45 Dimana TE
i
adalah efisiensi teknis petani ke-i, dan y
i
adalah fungsi output deterministic tanpa error term. Nilai efisiensi teknis tersebut berbanding terbalik
dengan efek inefisiensi teknis di atas yang juga bernilai diantara nol dan satu. Nilai efisiensi teknis dalam persamaan di atas digunakan hanya untuk fungsi yang
memiliki jumlah output dan input tertentu cross section data dan tidak untuk input yang bersifat logaritmik panel data Coelli dan Battese 1998.
4.4.3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis hanya dilakukan untuk hasil output efek efisiensi teknis frontier. Untuk mengetahui apakah ada efek inefisiensi di dalam model
menggunakan nilai LR test galat satu, sedangkan untuk masing-masing variabel penduga apakah koefisien dari masing-
masing parameter bebas δ
i
yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap parameter tidak bebas µ
i
dengan menggunakan t-hitung.
Hipotesis pertama :
H : = δ
= δ
1
= δ
2
= δ
3
= δ
4
= ………. δ
10
= 0 H
1
: = δ = δ
1
= δ
2
= δ
3
= δ
4
= ………. δ
10
Hipotesis nol artinya efek inefisiensi teknis tidak ada dalam model. Jika hipotesis ini diterima, maka model fungsi produksi rata-rata sudah cukup mewakili data
empiris. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. LR = -2 {ln[LH
LH
1
]} Dimana LH
dan LH
1
adalah nilai dari fungsi likelihood di bawah hipotesis H dan H
1
. Kriteria uji :
LR galat satu sisi χ
2 restriksi
tabel Kodde dan Palm maka tolak H LR galat satu sisi χ
2 restriksi
tabel Kodde dan Palm maka terima H Tabel chi-square Kodde dan Palm adalah table upper and lower bound dari nilai
kritis untuk uji bersama persamaan dan pertidaksamaan restriksi.
Hipotesis Kedua :
H : δ
1
= 0 H
1
: δ
1
≠ 0
46 Hipotesis nol berarti koefisien dari masing-masing variabel di dalam
model efek inefisiensi sama dengan nol. Jika hipotesis ini diterima maka masing- masing variabel penjelas dalam model efek inefisiensi tidak memiliki pengaruh
terhadap tingkat inefisiensi dalam proses produksi. Uji statistik yang digunakan: t-hitung
= t-tabel
=
t
α, n-k-1
Kriteria uji : │t-hitung│ t-tabel t
α, n-k-1
: tolak H │t-hitung│ t-tabel t
α, n-k-1
: terima H Dimana : k
= jumlah variabel bebas n
= jumlah pengamatan responden S δ
i
= simpangan baku koefisien efek inefisiensi
4.4.4. Analisis Pendapatan Usahatani
Profitabilitas usahatani bawang merah dapat dikaji dengan dua indikator yaitu pendapatan usahatani dan RC rasio. Pendapatan usahatani dibedakan
menjadi pendapatan atas biaya tunai dan biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan petani, sedangkan pendapatan atas
biaya total adalah semua input milik keluarga juga diperhitungkan sebagai biaya Soekartawi et al. 1985.
Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total. Rumus penerimaan, total biaya dan pendapatan
Soekartawi et al. 1985 adalah : TR
= P x Q TC
= biaya tunai + biaya diperhitungkan atas biaya tunai
= TR – biaya tunai
atas biaya total = TR
– TC Dimana :
TR : Total penerimaan usahatani Rp
TC : Total biaya usahatani Rp
P : Harga output RpKg
Q : Jumlah output Kg
: Pendapatan atau keuntungan Rp
47 Penerimaan total usahatani total farm revenue merupakan nilai produk
dari usahatani yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periode tertentu. Penerimaan atau revenue dibagi menjadi dua, yaitu penerimaan tunai dan
penerimaan total. Penerimaan tunai usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, yaitu jumlah produk yang dijual dikalikan dengan
harga jual produk. Penerimaan total usahatani merupakan keseluruhan nilai produksi usahatani baik yang dijual, dikonsumsi keluarga dan dijadikan
persediaan. Total biaya atau pengeluaran adalah semua nilai faktor produksi yang
dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu. Biaya atau cost juga dibagi menjadi dua, yaitu biaya tunai dan biaya total. Biaya tunai di
dalam usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi kebutuhan usahatani. Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung
berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika penyusutan, sewa lahan dan nilai kerja keluarga diperhitungkan. Biaya total adalah keseluruhan nilai yang
dikeluarkan bagi usahatani, baik tunai maupun tidak tunai. Analisis RC adalah salah satu ukuran efisiensi penerimaan untuk tiap
rupiah yang dikeluarkan revenue cost rasio yang menunjukkan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya yang bertujuan untuk mengetahui
kelayakan dari usahatani yang dilaksanakan. RC rasio yang dihitung dalam analisis ini terdiri dari RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total.
Rasio RC atas biaya tunai dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam satu periode tertentu. Rasio RC atas
biaya total dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Rumus analisis RC rasio dan biaya usahatani
adalah sebagai berikut Soekartawi et al. 1985 : RC rasio atas biaya tunai
= TR biaya tunai RC rasio atas biaya total
= TR TC Dimana :
TR = Total penerimaan usahatani Rp
TC = Total biaya usahatani Rp
48 Secara teoritis RC menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang
dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar nilai RC. Suatu usaha dapat dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan apabila nilai RC rasio
lebih besar dari satu RC 1, makin tinggi nilai RC menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh semakin besar. Namun apabila nilai RC lebih kecil
dari satu RC 1, usaha ini tidak mendatangkan keuntungan sehingga tidak layak untuk diusahakan. Tabel 7 memperlihatkan contoh perhitungan pendapatan
usahatani.
Tabel 7. Perhitungan Pendapatan Usahatani dan RC Rasio per Hektar per Tahun
Tanaman Tahunan
No Keterangan
Jumlah Harga per
Satuan Rp Total
Rp A
Penerimaan B
Biaya Tunai
1 Bibit
2 Pupuk Kimia
3 Pupuk Kandang
4 Obat-obatan
5 Tenaga Kerja Luar Keluarga
Total Biaya Tunai
C Biaya yang Diperhitungkan
1 Penyusutan
2 Sewa Lahan
3 Tenaga Kerja Keluarga
Total Biaya yang Diperhitungkan
D Total Biaya B+C
E Pendapatan Atas Biaya Tunai A-B
F Pendapatan Atas Biaya Total A-D
G RC Atas Biaya Tunai AB
H RC Atas Biaya Total AD
Sumber : Soekartawi 1985
Biaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya
modal pakai. Metode yang digunakan adalah metode garis lurus. Metode ini digunakan karena jumlah penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dan
diasumsikan tidak laku bila dijual. Rumus yang digunakan yaitu :
49 Biaya Penyusutan =
Dimana : Nb
: Nilai pembelian Rp Ns
: Tafsiran nilai sisa Rp N
: Umur ekonomis tahun
4.5. Definisi Operasional