Analisis kinerja keuangan perusahaan indeks LQ45

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

INDEKS LQ45

Oleh

DASE PURNAMA

H24104132

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

INDEKS LQ45

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

DASE PURNAMA

H24104132

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

INDEKS LQ45

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

DASE PURNAMA

H24104132

Menyetujui, Juli 2009

Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing


(4)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

INDEKS LQ45

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

DASE PURNAMA

H24104132

Menyetujui, Juli 2009

Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen


(5)

ABSTRAK

DASE PURNAMA. H24104132. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Indeks LQ45. Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.

Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif), yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung (saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Seorang investor dalam melaksanakan kegiatan investasi, selalu dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty). Penelitian dilakukan dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian, mempelajari dan men

ganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan saat ini melalui informasi langsung dari BEI dan data-data yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan Indeks LQ45. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman yang cukup populer.

Perusahaan Indeks LQ45 yang teridentifikasi berdasarkan laporan keuangan, perusahaan yang bertahan dalam periode Februari tahun 2004 sampai dengan Februari tahun 2009 ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra Argo Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII).

Berdasarkan laporan keuangan tahunan dari 10 perusahaan Indeks LQ45 dalam kondisi 5 tahun terakhir dapat dilihat kinerja keuangan sebagai berikut: a. PT Astra Internasional Tbk (ASII) berada pada posisi tertinggi, sedangkan

posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) berdasarkan rataan laporan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 18%, -28%, 81%, 41% dan -100%, -189%, 29%, -3200%.

b. Berdasarkan rataan NOPAT, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi yaitu PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 26%, -32%, 76%, 35% dan -100%, -133%, 4%, -8610%.


(6)

c. Posisi tertinggi dan terendah berdasarkan rataan kewajiban (hutang) adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan kondisi pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun sebesar 8%, 0,42%, 20%, 13% dan -60%, 35%, 75%, 3%.

d. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada pada posisi tertinggi dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada posisi terendah berdasarkan rataan modal (ekuitas pemilik) dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar -7%, 13%, 11%, 4% dan 27%, 5%, 48%, 27%.

e. Berdasarkan rataan total Aset (total Aktiva), perusahaan yang berada posisi tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berada pada posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 6%, 2%, 19%, 12% dan -6%, 10%, 53%, 22%.

Kinerja setiap perusahaan berdasarkan rataan Return on Total Asset/Return On Investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dengan nilai sebesar 0.301 adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan nilai (13.565). Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%.

Referensi dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada para investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan-perusahaan LQ45 dengan menggunakan Visual Basic.net. Sistem ini akan memberikan kemudahan untuk mempelajari dan memahami laporan keuangan untuk melihat kinerja keuangan dari setiap perusahaan, maka dapat membantu mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mendapatkan keuntungan dalam penanaman modal usaha.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui akses internet selama penelitian sebaiknya BEI membuat suatu standar pembuatan laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 agar ada keseragaman dalam laporan keuangan berdasarkan time series (6 bulan atau tahunan) untuk memberikan kemudahan, baik kepada perusahaan-perusahaan maupun para investor dan calon investor (masyarakat yang ingin berinvestasi). Standar pembuatan laporan keuangan sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur.


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 18 April 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Wawan Ahmad Sofwan dan Hj. Siti Rahmawati.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Sempur Bogor pada tahun 1991, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Papandayan 1 Bogor lulus pada tahun 1997 dan melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Negeri 6 Bogor dan pada tahun 2004 diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Penulis aktif dibidang musik, turut serta mengisi acara-acara baik formal maupun informal pada kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan kampus IPB. Pada bulan Oktober-November 2008 penulis melakukan magang di PT Kresna Graha Securindo pada bagian Riset.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Indeks LQ45 ”. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan hasil penelitian ini, terutama kepada:

1. Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan segala waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis. 2. Ir. Andreas Tanadjaya, MM., RFC. sebagai Direktur PT Kresna Graha

Securindo yang telah membimbing selama penelitian dan memberikan kesempatan pada penulis untuk magang di perusahaan tersebut.

3. Ir. Budi Purwanto, ME. dan Deddi Cahyadi Sutarman, S.TP, MM. sebagai penguji yang telah memberikan masukan, sehingga hasil penelitian ini mendekati sempurna.

4. Mamah dan Papah, Aa Ary dan Teh Phiet, serta Agam yang telah memberikan dorongan moril.

5. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi Manajemen IPB yang telah memberikan pengarahan, pembelajaran, dan membagikan ilmu yang dimiliki selama masa perkuliahan.

6. Seluruh staf pendukung Departemen Manajemen dan Fakultas Ekonomi Manajemen yang telah membantu kelancaran administrasi selama studi di IPB.

7. Pak Jordan Zulkarnaen sebagai Vice President - Research PT Kresna Graha Securindo, mas Gifar, mas Adit n mba Anna telah memberikan informasi tentang Pasar Modal dan membantu penulis pada saat magang di perusahaan tersebut.


(9)

8. Sahabat-sahabat Manajemen 41, kakak-kakak kelas dan adik-adik kelas yang telah memberikan motivasi, saran dan kritikan membangun kepada penulis. 9. Detty Supriyaty “nta” atas pengertian dan kesabarannya yang juga telah

memberikan kebahagiaannya selama ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara tidak langsung membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan, serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan. Penulis harapkan bahwa yang telah penulis susun dapat memberikan kontribusi kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju tahap berikutnya.

Bogor, Juli 2009


(10)

(11)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

INDEKS LQ45

Oleh

DASE PURNAMA

H24104132

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

INDEKS LQ45

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

DASE PURNAMA

H24104132

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(13)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

INDEKS LQ45

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

DASE PURNAMA

H24104132

Menyetujui, Juli 2009

Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing


(14)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

INDEKS LQ45

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

DASE PURNAMA

H24104132

Menyetujui, Juli 2009

Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen


(15)

ABSTRAK

DASE PURNAMA. H24104132. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Indeks LQ45. Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.

Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif), yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung (saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Seorang investor dalam melaksanakan kegiatan investasi, selalu dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty). Penelitian dilakukan dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian, mempelajari dan men

ganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan saat ini melalui informasi langsung dari BEI dan data-data yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan Indeks LQ45. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman yang cukup populer.

