memiliki karyawan kurang lebih 73.000 orang 2007: 70.000 orang dengan jumlah biaya karyawan untuk tahun yang terakhir pada tanggal 31 Desember 2008
adalah kurang lebih Rp 5,3 triliun 2007: Rp 4,4 triliun. Seluruh anggaran dasar agar sesuai dengan Undang Undang Perseroan
Terbatas No. 1 tahun 1995 dilakukan dengan Akta Notaris Benny Kristianto No. 61 tanggal 11 Juni 1997. Perubahan ini disetujui oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-6452HT.01.04.Th.97 pada tanggal 9 Juli 1997. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris P.S.A.
Tampubolon, S.H. No. 30 tanggal 25 Maret 1999. Perubahan tersebut meliputi pemberian Wewenang kepada direksi untuk melakukan penerbitan saham
danatau efek bersifat ekuitas tanpa memberikan hak untuk memesan terlebih dahulu kepada para pemegang saham danatau pemegang efek bersifat ekuitas
yang ada pada saat itu dengan ketentuan bahwa penerbitan saham danatau efek bersifat ekuitas tersebut harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta dengan memenuhi peraturan pasar modal dan bursa efek yang berlaku. Perubahan Anggaran Dasar
ini telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan telah diterima dan dicatat berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5625.HT.01.04.Th.99
tanggal 30 Maret 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 September 1999 Tambahan No. 143.
Pada tahun 1990, Perseroan melalui penawaran umum perdana menawarkan kepada masyarakat sejumlah 30 juta saham dengan nilai nominal Rp 1.000 dalam
satuan Rupiah per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 14.850 dalam satuan Rupiah per saham. Pada tahun 1994, Perseroan melalui penawaran umum
terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu menawarkan 48.439.600 saham dengan harga Rp 13.850 dalam satuan Rupiah per saham. Pada tahun
yang sama, Perseroan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah Rp 871,9 miliar atau setara dengan 871.912.800
saham. Pada tahun 1997, sebagian pemegang obligasi konversi mengkonversikan
obligasinya menjadi 280.837 saham Perseroan. Pada tahun yang sama, Perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 dalam satuan Rupiah
per saham menjadi Rp 500 dalam satuan Rupiah per saham yang mengakibatkan jumlah saham yang beredar menjadi 2.325.662.474 saham.
Pada tahun 1999, sehubungan dengan restrukturisasi hutangnya, Perseroan menerbitkan 258.398.155 rights kepada para kreditur dan pemegang obligasi Seri
III, di mana setiap pemegang satu right berhak untuk membeli satu saham Perseroan dengan harga Rp 500 dalam satuan Rupiah per saham. Rights ini
dapat dieksekusi sejak tanggal 1 Juli 1999 hingga tanggal 7 Januari 2004 diperdagangkan sejak tanggal 1 Juli 1999 hingga tanggal 31 Desember 2003.
Sejumlah 253.158.665 2003: 242.609.311 saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi rights ini. Sisanya sebanyak 5.239.490 rights tidak dieksekusi
hingga berakhir masa berlakunya. Pada bulan Mei 1999, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk
memberikan 70 juta saham Perseroan sebagai kompensasi berbasis saham bagi karyawan dan eksekutif Perseroan melalui program Kompensasi Berbasis Saham
Karyawan opsi saham karyawan. Pada tanggal jatuh tempo, tanggal 18 Mei 2004, sejumlah 64.754.000 31 Desember 2003: 62.324.500 saham telah
diterbitkan sehubungan dengan eksekusi opsi saham karyawan tersebut. Pada tahun 2002, Perseroan melalui penawaran umum terbatas dengan hak
memesan efek terlebih dahulu menawarkan 1.404.780.175 saham dengan harga Rp 1.000 dalam satuan Rupiah per saham. Penawaran tersebut diselesaikan pada
bulan Februari 2003.
4. Bank Central Asia Tbk BBCA
PT Bank Central Asia Tbk Bank didirikan di negara Republik Indonesia dengan akte notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38
dengan nama N.V. Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory. Akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.58919 tanggal 10
Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank telah diubah beberapa kali; berdasarkan
akte Wargio Suhardjo, SH, pengganti notaris Ridwan Suselo, tanggal 21 Mei
1974 No. 144, nama Bank diubah menjadi PT Bank Central Asia. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk
perubahan yang dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham
Bank pada bulan Mei 2000, yang antara lain, mengubah status Bank menjadi perusahaan terbuka dan nama Bank menjadi PT
i Bank Central Asia Tbk.
Perubahan ini dilakukan dengan akte notaris Hendra Karyadi, SH, tanggal 29 Desember 1999 No.
62, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. C-
21020 HT.01.04.TH.99 tanggal 31 Desember 1999 dan diumumkan dalam Tambahan No. 1871 pada Berita Negara No. 30 tanggal 14 April 2000. Perubahan
yang menyatakan pernyataan kembali seluruh pasal dalam Anggaran Dasar telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C-21311
HT.01.04.TH.2006 tanggal 20 Juli 2006 dan diumumkan dalam tambahan No. 897 pada Berita Negara No. 68 tanggal 25 Agustus 2006.
Perubahan terakhir sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham, dimana eksekusi opsi telah
dilakukan hingga 31 Desember 2006, dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 9 Januari 2007 No. 1. Akta ini disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-HT.01.04-797 tanggal 18 Januari 2007 dan diumumkan dalam tambahan No. 185 pada Berita Negara No. 15 tanggal 20
Februari 2007. Bank mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Bank beroperasi sebagai bank umum. Bank bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh ijin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No.
42855U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Bank memperoleh ijin untuk melakukan kegiatan usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
9110KepDirUD tanggal 28 Maret 1977. Bank berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan Jenderal
Sudirman kav. 22-23. Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, Bank memiliki sejumlah cabang dan kantor perwakilan sebagai berikut:
Tahun 2008 2007
Cabang dalam negeri 842
807 Kantor perwakilan luar negeri
2 2
Jumlah 844
809
Cabang-cabang dalam negeri berlokasi di berbagai pusat bisnis utama yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor-kantor perwakilan luar negeri berlokasi di
Hong Kong dan Singapura. Berdasarkan surat keputusan Badan Penyehatan Perbankan Nasional
BPPN No. 19BPPN1998 tanggal 28 Mei 1998, BPPN mengambil alih operasi
dan manajemen Bank. Sesuai dengan keputusan tersebut, status Bank diubah menjadi Bank Taken Over BTO. Bank ditetapkan untuk ikut serta dalam
program rekapitalisasi bank berdasarkan keputusan bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No.
1 117KMK.0171999 dan No.
. 3115KEPGBI
tanggal 26 Maret 1999 mengenai pelaksanaan program rekapitalisasi bank untuk Bank Taken Over.
Sehubungan dengan program rekapitalisasi, pada tanggal 28 Mei 1999 Bank menerima pembayaran sebesar Rp 60.877 milyar dari Pemerintah Republik
Indonesia. Jumlah ini terdiri dari i nilai pokok kredit yang diberikan kepada perusahaan afiliasi yang telah diserahkan kepada BPPN terdiri dari Rp 47.751
milyar yang dialihkan secara efektif pada tanggal 21 September 1998 dan Rp
4.975 milyar yang dialihkan secara efektif pada tanggal 26 April 1999, dan ii bunga yang masih harus diterima atas kredit yang diberikan kepada perusahaan
afiliasi terhitung sejak tanggal efektif pengalihan sampai dengan tanggal 30 April 1999, sejumlah Rp
8.771 milyar, dikurangi dengan iii kelebihan saldo Bantuan Likuiditas Bank Indonesia termasuk bunga sejumlah Rp 29.100 milyar atas
pembayaran rekapitalisasi dari Pemerintah melalui BPPN sejumlah Rp 28.480 milyar. Pada tanggal yang sama, Bank menggunakan penerimaan tersebut untuk
membeli obligasi pemerintah yang baru diterbitkan sejumlah Rp .
60.877 milyar terdiri dari obligasi dengan tingkat bunga tetap sejumlah Rp 2.752 milyar dan
obligasi dengan tingkat bunga variabel sejumlah Rp 58.125 milyar melalui Bank Indonesia.
