Karakteristik Petani Responden Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus : Desa Sukasari Kaler, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat)

55 dimiliki dan domisili tempat tinggal. Poktan yang tergabung dalam Gapoktan Gunung Sari yaitu Poktan Pakuwon 92 anggota, Poktan Sukasari Utara 74 anggota, Poktan Cilayur 86 anggota, Poktan Mengger 35 anggota, Poktan Liang Julang 43 anggota, Poktan Teja Permana 50 anggota, Poktan Gunung Sari 80 anggota, Poktan Tani Mukti 20 anggota dan KWT Ramasari 25 anggota.

5.5. Karakteristik Petani Responden

Karakteristik petani responden diperoleh berdasarkan data pribadi petani Lampiran 2. Deskripsi karakteristik petani responden dapat dilihat dari beberapa kriteria, antara lain : umur, pendidikan, pengalaman, tanggungan keluarga, luas pengusahaan lahan untuk bawang merah, status kepemilikan lahan, jenis varietas yang digunakan dan keikutsertaan dalam penyuluhan. Keragaman karakteristik tersebut akan mempengaruhi keputusan petani dalam melakukan usahatani bawang merah. 1 Umur Sebaran petani responden berdasarkan umur Tabel 11 menunjukkan bahwa jumlah responden terbesar berada pada kelompok usia 60 tahun dengan persentase sebanyak 36,67 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata petani responden berusia setengah baya dan berada dalam kelompok usia yang mendekati tidak produktif, sehingga akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam berusahatani. Selain itu, semangat dan kemampuan untuk bekerja pun akan semakin menurun seiring bertambahnya usia responden yang semakin tua. Tabel 11. Sebaran Petani Responden Desa Sukasari Kaler Berdasarkan Umur pada Tahun 2011 Umur Tahun Jumlah Persentase  40 2 6,66 41-50 8 26,67 51-60 9 30,0 60 11 36,67 Jumlah 30 100,0 56 2 Lama Pendidikan Petani Tingkat pendidikan formal petani responden mayoritas adalah lulusan SD yakni 27 orang 90,00 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani di Desa Sukasari Kaler masih tergolong rendah. Namun, terdapat pula petani responden yang mengenyam pendidikan 6 tahun dengan jumlah 3 orang untuk lama pendidikan 7-12 tahun pada. Tingkat pendidikan formal akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan usahatani. Hal ini terkait dengan adopsi teknologi yang baik untuk peningkatan produksi bawang merah. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani responden maka transfer ilmu dan teknologi relatif lebih mudah diterima. Sebaran jumlah petani berdasarkan lama pendidikan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran Petani Responden Desa Sukasari Kaler Berdasarkan Lama Pendidikan pada Tahun 2011 Lama Pendidikan Tahun Jumlah Persentase  3 2 6,66 4-6 25 83,33 7-9 2 6,66 10-12 1 3,33 Jumlah 30 100,00 Banyaknya petani di Desa Sikasari Kaler yang memiliki lama pendidikan rendah disebabkan oleh berbagai alasan, diantaranya adalah sejak kecil petani responden telah diminta oleh orang tuanya untuk membantu bekerja dalam kegiatan usahatani yang dilakukan oleh orang tuanya, sulitnya bersekolah karena sarana pendidikan yang masih terbatas, serta ketidakmampuan dari aspek keuangan keluarga untuk membiayai anggota keluarganya bersekolah pada jenjang yang lebih tinggi. Walaupun demikian, bukan berarti pengetahuan dalam bercocok tanam terutama bercocok tanam bawang merah juga rendah karena mereka mendapat ilmu dari pengalaman bercocok tanam selama bertahun-tahun dari orang tuanya. Keterampilan atau pengetahuan berusahatani bawang merah dan melakukan pengusahaan terhadap lahannya sebagian besar berasal dari orang tuanya. 57 3 Lama Pengalaman Berusahatani Pengalaman berusahatani bawang merah yang dimiliki oleh petani responden dapat mempengaruhi terhadap kemampuan petani dalam mengetahui teknik budidaya dalam kegiatan usahatani yang dijalankan. Sebaran petani responden Desa Sukasari Kaler berdasarkan lama pengalaman berusahatani dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden memiliki pengalaman berusahatani bawang merah yang cukup tinggi. Lama pengalaman usahatani berada pada rentang 11-40 tahun. Tabel 13. Sebaran Petani Responden Desa Sukasari Kaler Berdasarkan Lama Pengalaman Berusahatani pada Tahun 2011 Lama Pengalaman Tahun Jumlah Persentase  10 5 16,66 11-20 6 20,00 21-30 4 13,33 31-40 8 26.66  41 7 23,33 Jumlah 30 100,00 4 Jumlah Tanggungan Keluarga Berdasarkan kriteria jumlah tanggungan keluarga, sebagian besar petani responden memiliki jumlah tanggungan keluarga 3-4 orang dengan persentase 63,33 persen. Hal ini menunjukkan rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani di Desa Sukasari Kaler cukup tinggi. Sebaran petani responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Sebaran