Perusahaan Indeks LQ45 yang teridentifikasi berdasarkan laporan keuangan, perusahaan yang bertahan dalam periode Februari tahun 2004 sampai dengan Februari tahun 2009 ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra Argo Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII).

Berdasarkan laporan keuangan tahunan dari 10 perusahaan Indeks LQ45 dalam kondisi 5 tahun terakhir dapat dilihat kinerja keuangan sebagai berikut: a. PT Astra Internasional Tbk (ASII) berada pada posisi tertinggi, sedangkan

posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) berdasarkan rataan laporan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 18%, -28%, 81%, 41% dan -100%, -189%, 29%, -3200%.

b. Berdasarkan rataan NOPAT, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi yaitu PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 26%, -32%, 76%, 35% dan -100%, -133%, 4%, -8610%.


(16)

c. Posisi tertinggi dan terendah berdasarkan rataan kewajiban (hutang) adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan kondisi pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun sebesar 8%, 0,42%, 20%, 13% dan -60%, 35%, 75%, 3%.

d. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada pada posisi tertinggi dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada posisi terendah berdasarkan rataan modal (ekuitas pemilik) dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar -7%, 13%, 11%, 4% dan 27%, 5%, 48%, 27%.

e. Berdasarkan rataan total Aset (total Aktiva), perusahaan yang berada posisi tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berada pada posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 6%, 2%, 19%, 12% dan -6%, 10%, 53%, 22%.

Kinerja setiap perusahaan berdasarkan rataan Return on Total Asset/Return On Investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dengan nilai sebesar 0.301 adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan nilai (13.565). Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%.

Referensi dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada para investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan-perusahaan LQ45 dengan menggunakan Visual Basic.net. Sistem ini akan memberikan kemudahan untuk mempelajari dan memahami laporan keuangan untuk melihat kinerja keuangan dari setiap perusahaan, maka dapat membantu mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mendapatkan keuntungan dalam penanaman modal usaha.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui akses internet selama penelitian sebaiknya BEI membuat suatu standar pembuatan laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 agar ada keseragaman dalam laporan keuangan berdasarkan time series (6 bulan atau tahunan) untuk memberikan kemudahan, baik kepada perusahaan-perusahaan maupun para investor dan calon investor (masyarakat yang ingin berinvestasi). Standar pembuatan laporan keuangan sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur.


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 18 April 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Wawan Ahmad Sofwan dan Hj. Siti Rahmawati.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Sempur Bogor pada tahun 1991, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Papandayan 1 Bogor lulus pada tahun 1997 dan melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Negeri 6 Bogor dan pada tahun 2004 diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Penulis aktif dibidang musik, turut serta mengisi acara-acara baik formal maupun informal pada kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan kampus IPB. Pada bulan Oktober-November 2008 penulis melakukan magang di PT Kresna Graha Securindo pada bagian Riset.


(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Indeks LQ45 ”. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan hasil penelitian ini, terutama kepada:

1. Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan segala waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis. 2. Ir. Andreas Tanadjaya, MM., RFC. sebagai Direktur PT Kresna Graha

Securindo yang telah membimbing selama penelitian dan memberikan kesempatan pada penulis untuk magang di perusahaan tersebut.

3. Ir. Budi Purwanto, ME. dan Deddi Cahyadi Sutarman, S.TP, MM. sebagai penguji yang telah memberikan masukan, sehingga hasil penelitian ini mendekati sempurna.

4. Mamah dan Papah, Aa Ary dan Teh Phiet, serta Agam yang telah memberikan dorongan moril.

5. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi Manajemen IPB yang telah memberikan pengarahan, pembelajaran, dan membagikan ilmu yang dimiliki selama masa perkuliahan.

6. Seluruh staf pendukung Departemen Manajemen dan Fakultas Ekonomi Manajemen yang telah membantu kelancaran administrasi selama studi di IPB.

7. Pak Jordan Zulkarnaen sebagai Vice President - Research PT Kresna Graha Securindo, mas Gifar, mas Adit n mba Anna telah memberikan informasi tentang Pasar Modal dan membantu penulis pada saat magang di perusahaan tersebut.


(19)

8. Sahabat-sahabat Manajemen 41, kakak-kakak kelas dan adik-adik kelas yang telah memberikan motivasi, saran dan kritikan membangun kepada penulis. 9. Detty Supriyaty “nta” atas pengertian dan kesabarannya yang juga telah

memberikan kebahagiaannya selama ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara tidak langsung membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan, serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan. Penulis harapkan bahwa yang telah penulis susun dapat memberikan kontribusi kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju tahap berikutnya.

Bogor, Juli 2009


(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan-perusahaan di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber tradisional (Perbankan), karena mendapatkan pilihan penawaran investasi lain. Perusahaan-perusahaan lebih tertarik untuk memanfaatkan dana dari bursa efek berdasarkan perkembangan pasar modal yang menjanjikan dan mempunyai prospek yang lebih baik. Akan tetapi, terdapat kondisi-kondisi yang merugikan para investor, seperti berbagai peristiwa, mulai dari rekayasa laporan keuangan, tidak sesuainya kenyataan dengan prospektus, ricuhnya pendistribusian formulir pemesanan dan kredibilitas lembaga-lembaga penunjang pasar modal.

Perekonomian di Indonesia mengalami kemajuan setelah krisis moneter 1998 melalui pasar modal. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk aktiva tetap, saham, obligasi, maupun reksadana. Walaupun sebagian besar masih di dominasi oleh investor asing, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan oleh investor lokal mengalami peningkatan.

Informasi-informasi mengenai saham dan kinerja keuangan suatu perusahaan terlebih dahulu harus diketahui investor sebelum melakukan investasi, sehingga dapat mengambil keputusan perusahaan yang tepat dan memiliki kinerja paling baik di masa yang akan datang. Informasi yang paling sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat adalah informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya.

Seorang investor dapat menjadikan prospektus dan laporan keuangan perusahaan sebagai acuan dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Ada banyak cara dalam menentukan ukuran yang akan dipakai. Ukuran yang biasa dipakai oleh manajer maupun investor selama ini adalah rasio keuangan, seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas.