Berdasarkan surat keputusan Ketua BPPN No. SK-501BPPN0400 tanggal 25 April 2000, BPPN mengembalikan Bank kepada Bank Indonesia yang berlaku
efektif pada tanggal tersebut. Untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan Bank Indonesia No.
211PBI2000 tanggal 31 Maret 2000, Bank Indonesia mengumumkan melalui Peng. No.
24Bgub tanggal 28 April 2000,
bahwa program pemulihan termasuk restrukturisasi Bank telah selesai dan Bank telah dikembalikan ke dalam pengawasan Bank Indonesia.
Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S- 1037PM2000 tanggal 11 Mei 2000, Bank menawarkan 662.400.000 saham
melalui Penawaran Umum Perdana dengan jumlah nilai nominal Rp 331.200 juta harga penawaran Rp 1.400, dalam rupiah penuh, per saham, yang merupakan
22 dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN.
Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 31 Mei 2000.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 12 April 2001 notulen rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 25 menetapkan
untuk dilakukannya pemecahan nilai nominal saham stock split dari Rp 500, dalam rupiah penuh, per saham, menjadi Rp
250, dalam rupiah penuh, per saham dan meningkatkan jumlah saham ditempatkan sebanyak 147.199.300 saham
sejumlah 294.398.600 saham setelah stock split melalui Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham MSOP. Stock split dilakukan dengan akte notaris
Hendra Karyadi, SH, tanggal 12 April 2001 No. 30, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 18 April 2001.
Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S- 1611PM2001 tanggal 29
Juni 2001, Bank menawarkan lagi 588.800.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 147.200 juta harga penawaran Rp 900, dalam
rupiah penuh, per saham, yang merupakan 10 dari modal saham ditempatkan dan disetor saat itu, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik
Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 10 Juli 2001.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 6 Mei 2004 notulen rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 16 menetapkan untuk
dilakukannya stock split dari Rp .
250, dalam rupiah penuh, per saham, menjadi Rp 125, dalam rupiah penuh, per saham. Stock split dilakukan dengan akte notaris
Hendra Karyadi, SH, tanggal 18 Mei 2004 No. 40, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 26 Mei 2004.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 26 Mei 2005 notulen rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 42 menyetujui
untuk dilakukannya pembelian kembali saham buy back shares oleh Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia,
jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 5 dari jumlah seluruh saham Bank yang telah diterbitkan hingga tanggal 31 Desember 2004, yaitu
sebanyak 615.160.675 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp 2.153.060 juta. Dengan surat No. 77DPwB2PwB24Rahasia
tanggal 16 Nopember 2005, Bank Indonesia tidak berkeberatan dengan rencana pembelian kembali saham Bank. Per tanggal 31 Desember 2005 Bank belum
melakukan pembelian kembali saham. RUPSLB tanggal 15 Mei 2007 notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra
Karyadi, S.H., dengan Akta No. 6 menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham buy back shares tahap II oleh Bank, dengan ketentuan bahwa
pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia serta dilakukan dari waktu ke waktu selama 18 bulan terhitung sejak tanggal rapat tersebut, jumlah
saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 1 dari jumlah seluruh saham yang telah diterbitkan oleh Bank hingga tanggal 27 April 2007 atau seluruhnya
123.275.050 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp 678.013. Dengan surat No. 9160DPB 3TPB 3-2 tanggal 11
Oktober 2007, Bank telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia terkait dengan Pembelian Kembali Saham Tahap II.
RUPSLB tanggal 28 November 2007 notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 33, telah menyetujui pemecahan saham
Bank stock split dari Rp 125 nilai penuh per saham menjadi Rp 62,50 nilai penuh per saham dan karenanya diputuskan pula perubahan ayat 1, ayat 2, dan
ayat 3 Pasal 4 Anggaran Dasar Bank. Perubahan Anggaran Dasar Bank dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 11 Desember 2007 yang
diterima dan dicatat oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar
No. AHU-AH.01.10-0247 tanggal 3 Januari 2008.
RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2008 memutuskan untuk mengangkat Bapak Sigit Pramono selaku Komisaris Independen Bank, efektif sejak tanggal 20
Agustus 2008 setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat persetujuan No. 10116GBIDPIPRahasia tanggal 20 Agustus 2008.
Berdasarkan Surat No. 038IQ-ECMLTRHFJXI2008.TRIM, tanggal 26 November 2008, menyatakan bahwa aktivitas Pembelian Kembali Saham Tahap
II periode 11 Februari 2008 sampai dengan 13 November 2008 telah selesai dilaksanakan dengan jumlah pembelian sejumlah 397.562 lot atau 198.781.000
lembar dengan rata-rata perolehan Rp 3.106,88 nilai penuh per lembar saham. Sehingga jumlah pembelian kembali saham yang telah dilakukan sampai dengan
13 November 2008 sebanyak 289.767.000 lembar saham dengan nilai keseluruhan pembelian Rp 808.585.
RUPSLB tanggal 18 Desember 2008 notulen rapat dibuat oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. dengan akta No. 114, telah menyetujui
pengambilalihan seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Bank UIB, berkedudukan di Jakarta Timur, sejumlah 42.500 saham, dengan
harga pembelian akhir sebesar Rp 248.257, sehingga Bank akan menjadi pemegang 100 saham PT Bank UIB, persetujuan mana termasuk tetapi tidak
terbatas pada persetujuan terhadap rancangan akuisisi, ringkasan rancangan akuisisi dan konsep akta akuisisi dalam rangka pengambilalihan tersebut, dimana
untuk selanjutnya PT Bank UIB tersebut akan diubah kegiatan usahanya menjadi Bank Umum Syariah, termasuk kemungkinan apabila Bank bermaksud untuk
mengalihkan sebagian saham PT Bank UIB kepada pihak lain yang disetujui oleh Bank sebagai strategic partner dalam mengembangkan Bank Umum Syariah
tersebut.
5. Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI
PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk BRI didirikan pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968. Pada tanggal 29
April 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992, bentuk badan hokum BRI diubah menjadi Perusahaan Perseroan Persero.
Pengalihan BRI menjadi Persero diaktakan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli 1992 Notaris Muhani Salim, S.H., dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
dengan Surat Keputusan No. C2-6584.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73, Tambahan No.
3A tanggal 11 September 1992. Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan akta No. 7 tanggal 4 September 1998 Notaris
Imas Fatimah, S.H., pasal 2 tentang Jangka Waktu Berdirinya Perseroan dan pasal 3 tentang Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha untuk menyesuaikan dengan
ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat
Keputusan No. C2-24930.HT.01.04.Th.98 tanggal 13 November 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86, Tambahan No. 7216
tanggal 26 Oktober 1999 dan akta No. 7 tanggal 3 Oktober 2003 Notaris Imas Fatimah, S.H., antara lain tentang status perusahaan dan penyesuaian dengan
Undang-undang Pasar Modal dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-23726.HT.01.04.TH.2003
tanggal 6 Oktober 2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 88, Tambahan No. 11053 tanggal 4 November 2003.
Berdasarkan akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 Notaris Fathiah Helmi, S.H., telah dilakukan perubahan terhadap Anggaran Dasar BRI, antara lain untuk
penyesuaian dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Bapepam-LK No. IX J.I tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan
Perusahaan Publik, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-
48353.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Agustus 2008. Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan
Anggaran Dasar terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan program Management Stock Option Plan MSOP berdasarkan jumlah lembar
opsi saham yang telah dieksekusi. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar BRI yang terakhir, ruang lingkup kegiatan BRI adalah turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha dibidang perbankan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah.
Program Rekapitalisasi Bank Umum sebagai realisasi dari Program Rekapitalisasi sesuai Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999 tentang
Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Bank Pemerintah, BRI telah menerima seluruh jumlah rekapitalisasi sebesar nominal Rp
29.149.000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan dalam dua tahap yaitu sebesar nominal Rp 20.404.300 pada tanggal 25 Juli 2000
dan Rp 8.744.700 pada tanggal 31 Oktober 2000. Lebih lanjut, seperti yang disebutkan dalam Kontrak Manajemen tanggal 28 Februari 2001 antara Negara
Republik Indonesia cq. Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Keuangan dengan BRI, Pemerintah telah menetapkan bahwa jumlah kebutuhan rekapitalisasi
BRI untuk mencapai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 4 adalah sebesar Rp 29.063.531. Oleh karena itu, BRI telah mengembalikan kelebihan jumlah
rekapitalisasi sebesar Rp 85.469 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah kepada Negara Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2001.
