Pengumpulan Data Metodologi Penelitian

c. Ekuitas terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali, selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan, saldo laba. d. Aktiva Lancar terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan, uang muka, pajak pertambahan nilai dibayar dimuka, piutang derivatif. e. Aktiva Tidak Lancar terdiri dari kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya, piutang pihak hubungan istimewa, aktiva pajak tangguhan, aktiva tetap, Goodwill, Tagihan restitusi pajak, aktiva lain-lain. Laporan keuangan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan dengan kegiatan usaha. Prosedur analitis dapat digunakan untuk membandingkan pos-pos keuangan pada laporan tahun berjalan dengan pos-pos terkait pada laporan periode sebelumnya. Analisis persentase peningkatan dan penurunan yang berhubungan dengan pos-pos dalam laporan keuangan komparatif analisis horizontal. Jumlah setiap pos pada laporan tahun terakhir dibandingkan dengan pos terkait pada satu atau lebih laporan sebelumnya. Jumlah peningkatan atau penurunan setiap pos dicatat beserta persentase peningkatan atau penurunannya Warren, 2006. Laporan keuangan yang diperoleh dari BEI dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dikelompokkan per tahun 2004-2008, serta hasilnya dianalisis. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibandingkan pertumbuhan dan perkembangan kinerja perusahaan, yaitu pertumbuhan tahun berjalan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Selisih dari jumlah aktiva pertahun dihitung dengan menggunakan persentase, maka dapat memperlihatkan perkembangan kinerja keuangan perusahaan secara umum. Rumus perhitungan perkembangan sebagai berikut: 100 x JATS JATS JATB  ................................................ 5 Keterangan: JATB = Jumlah Aktiva Tahun Berjalan JATS = Jumlah Aktiva Tahun Sebelumnya Perhitungan pertumbuhan ini berlaku untuk pertumbuhan laporan laba rugi, NOPAT, dan Return on Investment. 2. Total AsetTotal Aktiva Tingkat laba Indeks LQ45 adalah perbandingan nilai Indeks LQ45 pada hari ke-1 dengan nilai indeks LQ45 pada hari ke t-1. Tingkat laba rata-rata Indeks LQ45 adalah Nilai rata-rata pengembalian suatu investasi dalam periode tertentu. Deviasi standar adalah tingkat fluktuasi yang distandarisasi dengan perhitungan statistik. Koefisien variasi adalah tingkat distribusi resiko dispersi dengan membandingkan standar deviasi dan laba rata-rata. 3. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi terdiri dari laba kotor diperoleh dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, beban usaha diperoleh dari beban penjualan dan beban umum. Laba usaha diperoleh dari laba kotor dan beban usaha. Bebanpendapatan lain-lain diperoleh dari beban bunga dan keuangan, selisih antara realisasi kerugian dan penyisihan kerugian atas pelepasan anak perusahaan, keuntungan kerugian selisih kurs bersih, beban amortisasi goodwill, pendapatan bunga, keuntungan kerugian kontrak berjangka komoditi dan lain-lain. Laba sebelum pajak penghasilan diperoleh dari laba usaha dan beban pendapatan lain-lain. 4. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak NOPAT Laba operasi bersih sesudah pajak NOPAT terdiri dari beban pajak penghasilan yang diperoleh dari pajak kini dan pajak tangguhan. Laba sebelum hak minoritas yang diperoleh dari laba sebelum pajak penghasilan dan beban pajak penghasilan. Laba bersih NOPAT diperoleh dari laba sebelum hak minoritas dan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan. Format Perhitungan NOPAT Young O’Byrne, 2001 adalah sebagai berikut: Pendapatan Operasi Operating Income xx + Pendapatan bunga xx + Pendapatan ekuitas xx + Pendapatan investasi lainnya xx - Beban pajak penghasilan xx - Pembebasan terhadap biaya bunga xx NOPAT yang belum disesuaikan xx Penyesuaian-penyesuaian EVA : + Beban pajak tangguhan deferred tax expense xx + Pengeluaran untuk eksplorasi xx - Amortisasi pengeluaran untuk eksplorasi yang ditangguhkan oleh EVA xx + Pengeluaran untuk Riset dan Pengembangan xx - Amortisasi pengeluaran untuk riset dan pengembangan yang ditangguhkan oleh EVA xx + Peningkatan penyisihan piutang pada tahun ini xx + Peningkatan LIFO reserve Cadangan LIFO xx + Peningkatan penyisihan penurunan nilai persediaan xx + Peningkatan penyisihan garansi xx + Peningkatan deferred income xx + Amortisasi goodwill xx NOPAT yang telah disesuaikan xx

3.2.3 Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan dibagi dalam beberapa kelompok besar. Umumnya dibagi dalam 6 kelompok, yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. Masalah likuiditas timbul apabila suatu perusahaan melakukan transaksi secara besar-besaran, di luar kemampuan yang dimiliki atau overtrading, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan kewajiban jangka pendeknya meskipun mempunyai prospek yang menjanjikan. Rasio likuiditas dalam jangka panjang akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Tingkat likuiditas dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah. a. Current Ratio CR Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang lancer. Nilai CR rendah akan berdampak pada resiko piutang dan persediaan. Ideal pemakaian CR adalah 2:1. Artinya, aktiva lancar 2 kali lebih besar dibanding hutang lancar, dengan proporsi penyusutan aktiva lancar maksimum 50. Indikator CR adalah semakin rendah CR, maka semakin baik tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi CR berarti menunjukkan ada kelebihan aktiva lancar. Secara umum aktiva lancar menghasilkan return lebih rendah dibanding aktiva tetap. Formula current ratio adalah: lancar g hu lancar aktiva CR Ratio Current tan  ................................ 6 b. Acid Test quick Ratio Quick ratio adalah rasio yang membagi aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar.