Metode Single Index Model. Tabel 4.29

119 2. a. Dari portofolio yang terbentuk berdasarkan data historis Januari 2007 hingga Desember 2010 melalui metode Efficient Frontier Curve, dapat diketahui bahwa: 1. Kinerja portofolio saham JII mampu memberikan expected return yang lebih tinggi dibanding dengan expected return yang dihasilkan dari portofolio saham LQ45. 2. Nilai standar deviasi JII yang lebih besar dari portofolio saham LQ45 mennunjukan bahwa keunggulan return portofolio saham JII atas LQ45 disertai dengan tingkat risiko yanga lebih tinggi. b. Dari portofolio yang terbentuk berdasarkan data historis Januari 2007 hingga Desember 2010 melalui metode Single Index model, dapat diketahui bahwa: 1. Kinerja portofolio saham JII mampu memberikan expected return yang lebih tinggi dibanding dengan expected return yang dihasilkan dari portofolio saham LQ45. 2. Nilai standar deviasi portofolio JII yang lebih besar dari portofolio saham LQ45 menunjukan bahwa keunggulan return portofolio saham JII atas LQ45 disertai dengan tingkat risiko yang lebih tinggi juga. 120 3. a. Berdasarkan simulasi investasi dari kombinasi alokasi dana berdasarkan bobot alokasi inmvestasi yang diberikan oleh kedua portofolio melalui metode Efficient Frontier Curve, untuk periode Januari 2010 hingga Desember 2010 hasilnya menunjukan bahwa: 1. Portofolio yang tersusun atas saham-saham yang konsisten masuk dalam perhitungan indeks JII memberikan return lebih tinggi dibanding return yang diberikan portofolio saham-saham LQ45. 2. Portofolio saham JII relatif lebih berisiko dibanding portofolio saham LQ45 sebab nilai standar deviasi portofolio JII lebih tinggi dari standar deviasi portofolio LQ45. 3. Secara keseluruhan, kinerja portofolio saham JII dapat dikatakan lebih baik daripada kinerja portofolio saham LQ45. Hal ini terlihat dari nilai Reward to Variability Ratio portofolio saham JII yang lebih tinggi dibanding portofolio saham LQ45. b. Berdasarkan simulasi investasi dari kombinasi alokasi dana berdasarkan bobot alokasi inmvestasi yang diberikan oleh kedua portofolio melalui metode Single Index Model, untuk periode Januari 2010 hingga Desember 2010 hasilnya menunjukan bahwa: 1. Portofolio yang tersusun atas saham-saham yang konsisten masuk dalam perhitungan indeks JII memberikan return lebih tinggi dibanding return yang diberikan portofolio saham-saham LQ45. 121 2. Portofolio saham JII relatif lebih berisiko dibanding portofolio saham LQ45 sebab nilai standar deviasi portofolio JII lebih tinggi dari standar deviasi portofolio LQ45. 3. Secara keseluruhan, kinerja portofolio saham JII dapat dikatakan lebih baik daripada kinerja portofolio saham LQ45. Hal ini terlihat dari nilai Reward to Variability Ratio portofolio saham JII yang lebih tinggi dibanding portofolio saham LQ45. c. Jadi secara keseluruhan bahwa baik menggunakan metode Efficient Frontier Curve maupun metode Single Index Model, secara konsisten kinerja portofolio saham JII lebih unggul dibanding kinerja portofolio saham LQ45.

B. Saran dan Implikasi

1. Implikasi Manajerial

a. Selain dapat berinvestasi di reksa dana, fund managerinvestor juga dapat mempertimbangkan untuk menggunakan portofolio saham JII ini sebagai pilihan investasi mereka di masa yang akan datang. b. Guna mencapai tujuan imbal hasil yang tinggi, fund manager disarankan untuk benar-benar melakukan seleksi ketat terhadap kandidat anggota portofolionya. Seperti melakukan seleksi terhadap expected return dari masing-masing kandidat. 122 c. Fund manager maupun investor yang berminat untuk menyusun sebuah portofolio, dapat menggunakan metode Efficient Frontier Curve jika ingin mensyaratkan kondisi-kondisi tertentu dalam proses pembentukan portofolio optimalnya. Sebab metode Efficient Frontier Curve memberikan keleluasaan untuk adanya penyesuaian dengan menambah fungsi kendala baru. Tetapi apabila fund manager maupun investor ingin memasukan unsur pergerakan harga pasar dalam proses pemilihan kandidat saham portofolio optimalnya, maka mereka dapat menggunakan metode Single Index Model sebagai metode pembentukan portofolio optimal.

2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya.

a. Penelitian ini hanya menggunakan metode pengukuran Reward to Variability Ratio dalam menilai kinerja portofolio optimal. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan metode pengukuran kinerja portofolio yang lebih bervariasi untuk melihat apakah keunggulan kinerja portofolio yang satu dari yang lain konsisten untuk semua metode. b. penelitian ini hanya menggunakan data harga penutupan mingguan selama 3 tahun untuk pembentukan portofolio optimal. Sehingga untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih akurat dalam pengukuran kinerja portofolio, sebaiknya dipergunakan periode penelitian yang lebih panjang.