Pada tanggal 30 September 2003, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan No. 427KMK.022003 tanggal 30 September 2003 tentang besarnya
nilai final dan pelaksanaan hak-hak Pemerintah yang timbul sebagai akibat penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam modal BRI
dalam rangka program rekapitalisasi bank umum. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, Menteri Keuangan menetapkan bahwa nilai final kebutuhan
rekapitalisasi BRI adalah sebesar Rp 29.063.531. Penawaran umum saham perdana BRI, berdasarkan pernyataan pendaftaran
tanggal 31 Oktober 2003, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara BUMN, menyetujui untuk melakukan
penawaran umum saham perdana Initial Public OfferingIPO sebesar 3.811.765.000 lembar saham biasa BRI bersamaan dengan opsi pemesanan lebih
dan opsi penjatahan lebih. Penawaran umum saham perdana meliputi penawaran kepada masyarakat internasional Peraturan 144A dari Perundang-undangan
Sekuritas dan peraturan “S” dan penawaran kepada masyarakat Indonesia. BRI menyerahkan pendaftarannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam
dan pernyataan pendaftaran tersebut telah menjadi efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam No. S-2646PM2003 tanggal 31 Oktober 2003.
Penawaran umum saham perdana BRI meliputi 3.811.765.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 Rupiah penuh per saham dengan harga jual Rp 875
Rupiah penuh per saham. Selanjutnya, opsi pemesanan lebih sejumlah 381.176.000 saham dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.764.000 saham
masing-masing dengan harga Rp 875 Rupiah penuh setiap saham telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember
2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik Indonesia
memiliki 59,5 saham di BRI. Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES pada
tanggal 10 November 2003, dan pada saat yang bersamaan seluruh saham BRI juga dicatatkan. Kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal
Sudirman Kav. 44-46, Jakarta, Indonesia.
6. Bank Danamon Tbk BDMN
PT Bank Danamon Indonesia Tbk Bank, berkedudukan di Jakarta, didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 berdasarkan akta notaris Meester Raden
Soedja, S.H. No. 134. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5408 tanggal 24 April 1957
dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 664, Berita Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1957.
Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum dan bank devisa masing- masing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 161259U.M.II
tanggal 30 September 1958 dan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2110DirUPPS tanggal 5 Nopember 1988 dan Surat Direktorat Perizinan dan
Informasi Perbankan no. 3744DPIPPrz tanggal 31 Desember 2001. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan
terakhir dengan akta notaris No. 14 tanggal 14 Oktober 2008 dibuat dihadapan P. Sutrisno A. Tampubulon, Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat dalam
Database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum- Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
AH.01.10-25094 tanggal 11 Desember 2008, serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan tanggal 24 Desember 2008.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut dilakukan sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor Bank dalam rangka Program Kompensasi
KaryawanManajemen Berbasis Saham EMSOP dan perubahan komposisi pemegang saham Bank per tanggal 30 September 2008.
Akta Perubahan Anggaran Dasar Bank sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan disetor Bank dalam rangka EMSOP dan perubahan komposisi
pemegang saham Bank per tanggal 31 Desember 2008 dalam proses pembuatan, akan tetapi sesuai Peraturan Bapepam dan LK No.IX.J1 poin 6.g, penambahan
modal disetor tersebut telah efektif sejak terjadinya penyetoran yaitu tanggal 31 Desember 2008 dan saham yang diterbitkan tersebut mempunyai hak yang sama
dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Bank. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank
adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang- undang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan perbankan lainnya
berdasarkan prinsip Syariah. Bank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002. Sejak Maret 2004, Bank mulai melakukan
kegiatan micro banking dengan nama Danamon Simpan Pinjam. Kantor pusat Bank berlokasi di gedung Menara Bank Danamon, Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E4
No. 6 Mega Kuningan, Jakarta.
7. Bank Mandiri Tbk BMRI
PT Bank Mandiri Persero Tbk. Bank Mandiri atau Bank didirikan di Negara Republik Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998 dan berdasarkan Akta No. 10 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 2 Oktober 1998. Akta pendirian
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C2- 16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada
Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank
Bumi Daya Persero BBD, PT Bank Dagang Negara Persero BDN, PT Bank Ekspor Impor Indonesia Persero Bank Exim dan PT Bank Pembangunan
Indonesia Persero Bapindo selanjutnya secara bersama-sama disebut Bank Peserta Penggabungan.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan program Management Stock Option Plan MSOP berdasarkan jumlah lembar opsi saham yang telah dieksekusi. Perubahan Anggaran Dasar
sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sampai dengan 31 Desember 2008 terakhir kali dilaksanakan dengan akta Notaris Dr. A.
Partomoan Pohan, S.H., LLM No. 4 tanggal 9 Januari 2009 yang telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan bukti
penerimaan pelaporan surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-00983 tanggal 26 Febuari 2009 dan telah
didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0006399.AH.01.09 tahun 2009 tanggal 26 Febuari 2009.
Selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2008 dan 2007 jumlah opsi saham yang telah dieksekusi masing-masing sebanyak 92.882.614
lembar saham dan 181.547.707 lembar saham. Penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2008 dan 2007
yang berasal dari eksekusi saham adalah masing-masing sebesar Rp 78.048 termasuk penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh dari eksekusi opsi
periode 1 Oktober 2007 sampai 31 Desember 2007 sebesar Rp 31.606 dan Rp 59.169. Penambahan agio saham periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 238.097 termasuk agio saham yang berasal dari eksekusi opsi periode 1 Oktober 2007 sampai dengan 31 Desember
2007 sebesar Rp 96.626 dan Rp 137.011. Pada akhir bulan Pebruari 1998, Pemerintah mengumumkan rencana untuk
merestrukturisasi Bank Peserta Penggabungan. Sehubungan dengan rencana restrukturisasi tersebut, Pemerintah mendirikan Bank Mandiri pada bulan Oktober
1998 dengan penyetoran tunai dan pengalihan saham Pemerintah Republik Indonesia pada Bank Peserta Penggabungan. Selisih antara harga transfer dan nilai
buku saham pada saat akuisisi tidak dihitung karena dinilai tidak praktis. Seluruh kerugian yang timbul selama periode akuisisi diakui dalam Program
Rekapitalisasi. Rencana restrukturisasi di atas dirancang untuk penggabungan usaha Bank
Peserta Penggabungan ke dalam Bank Mandiri pada bulan Juli 1999 dan rekapitalisasi Bank Mandiri. Restrukturisasi Bank Peserta Penggabungan dan
Bank Mandiri juga mencakup: a. Restrukturisasi kredit yang diberikan.
b. Restrukturisasi aktiva non-kredit yang diberikan. c. Rasionalisasi kantor cabang lokal dan luar negeri.
d. Rasionalisasi sumber daya manusia. Berdasarkan Akta Penggabungan Usaha No. 100 tanggal 24 Juli 1999 yang
dibuat di hadapan Notaris Sutjipto, S.H., Bank Peserta Penggabungan secara hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta
penggabungan usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh
Gubernur Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 19KEP.GBI1999 tanggal 29 Juli 1999. Penggabungan ini dinyatakan sah oleh Kepala Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Jakarta Selatan melalui Surat Keputusan No. 09031827089 tanggal 31 Juli 1999.
Pada tanggal efektif penggabungan usaha: a. Semua aktiva dan kewajiban Bank Peserta Penggabungan dialihkan ke
Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan. b. Semua operasi dan aktivitas bisnis Bank Peserta Penggabungan dialihkan
dan dioperasikan oleh Bank Mandiri. c. Bank Mandiri mendapat tambahan modal disetor sebesar Rp 1.000.000
nilai penuh atau setara dengan 1 satu lembar saham yang merupakan sisa saham yang dimiliki oleh Pemerintah pada masing-masing Bank
Peserta Penggabungan.