Penggunaan rasio profitabilitas dinilai memiliki keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain atau solvabilitas. Angka ini juga secara efektif dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal dari


(27)

2

berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda (Subramanyam, 2005). Menurut Sloan (1917) dalam Goetzmann dan Garstska (1999), ukuran kinerja

Earnings on Invested Capital (EOIC) yang dirumuskan Sloan merupakan ukuran kinerja perusahaan yang utama.

Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif), yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung (saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Dalam melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor selalu dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty).

Adanya perkembangan perekonomian dunia yang tidak menggembirakan mempengaruhi perusahaan-perusahaan di Indonesia yaitu terjadinya krisis keuangan global pada tanggal 6 Oktober 2008 berpengaruh besar terhadap posisi perusahaan-perusahaan tersebut. Berdasarkan pengamatan langsung krisis global ini menimbulkan kekhawatiran dan merupakan ancaman bagi perusahaan-perusahaan. Dampak dari krisis keuangan Amerika Serikat dengan segala turunannya dan alirannya, akan berpengaruh terhadap momentum pertumbuhan ekonomi. Namun seperti yang diungkapkan oleh Presiden Yudhoyono (Kompas, 7 Oktober 2008), agar tidak mengancam, apalagi menghentikan atau membuatnya mundur dari pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung, maka harus dikelola bersama. Menurut pendapat Adler Manurung (pengamat pasar modal), untuk kembali menggairahkan pasar saham di Indonesia, salah satu yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk sebuah lembaga pengelola dana (misalnya reksa dana). Lembaga ini akan membeli saham-saham yang saat ini harganya sudah cukup murah, tetapi harus yang memiliki prospek dan fundamental baik (Kompas, 8 Oktober 2008). Sebelumnya pada bulan Oktober 2005 akibat kenaikan tinggi harga BBM, laju inflasi meningkat tajam mencapai 8,9% sehingga mengurangi daya beli masyarakat, Kenaikan harga BBM ini juga telah menyebabkan tingkat suku bunga SBI naik menjadi 12,25% yang akhirnya


(28)

3

juga menyebabkan kenaikan tingkat suku bunga pinjaman. Dengan berbagai kondisi tersebut maka pada akhirnya pertumbuhan PDB menurun diakhir tahun 2005. Berkaitan dengan hal di atas peran lembaga keuangan sangat diharapkan untuk dapat mengatasi dampak-dampak yang timbul akibat krisis tersebut. BEI sebagai salah satu lembaga pasar modal telah melakukan tindakan menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham pada beberapa perusahaan dengan alasan adanya kesimpangsiuran informasi yang beredar di pasar terkait dengan gadai saham.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian dilakukan, yaitu mempelajari dan menganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan dari tahun 2005 sampai tahun 2009 melalui informasi langsung dari BEI dan data-data yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer tersebut. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman yang cukup populer.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang diteliti berkaitan dengan perkembangan suatu perusahaan dapat diketahui melalui kondisi keuangan perusahaan, salah satu yang dapat dipelajari adalah laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini akan menjadi masalah bagi para investor apabila tidak mengetahui prospek keuntungan di masa mendatang untuk menentukan investasi yang tepat dan penanaman modal pada perusahaan yang tetap bertahan dalam kondisi ekonomi yang berubah-rubah. Tidak semua investor memiliki akses untuk mengetahui perkembangan kondisi keuangan perusahaan dan mendapat kemudahan untuk memahami hal tersebut, maka melalui penelitian


(29)

4

ini diharapkan memberikan kemudahan pemahaman bagi para investor bukan hanya investasi yang dikelola oleh para pialang, tapi juga para investor dapat mengelola investasinya sendiri.

Berdasarkan permasalahan yang diungkap tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45? 2. Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45?

3. Bagaimana investor dapat menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45. 2. Menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45.

3. Memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian sebagai kajian ilmiah ini, diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Penelitian ini menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam hal ini mengenai pasar modal dan kinerja perusahaanuli bagi pen.

2. Bagi Perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat menunjukkan ukuran kinerja perusahaan yang akan mempengaruhi investor dalam melakukan investasi dan sebagai bahan tambahan dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan investasi saham pada bursa saham di BEI sebagai lembaga pasar modal.

3. Bagi Investor dan calon investor dapat dijadikan sebagai salah satu acuan ataupun pertimbangan sebelum melakukan investasi.

4. Hasil penelitian ini bagi Peneliti lain dapat dijadikan sebagai referensi dan dapat memberikan informasi tambahan dalam hal permasalahan yang belum terpecahkan dan tersirat, baik dalam penelitian pada topik yang sama maupun yang berbeda untuk penelitian selanjutnya.


(30)

5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka pengolahan data dan pembahasan, serta ruang lingkup penelitian dibatasi pada perusahaan-perusahaan yang bertahan pada posisi LQ45 pada periode bulan Februari tahun 2005 sampai dengan bulan Februari tahun 2009.


(31)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Modal

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut Suad Husnan (1994), pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.

Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, di mana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih satu tahun (Widoatmodjo, 1996). Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan permintaan permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan untuk aktivitas produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para produsen untuk mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama-sama lembaga-lembaga ekonomi menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Jadi secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran didasarkan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun.

Pasar modal atau capital market adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan dalam arti sempit merupakan pasar yang konkrit. Definisi Pasar menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkrit atau abstrak


(32)

7

yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak penawar disini ialah perusahaan asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan, sedangkan yang termasuk peminat ialah pengusaha, pemerintah atau daerah. Sedangkan menurut David L. Scott, pasar modal adalah pasar untuk dana jangka panjang di mana saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan (Siamat, 1995).

2.1.1 Efek dan Bursa Efek

Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 mengemukakan bahwa efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyetoran kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. Sedangkan pengertian Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atas sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka (Siamat, 2004).

Menurut Siamat (1995), Bursa Efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi Bursa Efek ini antara lain adalah pertama, menjaga kontinuitas pasar. Kedua, menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran.

2.1.2 Fungsi, Manfaat dan Tujuan Pasar Modal

Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki surplus dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi


(33)

8

pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument (Habib, 2008).