Petani Responden Desa Sukasari Kaler Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga pada Tahun 2011 Jumlah Tanggungan Keluarga Orang Jumlah Persentase  2 7 23,33 3-4 19 63,33  5 4 13,33 Jumlah 30 100,00 58 5 Luas Pengusahaan Lahan Luas lahan yang diusahakan oleh petani responden berada pada kisaran ≤ 0,49 hektar. Persentase lahan ≤ 0,49 hektar ini mencapai 100,00 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengusahaan lahan untuk usahatani bawang merah di Desa Sukasari Kaler relatif kecil. Data sebaran petani responden berdasarkan luas pengusahaan lahan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Sebaran Petani Responden Desa Sukasari Kaler Berdasarkan Luas Lahan yang Diusahakan untuk Bawang Merah pada Tahun 2011 Luas Lahan Hektar Jumlah Persentase ≤ 0,49 30 100,00 0,5-0,99 - - Jumlah 30 100,00 6 Status Kepemilikan Lahan Status kepemilikan lahan petani responden hanya terdiri dari dua jenis yaitu pemilik dan penyewa. Persentase lahan milik pribadi cukup tinggi yaitu 90,00 persen dan lahan sewa 10,00 persen. Pada umumnya, petani responden di Desa Sukasari memiliki lahan pribadi untuk melakukan usahatani meskipun dalam luasan yang kecil. Sebaran petani responden berdasarkan status kepemilikan lahan dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Sebaran Petani Responden Desa Sukasari Kaler Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan pada Tahun 2011 Status Lahan Jumlah Persentase Pemilik 27 90,00 Penyewa 3 10,00 Jumlah 30 100,00 7 Penggunaan Varietas Bibit Bawang Merah Varietas bibit yang digunakan di Desa Sukasari Kaler ada dua jenis yaitu varietas Sumenep dan varietas Balikaret. Kedua varietas tersebut merupakan varietas lokal. Petani responden lebih banyak menggunakan varietas Sumenep yaitu 63,33 persen karena varietas ini memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Selain 59 itu, varietas Sumenep di lokasi penelitian telah memasuki pasar ekspor sehingga menggunakan varietas Sumenep lebih menarik bagi petani responden. Sebaran petani responden berdasarkan varietas bibit yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Sebaran Petani Responden Desa Sukasari Kaler Berdasarkan Varietas Bibit yang Digunakan Jenis Varietas Jumlah Persentase Sumenep 19 63,33 Balikaret 11 36,67 Jumlah 30 100,00 8 Penyuluhan Keikutsertaan petani dalam penyuluhan akan mempengaruhi pengetahuan petani tentang usahatani bawang merah, baik teknis usahatani maupun perlakuan pasca panen dan pemasaran hasil. Petani responden di daerah penelitian sebagian besar ikut berpartisipasi ketika ada penyuluhan. Keikutsertaan petani responden dalam mengikuti penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 18 . Tabel 18. Sebaran Petani Responden Desa Sukasari Kaler Berdasarkan Keikutsertaan dalam Penyuluhan Keikutsertaan Penyuluhan Jumlah Persentase Turut Serta 28 93,33 Tidak Turut Serta 2 8,33 Jumlah 30 100,00 60 VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI BAWANG MERAH Keragaan usahatani dikaji untuk menggambarkan kondisi aktual usahatani bawang merah di Desa Sukasari Kaler sehingga pendapatan usahatani yang dianalisis sesuai dengan kenyataan. Analisis keragaan usahatani dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis tersebut meliputi : pola tanam, penggunaan input, teknik budidaya dan output yang dihasilkan pada usahatani bawang merah.

6.1. Pola Tanam

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Bawang Merah( Studi Kasus: Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara)

21 143 103

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

17 140 134

Analisis pendapatan usahatani dan efisiensi pemasaran kubis (Brassica oleracea L. var capitata L.). studi kasus di desa Argalingga kecamatan Argapura kabupaten Majalengka, Jawa Barat

0 18 126

Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 4 208

Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis Usahatani Bayam Jepang (Horenso) Kelompok Tani Agro Segar Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Jawa Barat

10 79 93

Analisis Efisiensi Usahatani Komoditas Bawang Merah Di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

0 5 122

this PDF file Analisis dalam Memanfaatkan Lahan Pertanian di Desa Sukasari Kaler Kecamatan Argapura Majalengka | Sudrajat | Majalah Geografi Indonesia 1 PB

0 1 14

Analisis Efisiensi dan Pendapatan Usahatani Kedelai di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat

0 1 10

PERILAKU PETANI DALAM MENGELOLA LAHAN TERASERING DI DESA SUKASARI KALER KECAMATAN ARGAPURA KABUPATEN MAJALENGKA

0 2 10

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR JURNAL

0 0 17