Pada tanggal efektif yang sama, Bank Peserta Penggabungan secara hukum dibubarkan tanpa proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil
Penggabungan menerima hak dan kewajiban dari Bank Peserta Penggabungan. Rekapitalisasi dilakukan dalam rangka mengatasi kondisi ekonomi yang
memburuk di Indonesia pada sektor perbankan, pada tanggal 31 Desember 1998, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998 tentang
Program Rekapitalisasi Bank Umum yang bertujuan untuk meningkatkan permodalan bank umum agar dapat memenuhi Rasio Kecukupan Modal CAR
minimum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Keikutsertaan bank umum dalam Program Rekapitalisasi didasarkan pada persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 53KMK.0171999 dan No. 3112KEPGBI tanggal 8
Februari 1999. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama tersebut, Pemerintah, antara lain, harus melakukan Program Rekapitalisasi Bank Umum terhadap
seluruh Bank Milik Negara, Bank Pembangunan Daerah dan Bank Umum yang berstatus Bank Take Over BTO oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional
BPPN. Pada tanggal 28 Mei 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
No. 52 Tahun 1999 PP No. 521999 tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia pada Bank Mandiri melalui penerbitan Obligasi
Rekapitalisasi Pemerintah oleh Menteri Keuangan dengan nilai maksimum Rp137.800.000. Pelaksanaan PP No. 521999 diatur dalam Surat Keputusan
Bersama Menteri
Keuangan dan
Gubernur Bank
Indonesia No.
389KMK.0171999 dan No. 110KEPGBI tanggal 29 Juli 1999. Selama Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut belum diterbitkan, Bank
Mandiri mengakui adanya “Tagihan kepada Pemerintah” sebesar Rp137.800.000 sesuai dengan penegasan Komitmen Pemerintah dari Menteri Keuangan melalui
Surat No. S-360MK.0171999 tanggal 29 September 1999 dan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN melalui Surat No. S-510M-
PBUMN1999 tanggal 29 September 1999. Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 11GBIDPIP tanggal 11 Oktober
1999 perihal penerbitan obligasisurat utang pemerintah dalam rangka penyertaan
modal Pemerintah Republik Indonesia di Bank Mandiri, Bank Indonesia menyetujui tagihan kepada Pemerintah tersebut di atas termasuk dalam modal inti
Bank Mandiri Tier I dalam perhitungan Rasio Kecukupan Modal CAR pada tanggal 31 Juli 1999 sampai dengan 30 September 1999, dengan syarat bahwa
selambatlambatnya tanggal 15 Oktober 1999, ObligasiSurat Utang Pemerintah telah diterima oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 1999 tanggal 24 Desember 1999 tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia di
Bank Mandiri dalam rangka Program Rekapitalisasi, Pemerintah Republik Indonesia menambah penyertaan modal sampai sejumlah maksimum Rp
42.200.000, sehingga penyertaan secara keseluruhan menjadi setinggitingginya sebesar Rp 180.000.000.
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 97 Tahun 1999 tersebut di atas, maka dalam Perjanjian Rekapitalisasi Sementara antara
Pemerintah dengan Bank Mandiri serta perubahannya, Pemerintah telah mengeluarkan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam 2 dua tahap, yaitu Rp
103.000.000 pada tanggal 13 Oktober 1999 dan Rp 75.000.000 pada tanggal 28 Desember 1999, sehingga pada tanggal 31 Desember 1999, jumlah keseluruhan
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian tersebut menjadi sebesar Rp 178.000.000.
Berdasarkan Kontrak Manajemen tanggal 8 April 2000 antara Bank Mandiri dan Pemerintah ditetapkan jumlah kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri sebesar
Rp 173.931.000, atau lebih kecil dari jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah. Dari kelebihan tersebut, sebesar Rp 1.412.000 ditahan sebagai tambahan modal
disetor, sedangkan sisa sebesar Rp 2.657.000 dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
sebanyak 2.657.000 dua juta enam ratus lima puluh tujuh ribu unit. Sesuai surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-174MK.012003
tanggal 24 April 2003 tentang pengembalian kelebihan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang sebelumnya ditahan sebagai tambahan modal, Bank Mandiri
telah mengembalikan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebesar Rp 1.412.000 kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003.
Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan KMK-RI No.227KMK.022003 tanggal 23 Mei 2003 dan KMK No. 420KMK-
022003 tanggal 30 September 2003 yang antara lain memutuskan jumlah final tambahan penyertaan modal Pemerintah sebesar Rp 173.801.315.
Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham Initial Public Offering kepada Badan
Pengawas Pasar Modal BAPEPAM pada tanggal 2 Juni 2003 dan telah dinyatakan efektif berdasarkan Surat Ketua BAPEPAM No. S-1551PM2003
tanggal 27 Juni 2003. Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham kepada masyarakat atas 4.000.000.000 lembar saham, dengan nilai nominal Rp 500 nilai penuh per lembar saham yang dijual dengan harga Rp
675 nilai penuh per lembar saham. Penawaran umum kepada masyarakat atas 4.000.000.000 lembar saham tersebut merupakan divestasi atas 20 saham Bank
Mandiri milik Pemerintah Negara Republik Indonesia. Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar saham Bank
Mandiri telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat persetujuan dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187BEJ.PSJ07-
2003 tanggal 8 Juli 2003 dan Bursa Efek Surabaya No. JKT- 028LISTBESVII2003 tanggal 10 Juli 2003.
Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri Persero menjadi PT Bank Mandiri Persero Tbk. berdasarkan perubahan anggaran dasar yang
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan telah
diumumkan pada Berita Tambahan No. 6590 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003.
Bank Mandiri melakukan Kuasi-Reorganisasi untuk menghilangkan konsekuensi negatif karena dibebani dengan saldo rugi, sesuai keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 29 Mei 2003. Penyesuaian kuasi- reorganisasi telah dibukukan pada tanggal 30 April 2003, di mana saldo rugi
sebesar Rp 162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetoragio saham.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami perubahan sehubungan dengan perubahan tambahan modal disetor karena adanya kuasi-reorganisasi
melalui Akta No. 130 yang dibuat dihadapan Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 29 September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
berdasarkan Surat Keputusan No. C-25309.HT.01.04.TH.2003 tanggal 23 Oktober 2003 dan diumumkan pada Berita Tambahan No. 93 dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 910 tanggal 23 Oktober 2003. Pada tanggal 30 Oktober 2003, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
RUPSLB telah menyetujui kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003. Risalah rapat dari RUPSLB tersebut telah diaktakan oleh Notaris Sutjipto, S.H.
dengan Akta No. 165 tanggal 30 Oktober 2003. Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia telah
melakukan divestasi lanjutan atas 10 kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar saham melalui private placement. Kantor pusat
Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 36-38 Jakarta Selatan, Indonesia.
8. Bakrie Brothers Tbk BNBR
PT Bakrie Brothers Tbk Perusahaan didirikan berdasarkan Akta No. 55 tanggal 13 Maret 1951 dari Notaris Sie Khwan Djioe dengan nama N.V. Bakrie
Brothers. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. J.A.8816 tanggal
25 Agustus 1951. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain berdasarkan Akta Notaris No. 15 tanggal 19 Juli 2008 oleh
Agus Madjid, S.H., mengenai perubahan seluruh isi anggaran dasar perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Peseroan
Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-
49901.AH.01.02 tanggal 11 Agustus 2008. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan meliputi perdagangan umum, industri, terutama produksi pipa baja, bahan bangunan dan bahan konstruksi lainnya, perangkat dan sistem komunikasi,
barang elektronik dan elektrik, serta penyertaan modal pada perusahaan lain.
Perusahaan berdomisili di Jakarta, dengan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie 2, Lantai 16, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta Selatan. Perusahaan
beroperasi secara komersial mulai tahun 1951. Pada tanggal 28 Agustus 1989, Perusahaan melakukan Penawaran Umum
Saham Perdana kepada masyarakat atas sejumlah saham Perusahaan sebanyak 2.850.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham. Seluruh
saham Perusahaan tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta BEJ. Pada tanggal 9 Maret 1990, Perusahaan kembali melakukan pencatatan atas
saham-saham para pendiri Perusahaan dalam bentuk company listing di BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES. Saham-saham yang dicatatkan dalam company
listing ini merupakan saham- saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh para pendiri Perusahaan sejumlah 16.150.000 saham biasa atas nama yang
terdiri dari 7.600.000 saham yang belum dicatatkan di bursa dan 8.550.000 saham yang dicatatkan kembali pada bursa dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per
saham. Dengan dicatatnya saham-saham ini, maka jumlah saham Perusahaan yang telah tercatat di bursa seluruhnya menjadi 19.000.000 saham.