Secara luas, pasar modal berperan dalam pembangunan ekonomi sebagai institusi yang membantu berlangsungnya pembentukan modal dan mobilisasi sumber daya secara efisien. Jika dilihat dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, pasar modal memberikan alternatif pendanaan eksternal untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang dengan biaya yang lebih rendah daripada sistem perbankan. Dalam sudut pandang investor, pasar modal adalah alternatif keuangan, sehingga investor mempunyai pilihan investasi yang akan memberikan keuntungan berupa return (tingkat pengembalian). Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh investor didalam menanamkan dananya pada berbagai jenis pilihan investasi di pasar modal, pada dasarnya mengandung unsur return dan diimbangi dengan adanya resiko. Kesalahan dalam memilih berarti akan kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan. Tetapi hal tersebut dapat ditanggulangi dengan melakukan diversifikasi investasi, yaitu membagi dana pada beberapa jenis investasi sekaligus sehingga akan mengurangi resiko yang ditanggung.

Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu:

1. Fungsi ekonomi.

Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan dana.


(34)

9

2. Fungsi keuangan.

Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan-perusahaan yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Sedangkan fungsi pasar modal di Indonesia adalah:

1. Sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal; 2. Sarana pemerataan pendapatan;

3. Memperbesar produksi dengan modal yang didapat, sehingga produktivitas meningkat;

4. Menampung tenaga kerja; dan

5. Memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah. Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah:

1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.

2. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi.

3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu Negara. Maksudnya jika pasar modal berkembang maka diharapkan perekonomian juga akan berkembang.

4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat menengah.

5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesional.

Tujuan dibentuknya Pasar Modal, pada tahun 1977 pemerintah mengaktifkan kembali beroperasinya pasar modal dengan tujuan untuk lebih memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Pengaktifan kembali tersebut dilandaskan oleh adanya kebutuhan dana pembangunan yang semakin meningkat.


(35)

10

Melalui pasar modal, dunia usaha akan dapat memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Selain itu, pengaktifan ini juga dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil pembangunan melalui kepemilikan saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan usaha (Siamat,1995).

Menurut Widoatmodjo (1996), pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi pada suatu negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen produksi yang secara nasional akan membentuk Gross Domestic Product (GDP). Perkembangan pasar modal akan menunjang kegiatan peningkatan GDP. Dengan kata lain, berkembangnya pasar modal akan mendorong pula kemajuan ekonomi suatu negara.

2.1.3 Tingkatan Efisiensi Pasar Modal

Ahli ekonomi mengatakan pasar modal yang efisien bukan berarti dilihat dari sistem penyimpanan data, fasilitas yang digunakan akan tetapi disini maksudnya adalah dilihat dari segi informasi yang tercermin dari harga-harga sekuritas yang diperdagangkan. Dalam hal ini pasar modal dikatakan efisien apabila pasar tersebut harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Informasi yang relevan mengenai informasi dalam bentuk perubahan harga sebelumnya, informasi kepada publik dan bukan publik. Efisien tidaknya suatu pasar sangat tergantung pada seberapa cepat dampak suatu informasi yang dicerminkan dari harga surat-surat berharga (Keown, 20054).

Menurut Eugene F. Fama (1965) dalam Suad Husnan (1994), efisiensi dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1. The weak efficient market hypothesis.

Efisiensi pasar dikatakan lemah (weak-form) karena dalam proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga dan volume masa lalu. Selanjutnya harga dan volume masa lalu itu akan dianalisis untuk menentukan apakah harga naik atau turun. Kelemahannya adalah bahwa analisis itu mengabaikan variabel lain yang mempengaruhi harga saham di


(36)

11

masa datang, sehingga estimasi harga mungkin saja terjadi. Dalam hal ini pemodal tidak dapat memperoleh keuntungan lebih dari yang diharapkan.

2. The semistrong efficient market hypothesis

Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat (semistrong-form) karena dalam proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan. Hal ini berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dengan analisis fundamental dalam proses menghitung nilai saham.

3. The strong efficient market hypothesis

Efisiensi pasar dikatakan kuat (strong-form) karena investor menggunakan data yang lebih lengkap yaitu, harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara umum. Penghitungan harga estimasi dengan menggunakan informasi yang lebih lengkap ini diharapkan akan menghasilkan keputusan jual beli saham yang lebih tepat dan return yang lebih tinggi. Peningkatan return akan terjadi apabila kebijakan portofolio ataupun keputusan jual-beli saham didasarkan pada hasil riset tepat sasaran.

2.2. LQ45

LQ 45 adalah kumpulan 45 saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi atau sering ditransaksikan dan biasanya manajer investasi akan menempatkan dananya pada saham-saham yang termasuk dalam LQ45 untuk mengurangi resiko likuiditas. LQ45 juga dianggap sebagai bencmark untuk menilai suatu kinerja investasi berbasis pasar modal (www.google.com).

Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut:

1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)

2. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 23 bulan terakhir)

3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.

4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar regular.


(37)

12

Saham-saham yang termasuk dalam LQ45 terus dipantau dan setiap 6 bulan akan diadakan review (awal Februari dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria, maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham-saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan profesional di bidang pasar modal.

2.3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai bentuk pertanggungjawaban pimpinan perusahaan yang berupa ikhtisar keuangan dimana dalam laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harta, utang, modal, pendapatan dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan ini disusun oleh manajemen perusahaan sebagai alat komunikasi yang dimaksud di atas untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal perusahaan.

Investor dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan, menanamkan modalnya untuk mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gain.

Kondisi keuangan suatu perusahaan (return ke investor baik) bergantung pada tingkat pengembalian saham yang diperoleh dari dividen dan capital gain. Capital gain adalah selisih positif antara harga saham pada saat membeli saham dibandingkan dengan harga saat menjual saham di lantai bursa. Capital gain

terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder yang lebih luas. Menurut Kieso (2002) yang dikutip dalam Lucky (2006), Dividend is a distribution by a corporation to its stockholders on a pro rata (proportional) basis. Dividen sebagai bentuk pengembalian atau distribusi kepada pemilik dan investor perusahaan atas modal yang telah diinvestasikannya selama periode tertentu.

Ada 2 pendekatan menurut Bodie, Kane dan Marcus (2005) untuk menilai tingkat pengembalian saham oleh investor, yaitu dengan analisis fundamental dan analisis teknikal.

