2.12. ROI Return On InvestmentsROA Return On total Asset
Laba atas investasi ROI merupakan kunci ukuran kinerja pada pusat investasi. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam sebuah
organisasi yang mengawasi pendapatan, biaya dan dana investasi. Ini merupakan keuntungan yang kinerjanya dinilai dengan dasar hasil pengembalian yang
diberikan oleh modal yang ditanam Siegel dan Shim, 1999. Analisa ROI adalah analisa laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu
teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh komprehensif. Analisa ROI merupakan teknik yang biasa digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk
mengukur efektivitas dari seluruh kegiatan perusahaan. ROI adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio
profitabilitas ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan net operation income dengan jumlah investasi atau aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut Munawir, 2004. Menurut Habib 2008 bahwa Rasio return on total asset ROA adalah
rasio yang menghitung tingkat pengembalian imbalan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori, rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total asset. Rasio return on
total asset ROA disebut juga return on investment ROI. Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor:
1. Turnover dari operating assets tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi.
2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur
tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.
Kegunaan analisa ROI adalah 1 sifatnya yang menyeluruh; 2 membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan dengan perusahaan
lain yang sejenis; 3 mengukur efesiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
divisibagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan; 4 mengukur profitabilitas dari masing-masing produk
yang dihasilkan oleh perusahaan; 5 berguna untuk keperluan kontrol dan perencanaan.
Kelemahan analisa ROI adalah 1 kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat
bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda; 2 adanya fluktuasi nilai dari uang
daya belinya; 3 tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang
memuaskan. Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian
atas investasi modal atau pengembalian atas investasi return on investment-ROI, merupakan ukuran kinerja perusahaan yang diakui secara luas. Dengan ROI kita
dapat membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal. Ukuran ini juga memungkinkan kita untuk menilai pengembalian perusahaan
relatif terhadap risiko investasi modal, serta membandingkan pengembalian atas investasi modal dengan pengembalian investasi altenatif. Analisis pengembalian
atas investasi modal membandingkan laba perusahaan, atau ukuran kinerja lainnya terhadap tingkat dan sumber pendanaan perusahaan. Analisis ini menentukan
kemampuan preusan untuk meraih keberhasilan, memperoleh pendanaan, membayar kreditor dan memberikan imbalan kepada pemilik. Pengembalian atas
investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis termasuk: 1 efectivitas manager, 2 tingkat profitabilitas, 3 peramalan laba, serta 4
perencanaan dan pengendalian Wild, J.J dan Subramanyam, K.R, 2005. Tingkat pengembalian yang diinginkan investor dapat diartikan sebagai
tingkat pengembalian minimum yang diperlukan untuk menarik investor agar membeli atau memegang surat-surat berharga tertentu. Investasi akan dilakukan
hanya jika harga pembelian cukup rendah bila dibandingkan dengan arus kas masa depan yang diinginkan, sehingga dapat menyediakan tingkat pengembalian yang
lebih besar dari atau sama dengan tingkat pengembalian yang kita harapkan Keown, 2004.