Sesuai dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB tanggal 22 Nopember 1991 kembali Perusahaan melakukan pencatatan
atas sejumlah saham Perusahaan melalui system private placement. Perusahaan menawarkan 978.969 saham biasa atas nama yang memiliki nilai nominal sebesar
Rp 1.000 per saham yang seluruhnya dicatatkan di BEJ pada tanggal 27 Nopember 1991, sehingga jumlah saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa
pada saat itu seluruhnya menjadi 19.978.969 saham. Dalam tahun yang sama, sesuai dengan persetujuan RUPSLB, sebagaimana
tercantum dalam Akta Notaris Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM No 39 tanggal 12 Desember 1991, pada tanggal 10 Januari 1992, Perusahaan
mencatatkan lagi sejumlah saham Perusahaan di BEJ melalui mekanisme private placement. Perusahaan mencatatkan sebanyak 1.031 saham biasa atas nama
dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham, sehingga jumlah saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa menjadi 19.980.000 saham.
Selanjutnya, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I PUT I pada tanggal 27 April 1993 dalam rangka akuisisi 52,5 saham PT Bakrie
Sumatera Plantations Tbk. Dalam PUT I ini, Perusahaan menerbitkan 1.080.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham, yang
memiliki hak yang sama dengan saham-saham yang telah diterbitkan sebelumnya. Saham biasa atas nama dalam PUT I ini ditawarkan dengan harga penawaran
sebesar Rp 6.000 per saham dan seluruhnya dicatatkan di BEJ pada tanggal 4 Juni 1993. Jumlah seluruh saham Perusahaan yang tercatat di bursa sesudah PUT I ini
menjadi 21.060.000 saham. Berdasarkan persetujuan RUPSLB tanggal 19 April 1993, sebagaimana
tertuang dalam Akta Notaris Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM No. 32 tanggal 19 April 1993, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Obligasi Bakrie
Brothers I Tahun 1993 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang. Obligasi tersebut ditawarkan dengan nilai nominal Rp 50.000.000.000 dan seluruhnya
dicatatkan pada BEJ pada tanggal 27 September 1993. Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 28 April 1994, Perusahaan
melakukan pencatatan 31.590.000 saham dalam bentuk saham bonus di BEJ dan BES masing-masing pada tanggal 22 Juni 1994 dan 24 Juni 1994. Berkenaan
dengan pencatatan ini Perusahaan memberikan hak kepada setiap pemilik 2 saham Perusahaan untuk memperoleh 3 saham bonus. Saham-saham yang dicatatkan
merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham. Dengan dicatatkannya saham-saham ini, maka jumlah saham Perusahaan
yang telah tercatat di bursa seluruhnya menjadi 52.650.000 saham. Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 31 Mei 1994, Perusahaan
melakukan Penawaran Umum Terbatas PUT II dengan menerbitkan 189.540.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per
saham, yang memiliki hak yang sama dengan saham-saham Perusahaan yang telah diterbitkan sebelumnya. Saham-saham tersebut dicatatkan di BEJ dan BES
masing-masing pada tanggal 14 Juli 1994 dan 11 Juli 1994. Dengan diterbitkannya saham-saham tersebut, maka jumlah saham Perusahaan yang telah
tercatat di bursa menjadi sebanyak 242.190.000 saham. Berdasarkan persetujuan RUPSLB per tanggal 23 Mei 1995, Perusahaan
melakukan pemecahan atas nilai nominal saham dengan rasio pemecahan sebesar 1:2, sehingga setiap satu saham lama Perusahaan yang memiliki nilai nominal Rp
1.000 per saham dipecah menjadi 2 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham. Dengan dilakukannya pemecahan atas saham-saham tersebut,
maka jumlah saham Perusahaan yang tercatat di bursa menjadi sebanyak 484.380.000 saham.
Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 8 Nopember 1996, Perusahaan melakukan pencatatan atas sejumlah 1.453.140.000 saham biasa atas nama,
berupa saham bonus yang dibagikan kepada para pemegang saham Perusahaan. Saham-saham bonus tersebut berasal dari kapitalisasi agio saham hasil PUT II,
yang memberikan hak kepada setiap pemilik 1 saham Perusahaan untuk memperoleh 3 saham bonus dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham.
Dengan dicatatnya saham-saham tersebut, maka jumlah saham perusahaan yang telah tercatat di bursa pada saat itu seluruhnya menjadi 1.937.520.000 lembar
saham. Pada tanggal 24 Januari 2001, Perusahaan telah mengadakan RUPSLB
yang menyetujui adanya peningkatan modal dasar serta perubahan modal yang ditempatkan dan disetor Perusahaan. Perubahan tersebut telah dilaksanakan sesuai
dengan Peraturan No. IX D.4, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dahulu Badan Pengawas Pasar Modal
Bapepam-LK No. Kep 44PM1998 tanggal 14 Agustus 1998, tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Sehubungan
dengan perubahan tersebut, Anggaran Dasar Perusahaan telah diubah berdasarkan Akta No. 154 tanggal 31 Agustus 2001 dari Notaris Agus Madjid, S.H., mengenai
perubahan modal yang ditempatkan dan disetor Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
sebelumnya Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C 09904 HT.01.04.TH.2001 tanggal 4 Oktober 2001.
Pada tanggal 25 Oktober 2001, Perusahaan melakukan Penambahan Modal Tanpa HMETD sehubungan dengan pelaksanaan restrukturisasi hutang dengan
menerbitkan 36.812.880.000 saham Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 70
per saham, yang memiliki hak yang sama dengan saham Seri A yang telah diterbitkan sebelumnya. Saham Seri B tersebut dicatatkan di BEJ pada tanggal 25
Oktober 2001 dan di BES pada tanggal 31 Oktober 2001. Dengan demikian, maka
pada tanggal 31 Desember 2001 seluruh saham Perusahaan yang tercatat di bursa menjadi sebanyak 38.750.400.000 saham.
Berdasarkan persetujuan RUPSLB yang diadakan pada tanggal 28 Pebruari 2005 sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Agus Madjid, S.H. No. 1
tanggal 1 Maret 2005, dan telah dilaporkan dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan surat Keputusan No. C-
05619HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 3 Maret 2005, Perusahaan melakukan perubahan atas nilai nominal saham yang diakibatkan oleh adanya penggabungan
saham yang dilaksanakan dengan rasio 5:1. Setiap 5 saham Perusahaan digabung menjadi 1 saham baru, sehingga komposisi modal dasar Perusahaan setelah
dilakukan penggabungan saham terdiri dari 1.550.016.000 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 2.500 per saham dan 7.362.576.000 saham Seri B dengan nilai
nominal Rp 350 per saham. Dengan demikian, sejak tanggal 17 Maret 2005, seluruh saham Perusahaan yang tercatat di Bursa adalah 7.750.080.000 saham.
Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 29 April 2005, sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Abdul Madjid S.H. No. 1 tanggal 2 Mei 2005,
pemegang saham memberikan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh.
Pemegang Saham juga memberikan persetujuan atas penerbitan 19.220.198.400 saham baru Seri C melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas III PUT III
dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD. Saham Seri C tersebut merupakan saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang memiliki
hak yang sama dengan saham-saham Perusahaan yang telah diterbitkan sebelumnnya. Dengan dicatatkannya saham baru ini, jumlah saham Perusahaan
yang tercatat di bursa menjadi sebanyak 26.970.278.400 saham. Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 6 Juni 2007, sebagaimana tertuang
dalam Akta Notaris Abdul Madjid, S.H., No. 26 tanggal 15 Juni 2007, pemegang saham memberikan persetujuan atas peningkatan modal disetor penuh melalui
Employee Stock Option Program ESOP dan Management Stock Option Program MSOP.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 44 tanggal 21 Febuari
2008, pemegang saham perusahaan memberikan persetujuan peningkatan nilai nominal saham perusahaan melalui pengurangan jumlah saham reverse stock
dengan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dengan peningkatan nilai nominal saham tersebut. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan keputusan
rapat perusahaan yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 52 tanggal 26 Febuari 2008, para pemegang saham perusahaan memberikan
persetujuan peningkatan modal dasar perusahaan dari semula Rp 19 triliun terdiri dari 44.393.176.000 lembar saham sebelum reverse stock menjadi 22.196.588.000
lembar saham menjadi Rp 80 triliun terdiri dari 372.196.588.000 lembar saham yang merupakan prasyarat untuk rencana Penawaran Umum Terbatas IV.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No.AHU-09414.AH.01.01 tahun 2008 tanggal 26 Febuari 2008. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan
pada tanggal 17 Maret 2008, para pemegang saham perusahaan menyetujui PUT IV dengan menerbitkan saham baru Seri C sejumlah 80.236.578.240 lembar
melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD dengan harga pelaksanaan Rp 500 per lembar saham dan menyetujui perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan dalam rangka peningkatan modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan sehubungan dengan pelaksanaan HMETD.