1. Analisis Fundamental

Penilaian saham dari segi laporan keuangan. Analisis ini mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan identifikasi faktor-faktor fundamental. Hal tersebut menunjukkan nilai saham mewakili


(38)

13

nilai perusahaan dan biasanya analisis fundamental digunakan untuk menjawab apakah nilai suatu saham undervalue atau overvalue.

2. Analisis Teknikal

Investor lebih menyukai konsep analisis secara teknik daripada fundamental. Tujuan analisis secara teknik adalah untuk meraih keuntungan jangka pendek yang dianalisis dari pola tren pasar. Dengan demikian analisis teknikal adalah menilai saham hanya berdasarkan pada pengamatan tentang perubahan harga saham dari waktu ke waktu.

Seberapa baik tingkat kinerja atau tingkat efisiensi dan efektif pengelolaan sumber daya di perusahaan, menentukan tingkat pertumbuhan yang berkaitan pula dengan pencapaian perkembangan perusahaan. Sebuah analisis dapat membantu para pelaku bisnis, perusahaan, dan para pemakai laporan keuangan lainnya. Manfaat rasio keuangan menunjukkan efektifitas dari pengelolaan investasi oleh perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan laba.

Rasio-rasio menurut Fred Weston Thomas E. Copeland (Sawir, 2001) adalah sebagai berikut:

1. Liquidity Ratio mengukur kesanggupan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.

2. Leverage Ratio mengukur seberapa jauh perusahaan telah menggunakan hutang yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. 3. Activity Rasio mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua

sumber daya yang ada pada pengendaliannya.

4. Profitability Rasiomengukur keberhasilan manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.

5. Valuation Ratio menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil pengembalian rasio ini mengukur kemajuan perusahaan.

Laporan yang paling penting diantara berbagai laporan yang diterbitkan perusahaan kepada pemegang saham adalah laporan tahunan (annual report). Jenis informasi yang diberikan dalam laporan ini: Pertama, adalah bagian verbal, yang sering disajikan sebagai surat dari presiden direktur yang menguraikan hasil operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangan baru yang


(39)

14

akan mempengaruhi operasi perusahaan di masa depan. Kedua, laporan tahunan yang menyajikan empat laporan keuangan dasar – neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas (Brigham, 2001).

Laporan keuangan pada dasarnya terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah aktiva, utang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan juga alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan. Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan (Munawir, 2004).

Laporan keuangan merupakan indikator analisis fundamental dan alat bantu untuk membuat keputusan ekonomi. Banyak pihak yang mengambil keputusan ekonomi setelah melihat laporan keuangan, seperti: keputusan jual-beli saham, pembagian deviden, pemberian kredit dan keputusan lain. Laporan keuangan tidak hanya digunakan untuk keputusan membeli, menahan dan menjual. Lebih dari itu, digunakan untuk menentukan waktu yang tepat kapan membeli, kapan menahan, atau kapan menjual (Arief Habib, 2008).

Menurut Munawir (2004) pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Adapun pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah pemilik perusahaan, manajer yang bersangkutan, kreditur, bankir, investor dan pemerintah. Selain itu laporan keuangan dibuat untuk mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaan terhadap pemilik dan memberikan informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan


(40)

15

dengan jangka waktu minimal satu tahun sekali. Warren (2006) mengemukakan bahwa laporan akuntansi yang menghasilkan informasi disebut laporan keuangan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainnya lagi.

Para investor (penanam modal jangka panjang), bankers maupun para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan perusahaan dimana mereka ini menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.dari hasil analisa laporan tersebut para investor, bankers dan para kreditur lainnya akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya (Munawir, 2004).

Investor sebagai pemilik perusahaan, merupakan pihak pertama yang membutuhkan laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, mereka dapat membuat keputusan apakah akan mempertahankan para dewan direksi, apakah akan mengalihkan kepemilikan sahamnya, atau keputusan-keputusan yang lain (Habib, 2008).

2.3.1 Sifat Laporan Keuangan

Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara:

1. Fakta yang telah di catat (Recorded fact).

Laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di


(41)

16

bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi (accounting convention and postulate).

Data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles) hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan (Expediensi) atau untuk keseragaman.

3. Pendapat pribadi (personal judgment).

Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2004).

Berdasarkan sifat-sifat laporan keuangan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan mempunyai keterbatasan antara lain:

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di mana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.

Keberhasilan perusahaan dapat dinilai atau diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan, karena hasil-hasil stabilitas serta konuitas dan kelangsungan perusahaan tergantung dari cara kerja juga efisiensi manajemennya. Jika


(42)

hasil-17

hasil yang dicapai kurang memuaskan maka para pemegang saham yang dalam hal ini merupakan pemilik perusahaan mungkin akan mengganti manajemennya atau bahkan menjual saham yang dimiliki.

Adapun fungsi dari laporan keuangan adalah (1) mengukur tingkat biaya dari berbagai perusahaan, (2) menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian proses dan produksi, (3) menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, (4) menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah disertai wewenang dan tanggung jawab, dan (5) menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik (Munawir, 2004).

2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan (SAK) adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan statu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. Ada 2 kata kunci dalam memahami tujuan laporan keuangan, yaitu (1) Laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat, (2) Laporan keuangan digunakan untuk membuat keputusan yang logis. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Habib (2008) yang digambarkan dalam bagan, dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.

Tujuan Umum

Tujuan Pemakai Eksternal

Tujuan Lembaga (Perusahaan)

Tujuan Spesifik


(43)

18

2.4. Kewajiban (Hutang)

Kewajiban (liabilities) adalah hak kreditor memperlihatkan utang perusahaan. Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang dibayar dengan aktiva dan jatuh tempo dalam jangka pendek biasanya kurang dari satu tahun (Warren,2006). Menurut Keown (2004), Utang adalah uang yang telah dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan. Pembiayaan yang diberikan kreditur dibagi menjadi (1) utang lancar atau kewajiban jangka pendek, dan (2) utang jangka panjang. Utang lancar atau utang jangka pendek, meliputi uang yang dipinjam yang harus dibayar kembali dalam 12 bulan berikutnya. Utang jangka panjang meliputi pinjaman dari bank atau sumber lain yang meminjamkan uang untuk waktu jangka panjang lebih dari 12 bulan.

