5. Total Aset Total Aktiva dan pertumbuhan dalam 5 Tahun Terakhir
Aktiva assets adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan mencakup kas, tanah, pabrik dan peralatan. Pengembalian suatu perusahaan dapat
dinilai dari perspektif dasar pendanaan keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah ekuitas, total aktiva. Pengembalian atas total aktiva return on total asset
merupakan ukuran efisiensi operasi yang relevan. Apabila nilai tercatat dari aktiva lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aktiva diturunkan
menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, dimana nilai tersebut ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih atau nilai pakai. Apabila
aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, serta
keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan
disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi harga perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aktiva tetap pada saat aktiva tersebut selesai
dikerjakan dan siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada bulan aktiva tersebut mulai digunakan.
Tabel 15. Total Aset Total Aktiva 10 Perusahaan LQ 45 dalam Ribuan Rupiah
Tahun No
Kode Emiten
2004 2005
2006 2007
2008 1
AALI 3.382.821.000
3.191.715.000 3.496.965.000
5.352.986.000 6.519.791.000
2 ANTM
6.042.567.861 6.402.714.128
7.290.905.515 12.043.690.940
10.245.040.780
3
ASII 39.145.053.000
61.166.666.000 57.929.290.000
63.520.000.000 80.740.000.000
4 BBCA
149.168.842.000 150.180.752.000
176.798.726.000 218.005.008.000
245.569.856.000
5
BBRI 107.040.172.000
122.775.579.000 154.725.526.000
203.734.938.000 246.076.896.000
6 BDMN
58.820.805.000 67.803.454.000
82.072.687.000 89.409.827.000
107.268.363.000
7
BMRI 248.155.827.000
263.383.348.000 267.517.192.000
319.085.588.000 358.438.678.000
8 BNBR
5.219.257.810 7.012.881.782
8.666.760.040 14.137.255.943
25.417.964.953
9
BNGA 30.798.312.000
41.579.861.000 46.544.346.000
93.797.189.000 103.197.574.000
10 BNII
36.077.143.000 49.026.180.000
53.039.911.000 55.015.693.000
56.855.129.000
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan total Aset total Aktiva perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 291.316.126.600.000,-
adalah perusahaan PT Bank Mandiri Tbk BMRI, sedangkan posisi terendah PT Astra Agro Lestari Tbk AALI sebesar Rp. 4.388.855.600.000,-. Kondisi
pertumbuhan total Aset total Aktiva per tahun pada perusahaan BMRI dari tahun 2004-2008 adalah 6, 2, 19 dan 12, sedangkan kondisi pertumbuhan
perusahaan AALI adalah -6, 10, 53 dan 22. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan BMRI dengan AALI. Perbedaan
pertumbuhan total Aset total Aktiva per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Pertumbuhan Total Aset Total Aktiva per tahun berdasarkan rataan 2004-2008 dari 10 Perusahaan LQ 45 dalam Ribuan Rupiah
No Kode Emiten
Rataan 2004-2008 Pertumbuhantahun
1 AALI
4.388.855.600.000 -6
10 53
22
2
ANTM 8.404.983.844.800
6 14
65 -15
3 ASII
60.500.201.800.000 56
-5 10
27
4 BBCA
187.944.636.800.000 1
18 23
13
5 BBRI
166.870.622.200.000 15
26 32
21
6
BDMN 81.075.027.200.000
15 21
9 20
7 BMRI
291.316.126.600.000 6
2 19
12
8
BNBR 12.090.824.105.600
34 24
63 80
9 BNGA
63.183.456.400.000 35
12 102
10
10
BNII 50.002.811.200.000
36 8
4 3
4.4. Rasio Keuangan
Hasil perhitungan dan analisis rasio keuangan terhadap rasio likuiditas, rasio hutang, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan, serta voluation
ratio adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek setiap perusahaan melakukan transaksi secara besar-besaran, diluar kemampuan yang
dimiliki atau overtrading, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan kewajiban jangka pendeknya meskipun mempunyai prospek yang menjanjikan. Rasio
likuiditas dalam jangka panjang akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Tingkat likuiditas setiap perusahaan dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah.
c. Current Ratio CR Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang
lancer. Nilai CR rendah akan berdampak pada resiko piutang dan persediaan. Ideal pemakaian CR adalah 2:1. Artinya, aktiva lancar 2 kali
lebih besar dibanding hutang lancar, dengan proporsi penyusutan aktiva lancar maksimum 50. Indikator CR adalah semakin rendah CR, maka
semakin baik tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi CR