Berkenaan dengan PUT IV, perusahaan juga menerbitkan waran, dimana setiap 17 saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 waran Seri I yang
diberikan secara sebagai insentif bagi pemegang saham perusahaan danatau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya dengan jumlah waran sebanyak
4.719.798.720 dengan harga pelaksanaan Rp 620.
9. Bank CIMB Niaga Tbk BNGA
PT Bank Niaga Tbk Bank merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia, berkedudukan di Jakarta
dengan alamat Jalan Jenderal Sudirman Kavling 58, Jakarta, anggaran dasarnya termuat dalam Akta Pendirian Perusahaan yang dibuat di hadapan Raden Meester
Soewandi, notaris di Jakarta, No. 90 tanggal 26 September 1955, dan diubah dengan akta notaris yang sama No. 9 tanggal 4 Nopember 1955. Akta-akta ini
mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. J.A.511015
tanggal 1 Desember 1955, didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 13 Desember 1955, berturut-turut di bawah No. 2126 dan 2127 dan diumumkan
dalam Tambahan No. 729 pada Berita Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal 4 September 1956.
Pada tanggal 28 Mei 2008, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk. Perubahan
nama tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-32968.AH.01.02 tahun 2008 tanggal
13 Juni 2008 dan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
1056KEP.GBI2008 tanggal 22 Juli 2008. Anggaran Dasar Bank CIMB Niaga telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir dengan Akta No. 10 tanggal 21 Nopember 2008 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta, mengenai
perubahan pasal 4 ayat 4.2 Anggaran Dasar Bank CIMB Niaga sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari hasil eksekusi Waran Seri
I sebesar Rp 1.000, sehingga jumlah keseluruhan modal ditempatkan dan disetor Bank CIMB Niaga meningkat menjadi Rp 1.552.420. Perubahan ini telah diterima
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.10-24908 tanggal 9 Desember 2008.
Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank Niaga, ruang lingkup kegiatan Bank Niaga adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-
undang dan peraturan yang berlaku, dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Bank Niaga mulai melakukan kegiatan perbankan
berdasarkan prinsip Syariah pada tanggal 27 September 2004. Bank Niaga memperoleh izin usaha sebagai bank umum, bank devisa dan
bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah masing-masing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 249544U.M.II tanggal 11
Nopember 1955, surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 7116KepDirUD tanggal 22 Nopember 1974 dan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
671KEP.GBI2004 tanggal 16 September 2004.
Sesuai persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-32968.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 13 Juni 2008 tentang
Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, dan persetujuan Gubernur Bank Indonesia sesuai Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
1056KEP.GBI2008 tanggal 22 Juli 2008 tentang Persetujuan Perubahan izin usaha atas nama PT Bank Niaga Tbk menjadi izin usaha atas nama PT Bank
CIMB Niaga Tbk, maka nama PT Bank Niaga Tbk berubah menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk.
10. Bank International Indonesia Tbk BNII
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Bank adalah perusahaan terbatas yang didirikan di Republik Indonesia pada tahun 1959, berdasarkan akta No. 53
tanggal 15 Mei 1959 dari notaris pengganti Soeleman Ardjasasmita, S.H. dan telah diubah dengan akta No. 9 tanggal 4 Agustus 1959 dan No. 21 tanggal 6
Oktober 1959 dari notaris Eliza Pondaag, S.H. di Jakarta. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat
Keputusannya No. J.A.511218 tanggal 2 Nopember 1959 dan telah didaftarkan ke Kantor Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 2116 tanggal 5 Nopember 1959.
Pada tanggal 31 Maret 1980 Bank melakukan penggabungan usaha merger dengan PT Bank Tabungan Untuk Umum 1859, Surabaya. Keputusan merger ini
dituangkan dalam akta notaris Arianny Lamoen Redjo, S.H. No. 17 tanggal 31 Maret 1980.
Sesuai dengan
Surat Keputusan
Direksi Bank
Indonesia No.
2111DirUPPS tanggal 9 Nopember 1988, Bank memperoleh peningkatan status menjadi Bank Devisa. Pada tanggal 5 September 2002, dengan akta No. 16 dari
Notaris Fathiah Helmi, S.H. yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C-
19589.HT.01.04.TH.2002 tanggal 10 Oktober 2002, Bank menambah aktivitas perbankan Syariah dalam aktivitas komersial Bank. Bank mulai melakukan
kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak bulan Mei 2003. Pada tahun 2008, Anggaran Dasar Bank telah mengalami dua kali
perubahan. Perubahan pertama dalam rangka penyesuaian dengan Undang- Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan
pelaksanaannya. Perubahan ini didokumentasikan dalam akta No. 10 dari notaris Engawati Gazali, S.H., tanggal 16 Juli 2008 dan telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat No. AHU- 56218. AH.01.02.Tahun.2008 tanggal 28 Agustus 2008.
Pada tanggal 1 Desember 2008 Bank menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang menyetujui untuk mengubah pasal 4 ayat 1 dan
pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan modal dasar dan modal dasar yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Keputusan ini
didokumentasikan dalam surat No.600ZXI02XII2008 notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., tanggal 1 Desember 2008. Perubahan kedua ini sedang dalam
proses legalisasi. Bank menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan
perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Kantor pusat Bank beralamat di Jalan M.H. Thamrin, No. 51, Jakarta Pusat.
Bank memiliki 1 kantor pusat, 64 kantor cabang dan 181 kantor cabang pembantu, dan 4 kantor cabang Syariah per 31 Desember 2008 2007: 1 kantor pusat, 64
kantor cabang dan 171 kantor cabang pembantu, dan 2 kantor cabang Syariah, 2006: 1 kantor pusat, 64 kantor cabang dan 167 kantor cabang pembantu, dan 1
kantor cabang Syariah. Jumlah karyawan Bank per 31 Desember 2008, 2007 dan 2006 adalah masing-masing 7.423, 7.075 dan 7.082 karyawan.
Pada bulan Mei 1999, sebagai bagian dari Program Rekapitulasi Perbankan Nasional, Pemerintah Indonesia melakukan penyertaan modal pada Bank sebesar
Rp 8.714.000. Pada bulan Januari 2000, Bank mengembalikan dana rekapitalisasi sebesar Rp 2.086.425 kepada Pemerintah Indonesia, sehingga jumlah penyertaan
modal Pemerintah Indonesia pada Bank adalah sebesar Rp 6.627.575. Pada bulan Juli 2001, Bank Indonesia menetapkan Bank sebagai bank dalam
penyehatan dan menyerahkan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN. Dengan membaiknya kondisi Bank, pada bulan Maret 2004,
Gubernur Bank Indonesia mencabut status Bank sebagai bank dalam penyehatan dan menerima kembali Bank dari BPPN.