2.5. Modal (Ekuitas Pemilik)

Ekuitas meliputi investasi pemegang saham – pemegang saham preferen dan pemegang saham biasa dalam perusahaan. Pemegang saham preferen menerima suatu dividen yang ditetapkan dalam jumlah tertentu. Ketika perusahaan dilikuiditas, pemegang saham ini dibayar setelah kreditur perusahaan, tetapi sebelum pemegang saham biasa. Pemegang saham biasa adalah pemegang perusahaan diluar pemegang saham preferen dari suatu bisnis. Mereka menerima apapun yang terjadi, baik atau buruk, setelah kreditor dan pemegang saham preferen dibayar (Keown, 2004).

Pos-pos yang berada pada sisi kanan neraca–berbagai jenis utang, saham preferen dan ekuitas saham biasa–disebut komponen modal (capital components). Setiap kenaikan total aktiva harus dibiayai oleh kenaikan satu atau lebih komponen modal tersebut. Modal (capital) merupakan faktor produksi yang dibutuhkan dan seperti faktor-faktor lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya setiap komponen disebut biaya komponen (component cost) dari jenis modal tertentu; misalnya meminjam uang pada suku bunga 10 persen, maka biaya komponen utangnya adalah 10 persen (Brigham, 2004).

Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.


(44)

19

Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu, laporan ekuitas pemilik sering kali dipandang penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca (Warren, 2006).

2.5.1 Modal yang diinvestasikan (Invested Capital/IC)

Modal yang diinvestasikan merupakan penjumlahan dari ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, utang dan kewajiban jangka panjang lainya (Young dan O’byrne, 2001). Modal yang diinvestasikan adalah hasil reorganisasi neraca untuk melihat besarnya capital yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditur dan pemegang saham, serta seberapa besar capital yang diinvestasikan dalam aktivitas operasional dan aktivitas non-operasional lainnya.

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham yaitu:

1. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode


(45)

20

dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Saham sebagai instrument investasi memiliki risiko, antara lain: 1. Capital Loss

Capital loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

2. Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka


(46)

21

pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Keuntungan dari investasi saham selain dividen (dana yang dibayarkan dari laba) adalah capital gain (selisih antara harga saat mensual dengan harga saat membeli. Bisa saja terjadi, investor tidak menghendaki dividen, tetapi lebih memilih keuntungan dari capita gain ini. Kalau ini yang dimaui investor, dia tidak perlu menunggu sampai perusahaan membagikan dividen untuk menjual sahamnya (Widoatmodjo, 1996).

Perdagangan saham sehari-hari di pasar sekunder atau dalam aktivitasnya, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal (Bursa Efek) yang biasanya berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling umum diperjualbelikan melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah saham dan obligasi. Saham atau

Stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stocks) dan saham preferen (preffered stocks). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain, adalah sebagai berikut:

1. Saham biasa (common stocks);

a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba, b. Memiliki hak suara (one share one vote),


(47)

22

c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

2. Saham preferen (preffered stocks);

a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen, b. Tidak memiliki hak suara.

c. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan di likuidasi.

e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.

Dibandingkan dengan jenis investment lainnya, saham preferen memiliki kelemahan dan kelebihan antara lain, sebagai berikut:

a. Lebih aman dari saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu.

b. Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman saham preferen kurang aman karena dividen secara hukum bukan kewajiban.

c. Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan. d. Tidak memiliki hak voting.

e. Tidak memiliki jatuh waktu.

f. Sulit diperjualbelikan dibanding saham biasa karena biasanya saham preferen jauh lebih sedikit.

g. Pada saat perusahaan dilikuidasi yang dibayarkan hanyalah nilai nominalnya. (Siamat, 2004)

2.5.2 Biaya Modal

Biaya modal adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. Dengan kata lain biaya modal adalah suatu biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa (Young dan O’byrne, 2001). Elemen risiko adalah penting untuk memahami biaya modal dan cara perhitungannya. Semua investor adalah penghindar risiko, lebih menyukai risiko yang lebih kecil daripada banyak. Hal ini tidak berarti bahwa


(48)

23

investor tidak akan menanggung risiko. Itu hanya berarti bahwa mereka tidak menyukai risiko, dan mereka harus dibayar untuk itu.

Langkah penting dalam mengestimasi biaya modal adalah mengidentifikasi dan menentukan biaya dari masing-masing komponen modal dan kemudian mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam biaya modal rata-rata tertimbang (WACC/weighted average cost of capital). Adapun komponen modal adalah berbagai jenis utang, ekuitas saham biasa dan saham preferen.

Kebijakan keuangan perusahaan adalah kebijakan mengenai sumber keuangan yang direncanakan untuk digunakan dan campuran (proporsi) tertentu yang akan dipakai untuk menentukan penggunaan hutang dan pembiayaan ekuiti. Pencampuran hutang dan ekuiti yang digunakan dapat berdampak pada biaya modal perusahaan. Biaya modal perusahaan keseluruhan akan mencerminkan biaya-biaya yang dikombinasikan dari semua sumber keuangan yang digunakan. Biaya modal rata-rata tertimbang adalah rata-rata tertimbang dari biaya setelah pajak atas masing-masing sumber modal yang digunakan perusahaan untuk membiayai sebuah proyek di mana bobot (timbangan) tersebut mencerminkan proporsi pembiayaan total dari masing-masing sumber. Konsekuensinya, biaya modal tertimbang rata-rata merupakan tingkat pengembalian hasil yang harus didapat perusahaan atas investasinya, sehingga dapat memberi kompensasi kepada kreditor dan pemegang saham dengan tingkat pengembalian hasil individual yang dibutuhkan (Keown, 2004).

2.5.3 Biaya Utang

Biaya utang umumnya diukur berdasarkan tingkat bunga yang dibayarkan kepada kreditur. Karena bunga dapat dibebankan dalam perhitungan laba kena pajak (tax deductible), maka perhitungan biaya utang perlu disesuaikan dengan pajak (adjusted for taxes). Besarnya biaya utang yang harus dibayar perusahaan ditentukan oleh tingkat suku bunga diperuntukkan bagi utang dengan suku bunga mengambang, risiko kegagalan yang meningkat, dan keuntungan pajak yang berhubungan dengan adanya utang karena beban bunga mengurangi pajak. Dengan demikian perhitungan biaya modal adalah perkalian antara bunga yang harus dibayar oleh perusahaan dengan faktor koreksi (1-t), dimana t adalah tingkat pajak perusahaan.


