkot KPUM 65. Contohnya iya, ada kawanku yang sudah penuh penumpangnya tetap saja bila ada penumpang menyetop angkotnya langsung diangkut. Padahal di belakangnya ada supir angkot KPUM 65 lainnya yang membutuhkan penumpang. Alhasil si supir angkot itu kesal dan terjadi perang mulut keduanya di jalan sambil ngebut dan langsung di salip atau dipotong gitu saja…”. T. Pasaribu, Agustus 2010 Meskipun satu trayek dan satu organisasi angkutan, permasalahan tidak pernah lepas antar sesama supir angkutan kota KPUM trayek 65. Bila terjadi perang mulut dan ada yang tersinggung dan tidak senang dengan omongannya, maka supir tersebut akan berantem fisik dan kadang saling merusak angkotnya. 133 Contohnya merusak kaca spion atau menggores angkotnya dengan alat perkakas yang ada. Akhrinya menimbulkan kasus yang mengharuskan campur tangan pihak lain. • Selain itu adanya kasus persaingan antar jenis angkutan kota KPUM trayek 65 kendaraan baru dengan angkot kendaraan lama. Kasus ini muncul karena angkutan kota KPUM trayek 65 jenis angkutan kota lama kalah cepat dengan angkutan kota KPUM 65 jenis mobil Daihtsu yang baru. Sekarang ini angkutan kota KPUM 65 yang berjenis kendaraan baru Daihatsu Espass Zebra paling banyak beroperasi karena kecepatannya lebih cepat dibandingkan angkot yang lama Dihatsu Jumbo. Tidak heran di lapangan angkutan kota KPUM 65 yang baru selalu berselisihan dengan angkutan kota KPUM 65 yang lama. Angkot KPUM 65 jenis lama terkadang disepelehkan sama supir angkot KPUM 65 yang jenis baru, para supir ini menganggap bahwa angkot jenis lama itu jalannya seperti keong bagaikan mengendarai mobil pribadi. Kalau di jalan para supir angkot KPUM 65 bertemu atau di depannya ada angkot KPUM 65 yang berjenis akan angkot lama jenis jumbo, maka supir angkot yang mengendarai angkot jenis ekspas akan mengeluarkan kata mengede 21 21 “Mengede” merupakan bahasa sehari-hari supir angkutan kota KPUM trayek 65 bahasa supir. Mengede maksudnya bila angkot di depan jalannya pelan dan di belakangnya banyak angkot yang mengantri. Mengede sama dengan jalan dengan laju kecepatan minimum. kepada supir tersebut. Dari ungkapan yang menyinggung hati ini lah yang menimbulkan percecokan dan perkelahian antar sesama supir angkot KPUM 65 yang berbeda generasi. Akibatnya angkot KPUM 65 yang berjenis kendaraan lama pindah trayek. Adanya 134 perpindahan trayek angkutan kota KPUM 65 jenis lama ini membuat jumlah armada angkutan kota KPUM 65 semakin berkurang. Kasus-kasus yang terjadi tersebut dapat diatasi dengan cara berdamai dan saling menghargai antar sesama supir angkot, bila sesama supir angkot tidak menyelesaiakan masalah yang terjadi maka mandor pun turun tangan. Bila mandor tidak bisa juga menyelesaikan masalah yang ada, si pemilik angkot pun akan turun tangan dan kadang bila berkelanjutan karena kedua belah pihak tidak ada yang mengalah maka pihak kantor KPUM akan turun tangan sampai kedua belah pihak berdamai. Paling penting adalah kesadaran dari pihak yang terlibat untuk mengatasi masalah mereka secara kekeluargaan dan berdamai.

4.3.2 Kasus Antar Supir Angkot KPUM Trayek 65 dengan Supir Angkot