Konsep Fungsi Produksi Stochastic Frontier

30

3.1.3. Konsep Fungsi Produksi Stochastic Frontier

Fungsi produksi stochastic frontier adalah fungsi produksi yang dipakai untuk mengukur bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap posisi frontiernya Soekartawi 1994. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara faktor produksi dan produksi, maka fungsi produksi frontier adalah hubungan fisik faktor-produksi dan produksi pada frontier yang posisinya terletak pada garis isokuan yang merupakan garis tempat titik-titk yang menunjukkan titik kombinasi penggunaan masukan produksi yang optimal Soekartawi 1994. Aigner et al. 1997 dan Broeck dan Meeusen 1997, diacu dalam Coelli et al. 1998, menyatakan bahwa dalam model fungsi produksi stochastic frontier terdapat penambahan random error, v i , serta non negatif variabel acak, u i , yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : y i = x i + v i - u i i = 1, β, γ, …., N Dimana : y i = Produksi yang dihasilkan petani pada waktu ke-t x i = Vektor masukan yang digunakan petani pada waktu ke-t = Vektor parameter yang akan diestimasi v i = Variabel acak yang berkaitan dengan faktor eksternal iklim, hama sebarannya simetris dan menyebar normal v i ~ N 0, σ v 2 u i = Variabel acak non negatif yang diasumsikan mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis dan berkaitan dengan faktor internal dengan sebaran bersifat setengah normal u i ~ │N 0, σ v 2 │ Random error, v i , dihitung untuk mengukur error dan faktor random lain seperti efek cuaca, kesalahan, keberuntungan, dan lain-lain, di dalam nilai variabel output, yang secara bersamaan dengan efek kombinasi dari variabel input yang tidak terdefinisi dalam suatu fungsi produksi. Aigner et al. 1997, diacu dalam Coelli et al. 1998, v i s merupakan variabel normal acak yang terdistribusi secara bebas dan identik independent and identically distributed, i.i.d dengan rataan nol dan ragamnya konstan, σ v 2 , variabel bebas, u i s, diasumsikan sebagai i.i.d eksponensial atau variabel acak setengah normal. Variabel u i berfungsi untuk menangkap inefisiensi teknis. Model yang dinyatakan dalam persamaan di atas disebut sebagai fungsi produksi stochastic frontier karena nilai output dibatasi oleh variabel acak stochastic yaitu nilai harapan dari x i + v i atau exp x i + v i . Random error bisa 31 bernilai positif dan negatif dan begitu juga output stochastic frontier bervariasi sekitar bagian tertentu dari model frontier, exp x i . Struktur dasar model stochastic frontier digambarkan seperti Gambar 4. Sumbu x mewakili input sedangkan sumbu y mewakili output. Komponen deterministik dari model frontier, Y = exp x i , digambarkan dengan asumsi bahwa berlaku hukum diminishing return to scale. Penjelasan Gambar 4 adalah terdapat dua petani yaitu petani i dan petani j. Petani i menggunakan input sebesar x i dan menghasilkan output y i . Nilai dari output stochastic frontier adalah y i , melampaui nilai fungsi produksi yaitu fx i ; . Hal ini dapat terjadi karena aktivitas produksi petani i dipengaruhi oleh kondisi yang menguntungkan dimana variabel v i bernilai positif. Gambar 4. Fungsi Produksi Stochastic Frontier Sumber : Coelli, Rao, Battase 1998 Sementara itu, petani ke-j menggunakan input sebesar x j dan memproduksi y j berada di bawah fungsi produksi karena aktivitas produksi petani j dipengaruhi oleh kondisi yang tidak menguntungkan dimana v j bernilai negatif. Output stochastic frontier tidak dapat diamati karena nilai random error tidak teramati. Bagian deterministik dari model stochastic frontier terlihat diantara output stochastic frontier. Output yang diamati dapat menjadi lebih besar dari bagian y y i y i x i x i x X X X X Fungsi produksi, y = exp x Frontier output y j , exp x j + v j , jika v j Frontier output y i , exp x j + v j , jika v i Input Output 32 deterministik dari frontier apabila random error yang sesuai lebih besar dari efek inefisiensinya misalnya y i exp x j jika v j u j Coelli et al. 1998. Model stochastic frontier juga memiliki kelemahan. Kritikan utama terhadap model ini adalah secara umum tidak ada sebuah pengakuan terhadap bentuk penyebaran yang pasti dari variabel-variabel u i . Bentuk distribusi setengah normal dan eksponensial adalah bentuk distribusi yang selama ini dipilih. Akan tetapi, menurut Coelli et al. 1998 kedua bentuk distribusi ini cenderung bernilai nol sehingga kemungkinan besar efek efisiensi yang dicari juga mendekati nol. Sejumlah peneliti menanggapi kritikan ini dengan membuat bentuk penyebarannya yang lebih umum seperti terpotong normal truncated-normal dan dua parameter gamma untuk menangkap efek inefisiensi teknis. Kedua distribusi tersebut memiliki bentuk distribusi yang lebih luas. Model pemotongan terhadap penyebaran normal lebih mudah dibandingkan model gamma. Penyebaran pemotongan normal adalah generalisasi dari penyebaran setengah normal. Penyebaran ini diperoleh dari pemotongan pada nilai nol dari penyebaran normal dengan nilai harapan variasinya µ dan σ 2 . Jika nilai µ adalah nol maka distribusinya adalah setengah normal.

3.1.4. Konsep Efisiensi dan Inefisiensi

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Bawang Merah( Studi Kasus: Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara)

21 143 103

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

17 140 134

Analisis pendapatan usahatani dan efisiensi pemasaran kubis (Brassica oleracea L. var capitata L.). studi kasus di desa Argalingga kecamatan Argapura kabupaten Majalengka, Jawa Barat

0 18 126

Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 4 208

Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis Usahatani Bayam Jepang (Horenso) Kelompok Tani Agro Segar Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Jawa Barat

10 79 93

Analisis Efisiensi Usahatani Komoditas Bawang Merah Di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

0 5 122

this PDF file Analisis dalam Memanfaatkan Lahan Pertanian di Desa Sukasari Kaler Kecamatan Argapura Majalengka | Sudrajat | Majalah Geografi Indonesia 1 PB

0 1 14

Analisis Efisiensi dan Pendapatan Usahatani Kedelai di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat

0 1 10

PERILAKU PETANI DALAM MENGELOLA LAHAN TERASERING DI DESA SUKASARI KALER KECAMATAN ARGAPURA KABUPATEN MAJALENGKA

0 2 10

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR JURNAL

0 0 17