(49)

24

2.6. Total Assets (Total Aktiva)

Sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva (assets). Contoh-contoh aktiva mencakup kas, tanah, pabrik dan peralatan (Warren, 2006). Pengembalian suatu perusahaan dapat dinilai dari perspektif dasar pendanaan keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah ekuitas, atau total aktiva. Pengembalian atas total aktiva (return on total asset) merupakan ukuran efisiensi operasi yang relevan. Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (pendanaan) yang diberikan pada perusahaan. (Will J.J., 2005)

2.7. Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umum diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau servis yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.

2. Menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi.

3. Menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan.

4. Menunjukkan laba atau rugi yang insidentil, sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

Bentuk dari laporan laba rugi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: 1. Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan

menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba/rugi bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.

2. Bentuk multiple step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum. (Munawir, 2004)


(50)

25

Menurut Keown (2004), laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha:

1. Penghasilan (penjualan) – uang diperoleh dari penjualan produk atau jasa perusahaan.

2. Harga pokok penjualan – biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan barang-barang dan jasa yang akan dijual.

3. Beban operasi yang berhubungan dengan (a) pemasaran dan distribusi produk atau jasa, dan (b) administrasi umum.

4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dibayarkan kepada kreditur preusan dan pembayaran dividen kepada pemegang saham istimewa (bukan pembayaran dividen pada pemegang saham biasa).

5. Beban pajak, yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan pajak pendapatan perusahaan.

Menurut Warren (2006), laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar dan beban selama periode waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penanding atau pengaitan (matching concept). Konsep ini ditetapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang tejadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih (net income/net profit) jika beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss).

2.8. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (Net Operating Profit After Tax/NOPAT)

Pajak adalah suatu faktor kritis dalam sebuah pembuatan keputusan keuangan. Ada tiga tipe dasar dari usaha yang dikenakan pajak: perusahaan kepemilikan tunggal, persekutuan dan korporasi. Perusahaan tunggal melaporkan pendapatan mereka dalam pengembalian pajak pribadi mereka dan membayar pajak-pajak terutang. Persekutuan melaporkan pendapatan dari persekutuan tetapi tidak membayar pajak. Korporasi sebagai badan hukum terpisah, melaporkan pendapatannya dan membayar pajak-pajak yang berhubungan dengan profit. Pemilik (pemegang saham) dari korporasi tidak melaporkan pendapatan mereka


(51)

26

dalam pengembalian pajak pribadi mereka, kecuali ketika semua atau sebagian profit didistribusikan dalam bentuk dividen (Keown,2004).

Menurut Tunggal (2001), NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan dan biaya penyusutan. Besarnya NOPAT tidak dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan karena diasumsikan restrukturisasi keuangan tidak akan memberi dampak pada profitabilitas ataupun resiko bisnis yang ada sekarang. Dengan kata lain, perusahaan yang membiayai bisnisnya dari utang atau modal sendiri, nilai NOPAT akan selalu identik. Perhitungan NOPAT dapat dilakukan pada laporan laba rugi perusahaan.

2.9. Rasio Keuangan

Kinerja perusahaan diukur dengan banyak indikator, salah satunya adalah analisis rasio keuangan. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan dua atau lebih data keuangan. Data tersebut diambil dari angka-angka pada neraca dan laporan laba/rugi. Indikator yang dipakai sebagai tolak ukur bisa rasio rata-rata industri dimana perusahaan beroperasi, rasio perusahaan sejenis atau rasio periode sebelumnya. Indikator ini diperlukan sebagai indikator pembanding untuk membuktikan apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik setelah diukur, maka dengan demikian akan diperoleh informasi akurat.

Analisis rasio keuangan dibagi dalam beberapa kelompok besar. Umumnya dibagi dalam 6 kelompok, yaitu:

1. Rasio Likuiditas yang terdiri dari Current Ratio (CR) dan Acid Test (Quick)

Rasio (ØR)

2. Rasio Hutang (Leverage Ratio) yang terdiri Total debt to total asset ratio, Times interest earned (TIE) dan Fixed change coverage (FCC)

3. Rasio Aktivitas yang terdiri dari Inventory turnover, Average collection period

dan Fixed asset turnover, serta.Total asset turnover.

4. Rasio Keuntungan terdiri dari Profit margin on sales, Return on asset (ROA)

dan Return on net worth.

5. Rasio Pertumbuhan terdiri dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan laba per lembar saham dan pertumbuhan harga pasar (saham) per lembar dan pertumbuhan deviden.


(52)

27

6. Rasio Penilaian terdiri dari Price to Earning Ratio (PER) dan Market to Book Ratio (MBR)

2.10. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Teknik analisis laporan keuangan menurut Gibson (2001) “Various techniques are used in the analysis of the financial data to the emphasize the comparative and relative importance of the data presented and to evaluate the position of the firm. These techniques include ratio analysis, common size analysis...”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lengkap di bawah ini.

1. Analisis Common Size

Menurut James C. Van Horne (1992) bahwa An analysis of percentage financial statements where all balance sheet items are divided by net sales or revenues. Analisis ini membandingkan data-data keuangan yang ada, dan dari nilai perbandingan tersebut akan dilihat perubahan-perubahan yang terjadi. Analisis ini terbagi dua yaitu analisis horisontal (metoda analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode)) dan analisis vertikal (metoda analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu).

2. Analsis Indeks

James C. Van Horne (1992) mengemukakan bahwa An analysis of percentage financial statements where all balance sheet or income statement figures for a base year equal 100.0 (percent) and subsequent financial statement items are expressed as percentages of their valuesin the base year. Analisis ini mengubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar 100. Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun yang dianggap normal.

3. Analisis Ratio

Analisis ini mengungkap hubungan yang menyatakan kondisi keuangan suatu perusahaan. Ada dua jenis dasar analisis perbandingan yaitu analisis tren (perhitungan rasio dari waktu ke waktu) dan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sejenis.