Pada tanggal 2 April 2002, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menyetujui perubahan modal dasar Bank dengan menambah seri saham yaitu
saham Seri D dengan nilai nominal Rp 5 nilai penuh per saham sehingga jumlah modal dasar Bank sebesar Rp 38.000.000 terdiri dari 3.881.462.307 saham Seri A
dengan nilai nominal Rp 500 nilai penuh per saham; 40.856.044.855 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 125 nilai penuh per saham; 52.595.515.440 saham
Seri C dengan nilai nominal Rp 125 nilai penuh per saham; dan 4.875.564.761.925 saham Seri D dengan nilai nominal Rp 5 nilai penuh per
saham. Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ini telah didokumentasikan dalam akta No. 2 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. tanggal 2
April 2002 dan telah dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana termuat dalam Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran
Dasar Bank No. C-05634.HT.01.04.TH.2002 tanggal 5 April 2002 dan telah didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Jakarta Pusat No. 3698RUB.09.05IV2002 tanggal 18 April 2002. Pengolahan dan analisis data untuk penelitian ini dibatasi pada perusahaan-
perusahaan yang stabil dalam kinerjanya dan bertahan pada keadaan perekonomian di IndonesiaNasional maupun DuniaInternasional dari semua
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 Lampiran 1 selama tahun 2004 sampai 2009. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengolahan data,
maka dapat ditentukan perusahaan-perusahaan yang stabil sejak bulan Februari 2005 sampai dengan Januari 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Dua puluh empat 24 perusahaan LQ45 yang bertahan dari Februari 2004-Januari 2009
No Kode
Nama Perusahaan No
Kode Nama Perusahaan
1 AALI
Astra Argo Lestari Tbk 13
INCO International Nickel Indonesia Tbk
2 ANTM
Aneka Tambang Persero Tbk 14
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
3 ASII
Astra International Tbk 15
INKP Indah Kiat Pulp Paper Tbk
4 BBCA
Bank Central Asia Tbk 16
ISAT Indosat Tbk
5 BBRI
Bank Rakyat Indonesia Tbk 17
KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
6 BDMN
Bank Danamon Tbk 18
MEDC Medco Energi International Tbk
7 BMRI
Bank Mandiri Tbk 19
PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk
8 BNBR
Bakrie Brothers Tbk 20
PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
9 BNGA
Bank CIMB Niaga Tbk 21
SMCB Holcim Indonesia Tbk
10 BNII
Bank International Indonesia Tbk 22
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
11 BUMI
BUMI Resources Tbk 23
UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk
12 ENRG
Energi Mega Persada Tbk 24
UNTR United Tractors Tbk
Sumber: Data diolah
Pengolahan analisis data dalam penelitian ini dibatasi dari 24 perusahaan diambil menjadi 10 perusahaan nomor urut 1 sampai 10 pada Tabel 2 yang
berada dalam posisi bertahan, karena pada prinsipnya data-data yang diperoleh sama. Selanjutnya dihitung dan dianalisis tentang Laporan Keuangan, Laporan
Laba Rugi, Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak NOPAT, Hutang Kewajiban, Modal Ekuitas Pemilik, Total Aset Total Aktiva, Return On Invesment ROI
pada 10 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Pembahasan dan analisis data dapat dilihat di bawah ini.
4.3. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan menunjukkan kondisi perkembangan usaha dari perusahaan-perusahaan dan pengelolaan dana dari para investor yang pada
dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian, serta memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan status perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang diolah dan dianalisis
adalah laporan keuangan konsolidasi consolidated financial statements yang merupakan gabungan laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan.
Kondisi laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk sebagai salah satu perusahaan LQ45 yang berada pada posisi bertahan dapat dilihat pada Tabel 3.
Laporan keuangan pada Tabel 3 merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Perhitungan yang dilakukan adalah total
aktiva yang diperoleh dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Berdasarkan Tabel 3 maka dapat dilihat perkembangan perusahaan per tahun, yaitu: pada tahun
2004, PT Astra Agro Lestari Tbk AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 1.243.319.000.000,- dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 2.139.502.000.000,-
sehingga jumlah aktiva Rp. 3.382.821.000.000,- dan tahun 2005 perusahaan AALI memiliki jumlah aktiva lancar sebesar Rp. 686.549.000.000,- dan jumlah aktiva
tidak lancar sebesar Rp. 2.505.166.000.000,- sehingga total aktiva sebesar Rp. 3.191.715.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2005 dengan total aktiva tahun
2004 adalah –6, maka pertumbuhan aktiva perusahaan menurun. Tahun 2006, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 492.195.000.000,-
dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 3.004.770.000.000,- sehingga total aktiva Rp.
3.496.965.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2006 dengan total aktiva tahun 2005 adalah 10, maka pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat.
Tahun 2007, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 1.647.854.000.000,- dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 3.705.132.000.000,- sehingga total aktiva Rp.
5,352,986.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2007 dengan total aktiva tahun 2006 adalah 53, maka pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat.
Tahun 2008, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 1.975.656.000.000,- dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 4.544.135.000.000,- sehingga total aktiva
sebesar Rp. 6.519.791.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2008 dengan total aktiva tahun 2007 adalah 22, maka pertumbuhan aktiva perusahaan menurun.
Pada tahun 2008 pertumbuhan perusahaan hanya 22 merupakan dampak adanya krisis global pada tanggal 6 Oktober 2008.
Tabel 3. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Aktiva dalam 5 tahun terakhir.
PT Astra Agro Lestari Tbk. Tahun
dalam Jutaan Rupiah 2004
2005 2006
2007 2008
AKTIVA Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 970.156
312.807 195.440
1.012.772 867.676
Investasi jangka pendek 9.333
Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih
62.197 94.724
21.014 111.664
16.346 Piutang lain-lain
7.111 4.820
2.535 3.494
8.359 Persediaan setelah dikurangi penyisihan
persediaan usang 146.655
189.813 191.861
413.813 781.363
Uang muka 35.537
50.831 32.679
93.465 264.483
Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka 21.362
23.498 48.666
12.646 37.429
Piutang derivative 301
723
Jumlah aktiva lancer 1.243.319
686.549 492.195
1.647.854 1.975.656
Aktiva tidak lancer Kas dan setara kas yang dibatasi
penggunaannya 211
Piutang pihak hubungan istimewa 31
202 485
9,514 Aktiva pajak tangguhan, bersih
59.722 61.080
66.665 65.792
61.501 Tanaman perkebunan
Tanaman menghasilkan setelah dikurangi akumulasi penyusutan
839.494 791.385
733.368 675.236
600.653 Tanaman belum menghasilkan
21.385 101.594
295.045 667.296
1.336.623 Aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi
penyusutan 1.063.592
1.294.715 1.544.653
1.755.574 2.001.772
Goodwill, bersih 49.721
48.709 45.092
66.947 73.953
Perkebunan plasma, bersih 29.821
54.601 96.693
131.368 184.597
Tagihan restitusi pajak 43.424
115.336 170.738
258.703 199.658
Aktiva lain-lain 32.101
37.544 52.031
74.702 85.378
Jumlah aktiva tidak lancer
2.139.502 2.505.166
3.004.770 3.705.132
4.544.135 JUMLAH AKTIVA
3.382.821 3.191.715
3.496.965 5.352.986
6.519.791
Tabel 4. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Kewajiban dalam 5 tahun terakhir.
PT Astra Agro Lestari Tbk. Tahun
dalam Jutaan Rupiah 2004
2005 2006
2007 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar
Uang muka pelanggan 83.888
116.660 58.077
260.320 161.206
Hutang usaha: Pihak ketiga
100.619 114.507
99.972 151.826
265.869 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
4.500 1.877
2.272 13.899
25.586 Hutang lain-lain
6.224 5.544
3.355 4.716
9.424 Biaya yang masih harus dibayar
63.347 36.494
39.051 31.284
97.961 Hutang pajak
198.009 86.792
87.899 556.828
452.036 Pinjaman bank jangka pendek
5.000 5.000
255.250 5.000
Penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan 4.085
4.085 4.085
Bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun
63.188 36.592
10.921 Hutang derivative
2.717 Hutang obligasi, bersih
499.426 Kewajiban diestimasi
4.085 4.085
Jumlah kewajiban lancer
1.028.286 407.551
563.599 1.027.958
1.016.167
Kewajiban Tidak Lancar
Hutang pihak hubungan istimewa 790
Kewajiban pajak tangguhan, bersih 32.074
36.226 34.185
32.971 26.735
Kewajiban imbalan kerja 89.646
140.313 Pinjaman bank jangka panjang, dikurangi jatuh
tempo dalam waktu 1 tahun 55.588
18.996 Perkebunan plasma, bersih
51.224 Hutang obligasi, bersih
Penyisihan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja
62.029 25.604
60.062
Jumlah kewajiban tidak lancer 201.705
80.826 94.247
122.617 167.048
Jumlah kewajiban
1.229.991 488.377
657.846 1.150.575
1.183.215
Hak minoritas 87.495
80.696 90.542
141.809 180.331
Laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk berdasarkan kewajiban dalam 5 tahun terakhir Tabel 4 yang merupakan hasil perhitungan dari kewajiban
lancar per tahun dan kewajiban tidak lancar pertahun periode tahun 2004 sampai tahun 2009. Berdasarkan Tabel 4 maka dapat dilihat perkembangan perusahaan
per tahun, yaitu: pada tahun 2004, PT Astra Agro Lestari Tbk AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp. 1.028.286.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak
lancar Rp. 201.705.000.000,- sehingga jumlah kewajiban Rp. 1.229.991.000.000,- dengan hak minoritas sebanyak Rp. 87.495.000.000,- dan tahun 2005 perusahaan
AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp. 407.551.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 80.826.000.000,- sehingga jumlah kewajiban Rp.