(53)

28

2.11. Rasio sebagai Alat Analisis

Menganalisis laporan keuangan diperlukan rasio-rasio untuk menghitung aspek-aspek tertentu yang memberikan fungsi atau informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna. Rasio-rasio menurut Fred Weston Thomas E. Copeland yang dikutip Sawir (2001) adalah:

1. Liquidity Ratio. Rasio ini mengukur kesanggupan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.

2. Leverage Ratio. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan telah menggunakan hutang yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya.

3. Activity Rasio. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya

4. Profitability Rasio. Rasio ini mengukur keberhasilan manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.

5. Valuation Ratio. Rasio ini menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil pengembalian.

Analisa rasio memiliki kelebihan dibandingkan teknik analisa lainnya. Brigham (2004) mengemukakan bahwa kelebihan tersebut antara lain rasio berupa angka-angka yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan, rasio dapat membandingkan perusahaan yang satu dengan yang lainnya secara periodik dan lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Kekurangan analisa rasio dibandingkan dengan teknik analisa lainnya adalah sebagai berikut:

1. Secara umum perusahaan memiliki lini bisnis yang berbeda dengan perusahaan lainnya, jadi sulit menentukan standar rasio yang tepat.

2. Perbedaan penggunaan metode akuntansi yang berbeda tiap perusahaan.

3. Rasio industri rata-rata bukan merupakan sasaran yang akan dicapai perusahaan.

4. Rasio disusun dari data-data akuntansi, dan data-data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil dari manipulasi.


(54)

29

2.12. ROI (Return On Investments)/ROA (Return On total Asset)

Laba atas investasi (ROI) merupakan kunci ukuran kinerja pada pusat investasi. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam sebuah organisasi yang mengawasi pendapatan, biaya dan dana investasi. Ini merupakan keuntungan yang kinerjanya dinilai dengan dasar hasil pengembalian yang diberikan oleh modal yang ditanam (Siegel dan Shim, 1999). Analisa ROI adalah analisa laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI merupakan teknik yang biasa digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari seluruh kegiatan perusahaan. ROI adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan (net operation income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Munawir, 2004).

Menurut Habib (2008) bahwa Rasio return on total asset (ROA) adalah rasio yang menghitung tingkat pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori, rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total asset. Rasio return on total asset (ROA) disebut juga return on investment (ROI).

Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor:

1. Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi).

2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Kegunaan analisa ROI adalah (1) sifatnya yang menyeluruh; (2) membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis; (3) mengukur efesiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh


(55)

30

divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan; (4) mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan; (5) berguna untuk keperluan kontrol dan perencanaan.

Kelemahan analisa ROI adalah (1) kesukarannya dalam membandingkan

rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda; (2) adanya fluktuasi nilai dari uang (daya belinya); (3) tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.

Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian atas investasi modal atau pengembalian atas investasi (return on investment-ROI), merupakan ukuran kinerja perusahaan yang diakui secara luas. Dengan ROI kita dapat membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal. Ukuran ini juga memungkinkan kita untuk menilai pengembalian perusahaan relatif terhadap risiko investasi modal, serta membandingkan pengembalian atas investasi modal dengan pengembalian investasi altenatif. Analisis pengembalian atas investasi modal membandingkan laba perusahaan, atau ukuran kinerja lainnya terhadap tingkat dan sumber pendanaan perusahaan. Analisis ini menentukan kemampuan preusan untuk meraih keberhasilan, memperoleh pendanaan, membayar kreditor dan memberikan imbalan kepada pemilik. Pengembalian atas investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis termasuk: (1) efectivitas manager, (2) tingkat profitabilitas, (3) peramalan laba, serta (4) perencanaan dan pengendalian (Wild, J.J dan Subramanyam, K.R, 2005).

Tingkat pengembalian yang diinginkan investor dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian minimum yang diperlukan untuk menarik investor agar membeli atau memegang surat-surat berharga tertentu. Investasi akan dilakukan hanya jika harga pembelian cukup rendah bila dibandingkan dengan arus kas masa depan yang diinginkan, sehingga dapat menyediakan tingkat pengembalian yang lebih besar dari atau sama dengan tingkat pengembalian yang kita harapkan (Keown, 2004).


(56)

31

2.13. Analisis Risiko

Risiko mengacu pada peluang bahwa beberapa kejadian yang tidak menguntungkan akan terjadi. Risiko dapat diukur dengan beberapa cara yang berbeda dan kesimpulan yang berbeda tentang bagaimana tingkat risiko aktiva dapat diketahui tergantung pada ukuran yang digunakan. Beberapa hal yang perlu diingat adalah sebagai berikut:

1. Semua aktiva keuangan diharapkan menghasilkan arus kas dan tingkat risiko aktiva ditentukan dari tingkat risiko arus kasnya.

2. Tingkat risiko aktiva dapat dipertimbangkan dengan dua cara: (1) atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis) dimana arus kas aktiva dianalisis oleh mereka sendiri, atau (2) dalam konteks portofolio, dimana arus kas dari sejumlah aktiva digabungkan dan kemudian arus kas konsolidasi tersebut dianalisis.

3. Risiko aktiva dalam konteks portofolio dapat dibagi menjadi dua komponen: (1) komponen risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk component) dan (2) komponen risiko pasar (market risk component).

4. Aktiva dengan tingkat risiko relevan (pasar) yang tinggi harus memberikan tingkat pengembalian yang tinggi untuk menarik para investor. (Brigham, 2004)

Siamat (2004) mengemukakan bahwa memprediksi risiko dalam investasi merupakan hal yang cukup kompleks. Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (prica volatility). Risiko-risiko yang mungkin dapat dihadapi investor tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Risiko daya beli (purchasing power risk). Sifat investor dalam menangani faktor risiko di pasar modal ini terdiri dari dua yaitu investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) dan investor justru menyukai menantang risiko (risk averse). Bagi investor kategori pertama ini akan mencari atau memilih jenus investasi yang akan memberikan keuntungan yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan investasi yang dilakukan sebelumnya. Di samping itu, investor mengharapkan untuk memperoleh pendapatan dan atau capital gain dalam waktu yang tidak lama. Akan


(1)

192


(2)

193


(3)

194


(4)

195


(5)

196


(6)