488.377.000.000,- dengan hak minoritas sebanyak Rp. 80.696.000.000,-. Selisih
jumlah kewajiban tahun 2005 dengan jumlah kewajiban tahun 2004 adalah – 60, maka pertumbuhan kewajiban perusahaan menurun.
Tahun 2006,
AALI memiliki
jumlah kewajiban
lancar Rp.
563.599.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 94.247.000.000,- sehingga total kewajiban Rp. 657.846.000.000,-. Selisih total kewajiban tahun
2006 dengan total kewajiban tahun 2005 adalah 35, maka pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat.
Tahun 2007,
AALI memiliki
jumlah kewajiban
lancar Rp.
1.027.958.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 122.617.000.000,- sehingga jumlah kewajiban Rp. 1,150,575.000.000,- dengan hak minoritas
sebanyak Rp. 141.809.000.000,-. Selisih jumlah kewajiban tahun 2007 dengan jumlah kewajiban tahun 2006 adalah 75, maka pertumbuhan kewajiban
perusahaan meningkat. Tahun
2008, AALI
memiliki jumlah
kewajiban lancar
Rp. 1.016.167.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 167.048.000.000,-
sehingga jumlah kewajiban Rp. 1.183.215.000.000,- dengan hak minoritas sebanyak Rp. 180.331.000.000,-. Selisih jumlah kewajiban tahun 2008 dengan
jumlah kewajiban tahun 2007 adalah 3, maka pertumbuhan kewajiban perusahaan menurun. Pada tahun 2008 pertumbuhan perusahaan hanya 3
merupakan dampak adanya krisis global pada tanggal 6 Oktober 2008.
Tabel 5. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Ekuitas dalam 5 tahun terakhir.
PT Astra Agro Lestari Tbk. Tahun
dalam Jutaan Rupiah 2004
2005 2006
2007 2008
EKUITAS Modal saham – nilai nominal Rp 500 Rupiah
penuh Modal dasar - 4.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 786.445
787.373 787.373
787.373 787.373
Tambahan modal disetor, bersih 81.295
83.476 83.476
83.476 83.476
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali
3.173 3.173
3.173 3.173
3.173 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak
perusahaan 3.300
3.300 3.300
3.300 3.300
Saldo laba: Telah ditentukan penggunaannya
30.000 60.000
157.500 157.500
157.500 Belum ditentukan penggunaanya
1.167.468 1.691.666
1.720.091 3.032.126
4.127.769
Jumlah ekuitas
2.065.335 2.622.642
2.748.567 4.060.602
5.156.245 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
3.382.821 3.191.715
3.496.955 5.352.986
6.519.791
Hasil perhitungan laporan keuangan berdasarkan ekuitas dalam lima tahun terakhir pada tabel di atas dilakukan dengan penjumlahan ekuitas per tahun tahun
2004 sampai dengan tahun 2008. Berdasarkan Tabel 5 maka dapat dilihat perkembangan perusahaan per tahun, yaitu: pada tahun 2004, PT Astra Agro
Lestari Tbk AALI memiliki jumlah ekuitas Rp. 2.065.335.000.000,- dan tahun 2005 perusahaan memiliki jumlah ekuitas sebesar Rp. 2.622.642.000.000,-
sehingga selisih jumlah ekuitas tahun 2005 dengan jumlah ekuitas tahun 2004 adalah 27, maka pertumbuhan ekuitas perusahaan meningkat dari tahun
sebelumnya. Tahun 2006, PT AALI memiliki jumlah ekuitas sebesar Rp.
2.748.567.000.000,- dan tahun 2007 sebesar Rp. 4.060.602.000.000,- serta pada tahun 2008 sebesar Rp. 5.156.245.000.000,-. Selisih jumlah ekuitas tahun 2006
dengan jumlah ekuitas tahun 2005 adalah 5, maka pertumbuhan aktiva perusahaan menurun dari tahun sebelumnya. Selisih jumlah ekuitas tahun 2007
dengan jumlah ekuitas tahun 2006 adalah 48, maka pertumbuhan jumlah ekuitas perusahaan meningkat dari tahun sebelumnya. Selisih jumlah ekuitas tahun 2008
dengan jumlah ekuitas tahun 2007 adalah 27, maka pertumbuhan ekuitas perusahaan menurun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 pertumbuhan
ekuitas perusahaan sebesar 27 merupakan dampak adanya krisis global pada tanggal 6 Oktober 2008.
4.3.1. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu. Laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha, yaitu:
6. Penghasilan penjualan – uang diperoleh dari penjualan produk atau jasa perusahaan.
7. Harga pokok penjualan – biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan barang-barang dan jasa yang akan dijual.
8. Beban operasi yang berhubungan dengan a pemasaran dan distribusi produk atau jasa, dan b administrasi umum.
9. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dibayarkan kepada kreditur preusan dan pembayaran dividen kepada pemegang saham istimewa
bukan pembayaran dividen pada pemegang saham biasa. 10. Beban pajak, yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan pajak
pendapatan perusahaan.
Tabel 6. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Laba Rugi dalam 5 tahun terakhir.
Tahun PT Astra Agro Lestari Tbk.
dalam Jutaan Rupiah 2004
2005 2006
2007 2008
Pendapatan Bersih
3.472.524 3.370.936
3.757.987 5.960.954
8.161.217
Harga Pokok Penjualan 1.910.934
1.907.582 2.277.740
2.773.747 4.357.818
Laba Kotor
1.561.590 1.463.354
1.480.247 3.187.207
3.803.399 Beban Penjualan
77.683 91.718
108.956 88.168
161.273 Beban Umum dan administrasi
199.095 173.021
172.694 192.994
264.782
Beban Usaha 276.778
264.739 281.650
281.162 426.055
Laba Usaha
1.284.812 1.198.615
1.198.597 2.906.045
3.377.344 Beban bunga dan keuangan
115.624 31.958
25.040 7.434
179 Selisih antara realisasi kerugian dan
penyisihan kerugian yang dibukukan atas pelepasan anak perusahaan
18.365 Selisih antara akumulasi biaya
pengembangan perkebunan plasma dengan nilai konversi
26.314 44.333
34.443 25.191
16.592 Kerugiankeuntungan selisih kurs
46.555 2.592
8.901 2.289
78.310 Beban amortisasi goodwill
4.147 4.293
4.329 5.707
6.375 Pendapatan bunga
18.698 25.958
16.788 31.550
129.424 Keuntungankerugian kontrak berjangka
komoditi 4.314
2.006 7.854
403.317 Lain-lain
8.173 1.016
19.376 18.690
15.814
Penghasilan Beban Lain-lain
49.980 49.012
44.403 14.197
572.091
Laba sebelum pajak penghasilan 1.234.832
1.149.603 1.154.194
2.920.242 3.949.435
Pajak Kini 371.693
330.260 347.778
Pajak tangguhan 32.254
2.794 7.615
Beban pajak penghasilan
403.947 333.054
340.163 880.335
1.233.917
Laba sebelum hak minoritas 830.885
816.549 814.031
2.039.907 2.715.518
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan 30.103
26.139 26.713
66.479 84.499
Laba bersihNOPAT 800.782
790.410 787.318
1.973.428 2.631.019
Laporan keuangan berdasarkan laba rugi dalam 5 tahun terakhir Tabel 6 merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
Perhitungan yang dilakukan adalah penjumlahan laba usaha per tahun dengan penghasilan beban lain-lain per tahun, maka diperoleh laba sebelum pajak
penghasilan. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat perkembangan PT Astra Agro Lestari Tbk
AALI per tahun, yaitu: pada tahun 2004, perusahaan memiliki laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp. 1.234.832.000.000,- dan pada tahun 2005 sebesar